“Hidup dalam Air Mata”Chapter 16 END
HIDUP DALAM AIR MATA / PART 16 END
Chapter 16 End
Author : KA Jung Liu
Disclaimer :
Manga dan semua carekter Naruto cuma milik Masashi Kishimoto,
Naruto dan Hinata mutlak milik Masashi Kisimoto kita hanya sebatas pengagum mereka. Akan tetapi Naruto hanya milik Hinata. Dilarang keras memisahkan Naruto dari pelukan Hinata! Bagi Keluarga Naru_Hina Lover's
(UUD NHL 2013 Pasal 2 Ayat 1)
Pairing : Naruto & Hinata
Rate : M
(Untuk tidak kekerasan dan kata-kata kasar, Tidak ada adegan Limenya )
Genre :
Angst. Action, Romance, Tragedi, (Mungkin?)
Warning:
Ide cerita pasaran, OOC, AU, Typo,Tanda baca salah, No EYD, Agak BAKU, membingungkan, hati-hati karena P.O.V berubah-ubah dan masih banyak kekurangan yang lain.
.
.
.
.
Sebelumnya Di HDAM :
Pria dengan tato berbadan besar tersebut segera melepaskan penutup mata mereka , tapi tali tetap diikat ke pergelangan tangan mereka.
"Itachi ?" Bisik Sakura ketika akhirnya ia melihat siapa yang ada di balik semua ini.
"Itachi ? Apa yang kau inginkan ?"Sakura berteriak memberi Itachi death gler mematikannya namun tidak berpengaruh untuk Itachi.
"Kalian berharap aku mati kan, sayangnya aku masih hidup." Balas Itachi dengan seringai sombong.
.
.
.
.
Itachi berjalan lebih dekat ke arah mereka bertiga, Lee hendak melangkah maju melemparkan tendangan ke arah bajingan itu tapi ditahan oleh dua orang.
" Kau memiliki dua pilihan Sakura." Itachi meraih pipi Sakura memaksa mantan pemimpin itu untuk melihat ke arahnya.
"Satu, membantuku keluar dari jepang. Dua, kau akan mati di sini bersama mereka berdua "Dia menunjuk Lee dan Naruto.
Tak satu pun dari pilihan tersebut yang Sakura inginkan, dia hanya menatap Itachi tidak mengucapkan kata-kata pilihannya.
"Aku akan memberikanmu waktu untuk memikirkan hal itu." Itachi dengan kasar melepas cengkramannya dari pipi Sakura.
Kemudian dia melangkah ke depan Lee, berjongkok menyamakan tinggi mereka, ia mencengkram pipi Lee dengan tangannya memaksanya untuk melihatnya.
"Sekarang katakan padaku di mana obat-obatan yang hilang ?"
Naruto dan Sakura segera memutar kepala mereka ketika mendengar hal tersebut, keduanya terkejut pada informasi yang baru mereka dengar. Lee hanya melotot pada Itachi dengan kekuatan tiba-tiba dia menggerakkan kepalanya membenturkannya ke dahi Itachi yang masih berjongkok menyebabkan Itachi kehilangan keseimbangan dan jatuh ke belakang.
Dua pria yang melihat kejadian tersebut segera memegang Lee dan menendangnya hingga Lee tersungkur. Kiba segera bergerak membantu bossnya bangun. Itachi bangkit menatap Lee dengan tatapan marah. Dia mengambil logam perak yang tengah dipegang salah satu anak buahnya, kemudian dengan kekuatan penuh dia pukulkan ke tubuh Lee. Kedua pria yang semula memang Lee mundur untuk membiarkan boss mereka melampiaskan kemarahannya.
"Katakan padaku!" Itachi sangat berteriak. Dia mengangkat logam perak dengan ayunan yang kuat dia pukulkan kembali ke kaki Lee. Lee menjerit kesakitan saat Itachi terus memukulnya. Naruto dan Sakura tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya menatap teman mereka menderita kesakitan.
.
.
.
.
Itachi benar-benar dalam keadaan putus asa untuk mendapatkan obat-obatan yang hilang lantaran seluruh uang yang ia miliki di bank telah dibekukan oleh polisi. Dan dengan cara seperti ini dia bisa mendapatkan uang untuk membangun kembali kekuasaannya. Naruto yang hanya bisa melihat temannya kesakitan tidak bisa menahan air matanya.
"STOP IT! AKU AKAN MEMBANTUMU "Sakura! yang tidak tahan melihat adegan itu lagi berteriak, setidaknya menghentikan tindakan Itachi .
"Bagus." Dia tertawa tapi terus memukul kaki Lee.
Sakura hanya bisa berteriak dengan air mata tapi Itachi tetap menggila. Naruto mencoba bangkit untuk membantu justru mendapat sebuah tendangan dari anak buah Itachi. semakin Lee menunjukan rasa sakit maka Itachi semakin bersemangat memukulnya.
Begitu juga dengan Naruto, dia tidak memiliki kekuatan untuk membantu Lee lantaran selalu saja mendapatkan sebuah tendangan dari anak buah Itachi ketika dia mencoba bergerak.
.
.
.
.
"ITACHI TEMPAT INI TELAH dikelilingi oleh POLISI, MENYERAHKAN DIRI SEKARANG ATAU KAMI AKAN MENANGKAP MU DENGAN PAKSA!"
Pengumuman mendadak tersebut membuat Itachi berubah ekspresi, ia berhenti memukul dan melemparkan logam tersebut. Dia memelototi Sakura dan tiba-tiba menendangnya hingga Sakura tergeletak di tanah.
"Bitch!, Pasti kau yang memberi tahu Polisi"
"Bagaimana aku bisa memberitahu polisi ketika kau tiba-tiba menculik ku dan menyekapku di sini? Seharusnya kau berpikir pasti ada musuh dalam selimut disekitarmu ? "Kata Sakura dengan wajah lebam.
Melihat bagaimana reaksi Itachi, Sakura melanjutkan. " Seharusnya kau juga berpikir bagaimana polisi bisa mendapat bukti?"
Sebelum Itachi bisa memikirkan kembali situasi yang di jabarkan Sakura, sekelompok polisi datang menerobos masuk semua dari mereka memegang senjata. Itachi segera menarik keluar pistolnya dan menembaki polisi. Semua anak buahnya melakukan hal yang sama, karena mereka juga harus melarikan diri.
Ketika Sakura dan Naruto tidak lagi dalam penjagaan, mereka segera merangkak ke arah Lee. Lee memiliki ekspresi begitu menyakitkan saat ia memegang kakinya yang terluka. Keduanya dengan hati-hati mebantu Lee berdiri, menopang Lee untuk berjalan kesudut ruangan.
.
.
.
.
Itachi melarikan diri ke luar ruanga masih dengan menembakkan peluru dari pistolnya tanpa tepat mengenai sasaran. Kiba juga mengikutinya bertindak melindungi bosnya. Itachi terus berlari dan pada akhirnya ia menemukan jalan buntu, menjadi dua pilihan untuk Itachi saat ini menyerah atau melompat dari tebing.
Namun diluar dugaan ternyata tiba-tiba Kiba mengarahkan senjatanya tepat ke kepala Itachi .
"Apa yang kau lakukan?" Itachi tidak mengerti dengan tindakan Kiba.
"Aku seorang agen rahasia, Agen Inuzuka Kiba."
.
.
.
.
#Di sisi lain,
Neji berjalan ke arah Naruto ketika semua anak buah Itachi telah ditangani oleh pasukannya. Dia mengangguk ke Naruto seperti mengatakan 'segala sesuatu berada di bawah kendali'. Beberapa detik kemudian ambulans tiba dan beberapa perawat datang membawa Lee menuju mobil dan segera dilarikan ke rumah sakit
Sesampainya di rumah sakit Lee segera dibawa ke ruang operasi. Naruto dan Sakura dengan tenang duduk di bangku luar ruangan menunggu Lee. Berita penangkapan Itachi telah tersebar di seluruh Jepang dan tidak butuh waktu lama untuk Hinata dan Ino tiba ke rumah sakit.
"Naruto-Kun!" Hinata sedikit berteriak saat ia berjalan menuju Naruto dan memeluk kekasihnya dengan erat. Wajah Hinata dipenuhi air mata karena menerima panggilan dari sepupunya, Neji tentang Naruto.
Naruto hanya mengencangkan pelukan tidak ada kata-kata yang mampu mengekspresi perasaannya saat ini, dia khawatir untuk sahabatnya Lee dan dia juga takut tidak bisa melihat Hinata lagi.
Sementara pasangan kekasih tersebut saling berpelukan, Ino perlahan berjalan menuju Sakura membuat Sakura berdiri dari duduknya saat melihat gadis itu mendekat kearahnya. Air mata sudah jatuh dari mata Ino, kekhawatiran dan ketakutan telah ditunjukkan melalui wajahnya.
Ino menangkup wajah Sakura dengan tangannya dan lebih banyak air mata meledak keluar. Ino menarik Sakura kedalam pelukannya karena tidak ada kata-kata yang dapat mengekspresikan kekhawatirannya untuk sakura. Ino telah bertekat mencintai Sakura hanya sebagai Nee-san untuknya.
.
.
.
.
#Satu Tahun Kemudian
"Tou-chan! " Yuuki kecil melompat ke atas tempat tidur dimana pria berambut pirang tengah tidur nyenyak.
Naruto menggeliat saat merasakan pukulan lembut, meraih Yuuki kecil dan menariknya ke dalam pelukan selamat pagi.
"Aigoo, Yuuki apa yang kau lakukan sepagi ini?" Naruto menggelitik putrinya.
Yuuki kecil tertawa dan berjuang lepas dari pelukan Tou-san nya, sampai Naruto akhirnya memutuskan untuk menghentikan gelitikan tersebut.
"Kaa-chan dan jii-san sudah menyiapkan sarapan." Putri pertamanya berkata, namun tidak disangka dia mendapati Tou-sannya kembali tidur.
Yuuki kecil diam-diam mencium Naruto mencoba untuk memandikan Tou-sannya dengan ciuman untuk membangunkannya. Naruto akhirnya bangun dan tertawa menjangkau dan memeluk putrinya kembali.
"Berikan Tou-chan kecupan di bibir." Naruto mencondongkan tubuh ke depan, tetapi dihalangi tangan kecil Yuuki.
"Tou-san kau belum sikat gigi ." Kata gadis kecil tersebut dengan mulut tertutup.
Naruto tertawa karena penolakan dari putrinya, ketika mendengar suara dari luar "Sarapan siap" Yuuki cepat berdiri dan beranjak dari tempat tidur.
"Pali, Tou-shan, Kaa-chan dan jii-san menunggu"
"Ara-ara, Tou-san sikat gigi dulu oke!"
Yuuki menanggapinya dengan cengirannya, kemudin keluar dari kamar tersebut.
Naruto akhirnya turun dari tempat tidur dan membersihkan diri. Dia berjalan keluar menuju dapur dan disambut oleh pemandangan Hinata dengan celemek lavender dan asistennya yaitu Lee yang juga mengenakan celemek berwarna pink sedang menyiapkan sarapan diatas meja.
Naruto tersenyum melihatnya, dia juga melihat Yuuki kecil dan Menma tengah sibuk memakan pancake buatan Lee dan Hinata. Naruto mengambil kursi yang menghadap ke arah dua anak kecil yang tengah asik dengan makanan kecil mereka.
Hinata dan Lee membawa sepiring pancake yang baru di masak juga mengambil tempat duduk.
"Ohayou Anata!" Hinata lembut menyapa suaminya sebelum mengambil tempat duduk tepat disamping Naruto dan menempatkan sepiring pancake dihadapan Naruto.
"Ohayou mo Hime"Naruto membalas dengan senyuman lembut penuh kasih kepada Hinata.
"Menma-kun katakan selamat pagi pada Jii-san ." Kata Lee saat ia duduk di dekat menma kecil.
"Ohayou, Ojii-san." Menma berkata dengan suara sedikit berteriak semangat dan segera kembali memakan pancake nya.
Naruto dan Hinata tertawa melihat tindakan Menma, yang makan dengan berantakan madu di seluruh mulutnya.
"Yuuki-chan, jangan makan terburu-buru nanti tersedak"Naruto berkata kepada putrinya yang tengah asik memakan pencake buatan Kaa-sannya.
"hmmmm...mmm"
Jawaban Yuuki membuat Hinata, Naruto, dan Lee tertawa melihat kejenakaan kedua anak kecil diruangan itu.
Benar-benar menjadi pagi yang indah bagi keluarga tersebut...
.
.
.
.
Setelah Itachi ditahan oleh polisi dan Lee selamat di bawa ke rumah sakit, polisi tidak memiliki bukti kuat untuk menangkap Sakura, Naruto, dan Lee sehingga pada akhirnya mereka bertiga tidak dikenakan hukuman untuk setiap kegiatan ilegal yang telah mereka lakukan.
Sakura memutuskan untuk membubarkan Kitsune yang berada di Jepang dan kembali ke Thailand untuk meyakinkan ayahnya memulai bisnis baru yang Ilegal. Meskipun dokter mengatakan bahwa ada tanda-tanda Sasuke akan bangun tapi hingga saat itu Sasuke masih dalam keadaan koma. Sakura memutuskan untuk memindahkan Sasuke kembali ke Thailand untuk pengobatan serta pengawasan yang lebih baik.
Lee dan Naruto akhirnya bebas dari geng, meskipun Lee telah sepenuhnya pulih dari cedera, tapi karena kaki kirinya terluka parah hal tersebut menyebabkannya pincang saat berjalan.
Sakura sempat menawarkan Lee dan Naruto untuk terus membantunya dalam membangun bisnis baru, tapi Naruto menolaknya karena dia ingin tinggal di Jepang untuk hidup bersama Hinata. Lee yang menganggap Naruto seperti keluarganya juga mengikutinya. Lee ingat bahwa dia mengikuti semua jalan hidup yang di tempuh Naruto termasuk bergabung ke dalam Kitsune. Sekarang ketika Naruto ingin hidup sederhana maka ia juga memutuskan untuk mengikuti pilihan Naruto. Adapun obat-obatan Lee tidak berniat untuk menemukannya lagi.
Dengan uang yang mereka tabung, Naruto dan Lee memutuskan untuk membuka sebuah kedai kopi kecil. Lee akhirnya menemukan kecintaannya pada memanggang kue dan memasak yang mulai ia jual di kedai. Kedai kopi mereka segera menjadi digemari banyak gadis-gadis muda karena kehadiran Naruto dan Lee, duo tampan di kedai tersebut.
Hinata melanjutkan pendidikannya, akan tetapi pindah bersama dengan Naruto setelah mereka berdua memutuskan untuk menikah. Orangtua Hinata sangat perhatian kepada mereka, mereka tahu bahwa keduanya telah melalui banyak hal hingga akhirnya mereka bisa bersama-sama. Sebagai hadiah pernikahan mereka, Orangtua angkat Hinata membangun sebuah rumah di dekat warung kopi untuk tempat tingal Hinata dan Naruto.
.
.
.
.
Bagai mana mereka memiliki Yuuki dan Menma, jawabannya mari kita tengok cerita yang satu ini sebentar.
#Flash Back
Satu hari di depan warung kopi Lee tengah selesai menutup cafenya. Dia tidak menyadari bahwa seorang anak kecil kisaran usia 6 tahun, berwajah polos memiliki rambut berwarna biru tua beriris biru laut serta memiliki tiga helai rambut menyerupai kumis di masing-masing pipinya, sejak tadi duduk di dekat kafe tersebut dengan membawa sebuah surat berada di genggaman tangannya memperhatikan Lee.
Ketika anak kecil itu melihat seseorang yang pincang berjalan pergi dari cafe tersebut, ia berlari mengarah kepada Lee menarik baju Lee untuk membuat Lee berhenti berjalan. Setelah Lee berhenti dia menghadapi anak kecil itu.
"Ada apa nak ?"Lee bertanya dengan lembut dan tak lupa dengan senyuman.
Namun anak itu tidak membalas pertanyaannya melainkan menyodorkan kepada Lee surat yang berada di genggamannya.
Ternyata isi suratnya mengatakan bahwa anak itu bernama Menma dan anak kecil itu adalah anaknya. Lee tidak tahu apakah Menma benar-benar anaknya, surat itu dari seorang gadis yang tidur dengan Lee dan Lee sadar bahwa hampir semua gadis yang tidur dengannya tidak perawan.
Lee melihat kembali ke arah anak kecil yang kini hanya bisa menundukan kepalanya serendah mungkin mencoba menahan kesedihannya lantaran dia di buang oleh ibu kandungnya sendiri.
"Baiklah Menma-kun, aku tidak perduli seandainya kau bukan anak kandungku sekalipun. yang pasti aku akan mereawat dan menjagamu" Lee berkata mengacak-acak rambut Menma kemudian menggenggam tangan kecil Menma dan membawanya pulang. Sekarang Menma adalah segalanya bagi Lee.
.
.
.
.
Kisah Yuuki juga hampir serupa dengan Menma, hanya saja pada saat itu Naruto dan Hinata sedang berbelanja bersama untuk keperluan rumah baru mereka, ketika itu Hinata meminta Naruto menemaninya pergi ke kamar mandi.
"Naruto-kun, bisakah kita berhenti sebentar mencari toilet ? aku ingin ke kemar kecil sebentar"Hinata meminta suaminya tercinta.
"Kenapa tidak, hmm"Naruto menanggapinya dengan senyuman lembut.
Setelah mereka menemukan kamar mandi Hinata pergi kedalam, sementara Naruto dengan sabar menunggunya di luar. Sambil menunggu Hinata, tiba-tiba seorang wanita menghampiri Naruto.
"Permisi tuan, bisakah anda menjaga gadis kecilku sebentar sementara aku masuk kedalam"
"Tentu nyonya, dengan senang hati"
"Arigatou gozaimasu Tuan" Wanita itu berterimakasih dengan membungkukan badannya dan masuk kedalam kamar mandi.
Sembari menunggu Naruto berbincang dengan gadis kecil tersebut.
"Siapa namamu gadis manis ?"
"Yuuki, Tuan" gadis kecil itu menjawab dengan sura pelan namun masih terdengar oleh Naruto.
"Ahahaha, panggil aku Naruto"
"Arigatou Naruto Jii-san"
Akhirnya Naruto memutuskan untuk membunu waktu dengan bercerita kepada gadis kecil tersebut, Naruto menemukan bahwa gadis kecil tersebut adalah gadis kecil yang cerdas dan lucu, yang membuat naruto tertark adalah warna rambutnya yang senanda dengan warna rambut istri tercintanya namun uniknya warna iris mata yang dimilki gadis kecil itu senanda dengan warna matanya, seolah-olah menggambarkan wajah ciri anak mereka kelak.
Hingga Hinata keluar dari kamar mandi.
"Naruto-kun !" Hinata sedikit terkejut ketika Naruto tengah akrab dengan seorang gadis kecil.
"Hinata-chan, kau sudah selesai, mari ku perkenalkan kepada Yuuki..."Naruto memperkenalkan Yuuki kepada Hinata dan menceritakan bahwa ibunya menitipkannya dan sedang berada di dalam, akhirnya Hinata dan Naruto memutuskan untuk menunggu kembali. Namun, Setelah hampir lima jam mereka menunggu, wanita tersebut tidak pernah kembali.
Naruto menatap Yuuki begitu pula dengan Hinata dan merasa bahwa gadis kecil ini seperti mereka yang ditinggalkan oleh orang tuanya sendiri. Dengan izin dari Hinata, mereka akhirnya mengadopsi Yuuki sebagai anak mereka sendiri dan Yuuki telah menjadi yang paling penting kedua dalam hidup Naruo setelah Hinata.
#Flashbck End
.
.
.
.
Untuk kisah cinta Ino dan Sakura, setelah hari penangkapan Itachi dan Ino berpisah dengan Sakura di rumah sakit saat itu. Ino tidak pernah lagi melihat gadis yang lebih tua, segala sesuatu yang terjadi di antara mereka berakhir mulai dari situ. Setelah selang beberapa minggu Ino mendengar dari Naruto bahwa Sakura kembali ke Thailand bersama dengan suaminya, yang membuatnya aneh dia bahkan tidak merasakan sedih atau terluka karena di tinggalkan. Maka dari itu dia mulai menyimpulkan bahwa perasaannya selama ini tidaklah nyata dan memang salah.
Dengan berjalannya waktu ia tidak lagi merindukan Sakura, momen dengan gadis yang lebih tua itu kini telah menjadi bagian dari memori yang ia hargai, yang membuatnya segera melupakannya adalah kehadiran Sai yang di pindah tugaskan ke rumah sakit di mana Ino bekerja.
Sai adalah pria yang keras kepala dan pantang menyerah, meskipun Ino selalu menolaknya Sai tetap berusaha untuk mendekati Ino. Yang menjadi alasan mengapa Ino menolak Sai bukan karna Ino tidak menyukai Sai atau belum melupakan Sakura, akan tetapi Ino merasa bahwa dia bukan wanita yang pantas mendampingi laki-laki sebaik Sai.
Ino pernah melakukan kesalahan yang begitu fatal dengan menyerahkan keperawanannya untuk seorang gadis yang bahkan belum ia kenal. Sedangkan Sai, Ino tau sekali bahwa laki-laki itu adalah orang yang sejak dulu menyukainya, bahkan tidak pernah ingin memiliki hubungan dengan wanita lain kecuali dengan Ino.
Hingga pada suatu hari Ino tidak bisa lagi menghindari Sai. Saat itu shift keduanya berakhir secara bersamaan, moment yang selalu di tunggu oleh Sai. Ino tidak bisa lagi mengajukan alasan yang lain saat Sai meminta Ino untuk berbicara empat mata.
"Maaf Ino-chan, jika selama ini aku selalu membuatmu tidak nyaman. Tapi, setidaknya beri aku alasan yang pasti kenapa kau menolak perasaanku. Jangan hanya menghindariku atau tidak mengganggap keberadaanku."
"Kau tidak salah Sai, akulah orang yang seharusnya minta maaf kepadamu lantaran keegoisanku yang tidak pernah memberimu kesempatan bahkan untuk berbicara kepadaku... Sai, aku bukanlah wanita yang pantas untuk menerima cinta tulus darimu."
"Apa yang menjadi dasar pemikiranmu itu Ino-chan, kenapa kau bisa berkata bahwa kau tak layak untuk cintaku. Jika semua ini berkaitan dengan masalalumu, kau salah jika berpendapat seperti itu... dengarkan aku Ino-chan, siapapun orang yang berada di masalalumu yang telah merebut kesucianmu. Aku sama sekali tidak perduli, bahkan jika kau belum bisa melupakannya aku sama sekali tidak keberatan.
Aku tidak memintamu untuk melupakan seseorang yang berharga di masalalumu, Aka hanya ingin kau memberiku kesempatan untuk mencintaimu. Hanya itu saja keinginanku, jadi aku mohon berikan aku waktu untuk mebuktikan bahwa kau layak untuk cintaku.
Jika sampai saatnya nanti kau tidak pernah merasakan sesuatu kepadaku, aku akan menyerah dan membiarkanmu bersama seseorang yang kau cintai dan mencintaimu kembali. Untuk saat ini biarkan aku berada disisimu, menjagamu, dan memandikanmu dengan cinta yang kupunya hingga kau bosan menerimanya."
Ino tidak bisa menyanggah atau bahkan membalas perkataan Sai ketika Sai segera memluk erat tubuh Ino. Awalnya Ino terkejut, kemudian tanpa sadar kedua tangannya bergerak membalas pelukan dari Sai.
Yupps, tidak ada kata yang mampu menggambarkan perasaan yang Ino rasakan saat itu, yang terpenting Ino ingin mencoba untuk hidup bahagia dengan orang yang tulus mencintainya.
Setelah beberapa bulan lamanya mereka menjalin hubungan tersebut, Sai tidak pernah berhenti untuk memberikan perhatian kepada Ino sesuai dengan janjinya. Membuat Ino akhirnya benar-benar jatuh cinta kepada Sai.
.
.
.
.
#Balik lagi setahun setelah penangkapan Itachi
Itu adalah ulang tahun pertama kedai kopi Lee dan Naruto, mereka memutuskan memberikan diskon 10% untuk apa yang di jual di Kedai kopi mereka. Kedai kopi menjadi lebih ramai daripada biasanya, hampir setiap orang ikut serta mengucapkan selamat kepada pemilik kedai a.k.a Lee dan Naruto.
"Hinata!" Karin datang menghampiri Hinata dan memeluk sepupu kecilnya begitu ia memasuki kedai kopi.
Hinata segera memeluk Karin kembali kemudian beralih memeluk orang tuanya yang juga datang untuk mampir. Naruto meninggalkan meja pesanan untuk menyambut orang tua Hinata tapi karena hari itu ia benar-benar sibuk, dia tidak bisa ikut duduk dan mengobrol panjang dengan mereka.
Keluarga Hyuga mengambil tempat duduk di sudut ruangan kafe, memiliki pertemuan keluarga kecil sementara Naruto tengah menangani pekerjaannya. Beberapa menit kemudian seorang pelanggan lain berjalan memasuki kedai kopi dan itu adalah Kiba, seorang pelanggan yang baru mereka jumpai hari itu.
"Hei, selamat untuk kelancaran kedai kopi milik kalian." Dia mengucapkan selamat kepada ke dua pemilik.
"Dapatkah aku berbicara denganmu sebentar?" Dia bertanya ke arah Lee.
Lee hanya menanggapi dengan anggukan, kemudian keduanya berbicara di luar kedai.
"Aku hanya ingin memberitahumu bahwa Maito Guy benar-benar saudara kandungmu dan dia benar-benar menyayangimu ." Kiba mulai bicara. "Dia adalah teman pertamaku di geng, tapi kesalahku lah yang membuatnya meninggal." Tambah Dia.
Lee memberi Kiba tatapan bingung.
"Aku adalah orang yang menyuruhnya untuk mengambil obat-obatan, tetapi aku tidak pernah berpikir bahwa Itachi akan membunuhnya." Kiba mengatakan merasa bersalah.
Air mata yang terbentuk di mata Lee, ia langsung mengambil kerah Kiba dan mendorongnya ke dinding. Lee tak dapat mengendalikan amarahnya sehingga ia melemparkan pukulan di wajah Kiba.
Setelah tinjunya berhasil memukul Kiba setetes air mata jatuh dari sudut matanya. Dia melepaskan kerahnya dan tanpa sepatah katapun ia meninggalkan Kiba. Kiba menyeka darah dari mulutnya dan merasa lega karena setidaknya pesan terakhir Maito Guy telah ia sampaikan ke pada Lee.
.
.
.
.
Selama shift nya berjalan, diam-diam Ino mengirim pesan untuk mengucapkan selamat kepada dua sahabatnya, Hinata dan Naruto. Sayang sekali bahwa Ino tidak bisa membantu teman terbaiknya untuk mempersiapkan anniversary untuk kedai kopi mereka karena dia sibuk dengan pekerjaannya di rumah sakit begitu pula dengan Sai yang notabennya adalah seorang dokter.
Dia mematikan teleponnya dan memasukkannya ke dalam saku sebelum pembilasan toilet berpura-pura bahwa dia baru saja selesai usahanya. Dia berjalan keluar dari toilet, ketika berjalan menuju tempat semula ia melihat pacar tercintanya atau lebih tepatnya tunangannya juga berjalan ke arah yang sama.
"Sai-kun." Ino menyapa Sai yang kelihatannya tengah kesulitan lantaran membawa berkas pasien yang ditanganinya.
"Oh Ino-chan, Gomennasai aku benar-benar tidak memperhatikan sekitar"
"Kau ini lucu, sini biar aku bantu"Ino menawarkan seraya mengambil seperempat berkas yang berada di tangan Sai.
"Arigatou Ino-koi, "Sai memberikan senyum termanisnya membuat Ino hanya bisa merona.
"Oh, aku hampir lupa, gomen sepertinya aku tidak bisa mengantarmu setelah shiftmu berkahir nanti kerumah Naruto dan Hinata karena aku masih harus lembur, gomennasai"Sai tulus meminta maaf.
"Aku mengerti dan sama sekali tidak keberatan, lagi pula shiftku berakhir tidak terlalu sore jadi kau tidak perlu mengkhawatirkanku, "
Sebelum Sai menjawab ternyata mereka telah sampai di depan ruangan Sai, Ino meletakan kembali berkas yang semula ia bawa lalu memberikan Sai kecupan cepat di pipi lalu segera berlalu karena ruangannya masih seperempat jalan lagi dari tempat Sai.
"Jaane,,, Sai-kun... Ganbatte, "Ino berjalan sembari sedikit berteriak kearah Sai memberikan semangat untuknya.
"Hati-hati di jalan Ino-chan"Sai berkata untuk dirinya sendiri membalas lambaian Ino dengan senyum manisnya.
.
.
.
.
Ino selesai dengan shiftnya, dia tiba di depan pintu rumah teman terbaiknya . Dia menekan bel pintu menunggu seseorang untuk membuka pintu. Beberapa detik kemudian orang yang membuka pintu adalah Menma kecil yang tengah berada di gendongan Naruto. Ino mencubit gemas pipi Menma kemudian dia menggerakkan tangannya mencubit anak besar yang membawa Menma a.k.a Naruto.
"Hei Ino aku bukan anak kecil." Naruto protes meletakan Menma turun dan memijat pipinya.
"Tapi kau lucu, hehehe"
"Dimana Sai ?"
"Dia tidak bisa mengantarku, karena masih harus lembur merawat pasiennya"
Naruto hanya mengangguk dalam pemahaman. Ino berjalan kearah dapur, segera memeluk Hinata yang sibuk memasak bersama Lee.
Naruto kembali bermain dengan kedua anak kecilnya, memastikan mereka berdua tidak menyebabkan masalah bagi Lee dan Hinata.
Ino kemudian bergabung dalam bermain dengan dua anak dan Naruto. Adegan ini sepertinya justru menggambarkan bahwa ada empat anak dan dua orang tua di rumah tersebut. Setelah makanan siap semua orang duduk di meja makan.
.
.
.
.
"Selamat!" Ino mengangkat gelas anggur dan sisanya mengikutinya, begitu juga dengan Yuuki dan Menma yang mengangkat cangkir yang berisi air susu.
"Sungguh menakjubkan, akhirnya kami bertiga dapat bersama-sama seperti dulu ketika di panti asuhan." Ino berkata sedikit emosional, karena dia benar-benar tidak menyangka apa yang teah mereka lalui selama ini akhirnya dapat menyatukan mereka kembali.
"Aku tahu, tapi sekarang kita adalah satu keluarga besar yang bahagia." Naruto tersenyum, dia mencapai tangan Hinata memegangnya dan meremasnya dengan lembut.
Mereka semua tersenyum dan mengangguk setuju. Kini semua telah berubah dan mereka tidak harus hidup dalam ketakutan serta banyak menitikan air mata lagi.
"Tou-chan, Kaa-chan kapan aku bisa memiliki seorang adik ?" Tanya Yuuki kecil dengan tatapan polosnya.
#ukhuk... Naruto dan Hinata hampir tersedak lantaran pertanyaan polos tersebut...
Sedangkan Lee dan Ino hanya tertawa geli melihat wajah mereka yang kini tengah memerah...
Menma hanya bisa bingung melihat tingkah orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya.
Ahahaha, bukannya Naruto tidak melakukan usahanya ,hanya saja dia masih belum ingin membebani Hinata untuk segera mendapat momongan lantaran kuliah Hinata yang tinggal menunggu wisuda saja. Jadi Naruto harus benar-benar hati-hati dan bersabar.
.
.
.
.
Tamat
Chapter 16 End
Author : KA Jung Liu
Disclaimer :
Manga dan semua carekter Naruto cuma milik Masashi Kishimoto,
Naruto dan Hinata mutlak milik Masashi Kisimoto kita hanya sebatas pengagum mereka. Akan tetapi Naruto hanya milik Hinata. Dilarang keras memisahkan Naruto dari pelukan Hinata! Bagi Keluarga Naru_Hina Lover's
(UUD NHL 2013 Pasal 2 Ayat 1)
Pairing : Naruto & Hinata
Rate : M
(Untuk tidak kekerasan dan kata-kata kasar, Tidak ada adegan Limenya )
Genre :
Angst. Action, Romance, Tragedi, (Mungkin?)
Warning:
Ide cerita pasaran, OOC, AU, Typo,Tanda baca salah, No EYD, Agak BAKU, membingungkan, hati-hati karena P.O.V berubah-ubah dan masih banyak kekurangan yang lain.
.
.
.
.
Sebelumnya Di HDAM :
Pria dengan tato berbadan besar tersebut segera melepaskan penutup mata mereka , tapi tali tetap diikat ke pergelangan tangan mereka.
"Itachi ?" Bisik Sakura ketika akhirnya ia melihat siapa yang ada di balik semua ini.
"Itachi ? Apa yang kau inginkan ?"Sakura berteriak memberi Itachi death gler mematikannya namun tidak berpengaruh untuk Itachi.
"Kalian berharap aku mati kan, sayangnya aku masih hidup." Balas Itachi dengan seringai sombong.
.
.
.
.
Itachi berjalan lebih dekat ke arah mereka bertiga, Lee hendak melangkah maju melemparkan tendangan ke arah bajingan itu tapi ditahan oleh dua orang.
" Kau memiliki dua pilihan Sakura." Itachi meraih pipi Sakura memaksa mantan pemimpin itu untuk melihat ke arahnya.
"Satu, membantuku keluar dari jepang. Dua, kau akan mati di sini bersama mereka berdua "Dia menunjuk Lee dan Naruto.
Tak satu pun dari pilihan tersebut yang Sakura inginkan, dia hanya menatap Itachi tidak mengucapkan kata-kata pilihannya.
"Aku akan memberikanmu waktu untuk memikirkan hal itu." Itachi dengan kasar melepas cengkramannya dari pipi Sakura.
Kemudian dia melangkah ke depan Lee, berjongkok menyamakan tinggi mereka, ia mencengkram pipi Lee dengan tangannya memaksanya untuk melihatnya.
"Sekarang katakan padaku di mana obat-obatan yang hilang ?"
Naruto dan Sakura segera memutar kepala mereka ketika mendengar hal tersebut, keduanya terkejut pada informasi yang baru mereka dengar. Lee hanya melotot pada Itachi dengan kekuatan tiba-tiba dia menggerakkan kepalanya membenturkannya ke dahi Itachi yang masih berjongkok menyebabkan Itachi kehilangan keseimbangan dan jatuh ke belakang.
Dua pria yang melihat kejadian tersebut segera memegang Lee dan menendangnya hingga Lee tersungkur. Kiba segera bergerak membantu bossnya bangun. Itachi bangkit menatap Lee dengan tatapan marah. Dia mengambil logam perak yang tengah dipegang salah satu anak buahnya, kemudian dengan kekuatan penuh dia pukulkan ke tubuh Lee. Kedua pria yang semula memang Lee mundur untuk membiarkan boss mereka melampiaskan kemarahannya.
"Katakan padaku!" Itachi sangat berteriak. Dia mengangkat logam perak dengan ayunan yang kuat dia pukulkan kembali ke kaki Lee. Lee menjerit kesakitan saat Itachi terus memukulnya. Naruto dan Sakura tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya menatap teman mereka menderita kesakitan.
.
.
.
.
Itachi benar-benar dalam keadaan putus asa untuk mendapatkan obat-obatan yang hilang lantaran seluruh uang yang ia miliki di bank telah dibekukan oleh polisi. Dan dengan cara seperti ini dia bisa mendapatkan uang untuk membangun kembali kekuasaannya. Naruto yang hanya bisa melihat temannya kesakitan tidak bisa menahan air matanya.
"STOP IT! AKU AKAN MEMBANTUMU "Sakura! yang tidak tahan melihat adegan itu lagi berteriak, setidaknya menghentikan tindakan Itachi .
"Bagus." Dia tertawa tapi terus memukul kaki Lee.
Sakura hanya bisa berteriak dengan air mata tapi Itachi tetap menggila. Naruto mencoba bangkit untuk membantu justru mendapat sebuah tendangan dari anak buah Itachi. semakin Lee menunjukan rasa sakit maka Itachi semakin bersemangat memukulnya.
Begitu juga dengan Naruto, dia tidak memiliki kekuatan untuk membantu Lee lantaran selalu saja mendapatkan sebuah tendangan dari anak buah Itachi ketika dia mencoba bergerak.
.
.
.
.
"ITACHI TEMPAT INI TELAH dikelilingi oleh POLISI, MENYERAHKAN DIRI SEKARANG ATAU KAMI AKAN MENANGKAP MU DENGAN PAKSA!"
Pengumuman mendadak tersebut membuat Itachi berubah ekspresi, ia berhenti memukul dan melemparkan logam tersebut. Dia memelototi Sakura dan tiba-tiba menendangnya hingga Sakura tergeletak di tanah.
"Bitch!, Pasti kau yang memberi tahu Polisi"
"Bagaimana aku bisa memberitahu polisi ketika kau tiba-tiba menculik ku dan menyekapku di sini? Seharusnya kau berpikir pasti ada musuh dalam selimut disekitarmu ? "Kata Sakura dengan wajah lebam.
Melihat bagaimana reaksi Itachi, Sakura melanjutkan. " Seharusnya kau juga berpikir bagaimana polisi bisa mendapat bukti?"
Sebelum Itachi bisa memikirkan kembali situasi yang di jabarkan Sakura, sekelompok polisi datang menerobos masuk semua dari mereka memegang senjata. Itachi segera menarik keluar pistolnya dan menembaki polisi. Semua anak buahnya melakukan hal yang sama, karena mereka juga harus melarikan diri.
Ketika Sakura dan Naruto tidak lagi dalam penjagaan, mereka segera merangkak ke arah Lee. Lee memiliki ekspresi begitu menyakitkan saat ia memegang kakinya yang terluka. Keduanya dengan hati-hati mebantu Lee berdiri, menopang Lee untuk berjalan kesudut ruangan.
.
.
.
.
Itachi melarikan diri ke luar ruanga masih dengan menembakkan peluru dari pistolnya tanpa tepat mengenai sasaran. Kiba juga mengikutinya bertindak melindungi bosnya. Itachi terus berlari dan pada akhirnya ia menemukan jalan buntu, menjadi dua pilihan untuk Itachi saat ini menyerah atau melompat dari tebing.
Namun diluar dugaan ternyata tiba-tiba Kiba mengarahkan senjatanya tepat ke kepala Itachi .
"Apa yang kau lakukan?" Itachi tidak mengerti dengan tindakan Kiba.
"Aku seorang agen rahasia, Agen Inuzuka Kiba."
.
.
.
.
#Di sisi lain,
Neji berjalan ke arah Naruto ketika semua anak buah Itachi telah ditangani oleh pasukannya. Dia mengangguk ke Naruto seperti mengatakan 'segala sesuatu berada di bawah kendali'. Beberapa detik kemudian ambulans tiba dan beberapa perawat datang membawa Lee menuju mobil dan segera dilarikan ke rumah sakit
Sesampainya di rumah sakit Lee segera dibawa ke ruang operasi. Naruto dan Sakura dengan tenang duduk di bangku luar ruangan menunggu Lee. Berita penangkapan Itachi telah tersebar di seluruh Jepang dan tidak butuh waktu lama untuk Hinata dan Ino tiba ke rumah sakit.
"Naruto-Kun!" Hinata sedikit berteriak saat ia berjalan menuju Naruto dan memeluk kekasihnya dengan erat. Wajah Hinata dipenuhi air mata karena menerima panggilan dari sepupunya, Neji tentang Naruto.
Naruto hanya mengencangkan pelukan tidak ada kata-kata yang mampu mengekspresi perasaannya saat ini, dia khawatir untuk sahabatnya Lee dan dia juga takut tidak bisa melihat Hinata lagi.
Sementara pasangan kekasih tersebut saling berpelukan, Ino perlahan berjalan menuju Sakura membuat Sakura berdiri dari duduknya saat melihat gadis itu mendekat kearahnya. Air mata sudah jatuh dari mata Ino, kekhawatiran dan ketakutan telah ditunjukkan melalui wajahnya.
Ino menangkup wajah Sakura dengan tangannya dan lebih banyak air mata meledak keluar. Ino menarik Sakura kedalam pelukannya karena tidak ada kata-kata yang dapat mengekspresikan kekhawatirannya untuk sakura. Ino telah bertekat mencintai Sakura hanya sebagai Nee-san untuknya.
.
.
.
.
#Satu Tahun Kemudian
"Tou-chan! " Yuuki kecil melompat ke atas tempat tidur dimana pria berambut pirang tengah tidur nyenyak.
Naruto menggeliat saat merasakan pukulan lembut, meraih Yuuki kecil dan menariknya ke dalam pelukan selamat pagi.
"Aigoo, Yuuki apa yang kau lakukan sepagi ini?" Naruto menggelitik putrinya.
Yuuki kecil tertawa dan berjuang lepas dari pelukan Tou-san nya, sampai Naruto akhirnya memutuskan untuk menghentikan gelitikan tersebut.
"Kaa-chan dan jii-san sudah menyiapkan sarapan." Putri pertamanya berkata, namun tidak disangka dia mendapati Tou-sannya kembali tidur.
Yuuki kecil diam-diam mencium Naruto mencoba untuk memandikan Tou-sannya dengan ciuman untuk membangunkannya. Naruto akhirnya bangun dan tertawa menjangkau dan memeluk putrinya kembali.
"Berikan Tou-chan kecupan di bibir." Naruto mencondongkan tubuh ke depan, tetapi dihalangi tangan kecil Yuuki.
"Tou-san kau belum sikat gigi ." Kata gadis kecil tersebut dengan mulut tertutup.
Naruto tertawa karena penolakan dari putrinya, ketika mendengar suara dari luar "Sarapan siap" Yuuki cepat berdiri dan beranjak dari tempat tidur.
"Pali, Tou-shan, Kaa-chan dan jii-san menunggu"
"Ara-ara, Tou-san sikat gigi dulu oke!"
Yuuki menanggapinya dengan cengirannya, kemudin keluar dari kamar tersebut.
Naruto akhirnya turun dari tempat tidur dan membersihkan diri. Dia berjalan keluar menuju dapur dan disambut oleh pemandangan Hinata dengan celemek lavender dan asistennya yaitu Lee yang juga mengenakan celemek berwarna pink sedang menyiapkan sarapan diatas meja.
Naruto tersenyum melihatnya, dia juga melihat Yuuki kecil dan Menma tengah sibuk memakan pancake buatan Lee dan Hinata. Naruto mengambil kursi yang menghadap ke arah dua anak kecil yang tengah asik dengan makanan kecil mereka.
Hinata dan Lee membawa sepiring pancake yang baru di masak juga mengambil tempat duduk.
"Ohayou Anata!" Hinata lembut menyapa suaminya sebelum mengambil tempat duduk tepat disamping Naruto dan menempatkan sepiring pancake dihadapan Naruto.
"Ohayou mo Hime"Naruto membalas dengan senyuman lembut penuh kasih kepada Hinata.
"Menma-kun katakan selamat pagi pada Jii-san ." Kata Lee saat ia duduk di dekat menma kecil.
"Ohayou, Ojii-san." Menma berkata dengan suara sedikit berteriak semangat dan segera kembali memakan pancake nya.
Naruto dan Hinata tertawa melihat tindakan Menma, yang makan dengan berantakan madu di seluruh mulutnya.
"Yuuki-chan, jangan makan terburu-buru nanti tersedak"Naruto berkata kepada putrinya yang tengah asik memakan pencake buatan Kaa-sannya.
"hmmmm...mmm"
Jawaban Yuuki membuat Hinata, Naruto, dan Lee tertawa melihat kejenakaan kedua anak kecil diruangan itu.
Benar-benar menjadi pagi yang indah bagi keluarga tersebut...
.
.
.
.
Setelah Itachi ditahan oleh polisi dan Lee selamat di bawa ke rumah sakit, polisi tidak memiliki bukti kuat untuk menangkap Sakura, Naruto, dan Lee sehingga pada akhirnya mereka bertiga tidak dikenakan hukuman untuk setiap kegiatan ilegal yang telah mereka lakukan.
Sakura memutuskan untuk membubarkan Kitsune yang berada di Jepang dan kembali ke Thailand untuk meyakinkan ayahnya memulai bisnis baru yang Ilegal. Meskipun dokter mengatakan bahwa ada tanda-tanda Sasuke akan bangun tapi hingga saat itu Sasuke masih dalam keadaan koma. Sakura memutuskan untuk memindahkan Sasuke kembali ke Thailand untuk pengobatan serta pengawasan yang lebih baik.
Lee dan Naruto akhirnya bebas dari geng, meskipun Lee telah sepenuhnya pulih dari cedera, tapi karena kaki kirinya terluka parah hal tersebut menyebabkannya pincang saat berjalan.
Sakura sempat menawarkan Lee dan Naruto untuk terus membantunya dalam membangun bisnis baru, tapi Naruto menolaknya karena dia ingin tinggal di Jepang untuk hidup bersama Hinata. Lee yang menganggap Naruto seperti keluarganya juga mengikutinya. Lee ingat bahwa dia mengikuti semua jalan hidup yang di tempuh Naruto termasuk bergabung ke dalam Kitsune. Sekarang ketika Naruto ingin hidup sederhana maka ia juga memutuskan untuk mengikuti pilihan Naruto. Adapun obat-obatan Lee tidak berniat untuk menemukannya lagi.
Dengan uang yang mereka tabung, Naruto dan Lee memutuskan untuk membuka sebuah kedai kopi kecil. Lee akhirnya menemukan kecintaannya pada memanggang kue dan memasak yang mulai ia jual di kedai. Kedai kopi mereka segera menjadi digemari banyak gadis-gadis muda karena kehadiran Naruto dan Lee, duo tampan di kedai tersebut.
Hinata melanjutkan pendidikannya, akan tetapi pindah bersama dengan Naruto setelah mereka berdua memutuskan untuk menikah. Orangtua Hinata sangat perhatian kepada mereka, mereka tahu bahwa keduanya telah melalui banyak hal hingga akhirnya mereka bisa bersama-sama. Sebagai hadiah pernikahan mereka, Orangtua angkat Hinata membangun sebuah rumah di dekat warung kopi untuk tempat tingal Hinata dan Naruto.
.
.
.
.
Bagai mana mereka memiliki Yuuki dan Menma, jawabannya mari kita tengok cerita yang satu ini sebentar.
#Flash Back
Satu hari di depan warung kopi Lee tengah selesai menutup cafenya. Dia tidak menyadari bahwa seorang anak kecil kisaran usia 6 tahun, berwajah polos memiliki rambut berwarna biru tua beriris biru laut serta memiliki tiga helai rambut menyerupai kumis di masing-masing pipinya, sejak tadi duduk di dekat kafe tersebut dengan membawa sebuah surat berada di genggaman tangannya memperhatikan Lee.
Ketika anak kecil itu melihat seseorang yang pincang berjalan pergi dari cafe tersebut, ia berlari mengarah kepada Lee menarik baju Lee untuk membuat Lee berhenti berjalan. Setelah Lee berhenti dia menghadapi anak kecil itu.
"Ada apa nak ?"Lee bertanya dengan lembut dan tak lupa dengan senyuman.
Namun anak itu tidak membalas pertanyaannya melainkan menyodorkan kepada Lee surat yang berada di genggamannya.
Ternyata isi suratnya mengatakan bahwa anak itu bernama Menma dan anak kecil itu adalah anaknya. Lee tidak tahu apakah Menma benar-benar anaknya, surat itu dari seorang gadis yang tidur dengan Lee dan Lee sadar bahwa hampir semua gadis yang tidur dengannya tidak perawan.
Lee melihat kembali ke arah anak kecil yang kini hanya bisa menundukan kepalanya serendah mungkin mencoba menahan kesedihannya lantaran dia di buang oleh ibu kandungnya sendiri.
"Baiklah Menma-kun, aku tidak perduli seandainya kau bukan anak kandungku sekalipun. yang pasti aku akan mereawat dan menjagamu" Lee berkata mengacak-acak rambut Menma kemudian menggenggam tangan kecil Menma dan membawanya pulang. Sekarang Menma adalah segalanya bagi Lee.
.
.
.
.
Kisah Yuuki juga hampir serupa dengan Menma, hanya saja pada saat itu Naruto dan Hinata sedang berbelanja bersama untuk keperluan rumah baru mereka, ketika itu Hinata meminta Naruto menemaninya pergi ke kamar mandi.
"Naruto-kun, bisakah kita berhenti sebentar mencari toilet ? aku ingin ke kemar kecil sebentar"Hinata meminta suaminya tercinta.
"Kenapa tidak, hmm"Naruto menanggapinya dengan senyuman lembut.
Setelah mereka menemukan kamar mandi Hinata pergi kedalam, sementara Naruto dengan sabar menunggunya di luar. Sambil menunggu Hinata, tiba-tiba seorang wanita menghampiri Naruto.
"Permisi tuan, bisakah anda menjaga gadis kecilku sebentar sementara aku masuk kedalam"
"Tentu nyonya, dengan senang hati"
"Arigatou gozaimasu Tuan" Wanita itu berterimakasih dengan membungkukan badannya dan masuk kedalam kamar mandi.
Sembari menunggu Naruto berbincang dengan gadis kecil tersebut.
"Siapa namamu gadis manis ?"
"Yuuki, Tuan" gadis kecil itu menjawab dengan sura pelan namun masih terdengar oleh Naruto.
"Ahahaha, panggil aku Naruto"
"Arigatou Naruto Jii-san"
Akhirnya Naruto memutuskan untuk membunu waktu dengan bercerita kepada gadis kecil tersebut, Naruto menemukan bahwa gadis kecil tersebut adalah gadis kecil yang cerdas dan lucu, yang membuat naruto tertark adalah warna rambutnya yang senanda dengan warna rambut istri tercintanya namun uniknya warna iris mata yang dimilki gadis kecil itu senanda dengan warna matanya, seolah-olah menggambarkan wajah ciri anak mereka kelak.
Hingga Hinata keluar dari kamar mandi.
"Naruto-kun !" Hinata sedikit terkejut ketika Naruto tengah akrab dengan seorang gadis kecil.
"Hinata-chan, kau sudah selesai, mari ku perkenalkan kepada Yuuki..."Naruto memperkenalkan Yuuki kepada Hinata dan menceritakan bahwa ibunya menitipkannya dan sedang berada di dalam, akhirnya Hinata dan Naruto memutuskan untuk menunggu kembali. Namun, Setelah hampir lima jam mereka menunggu, wanita tersebut tidak pernah kembali.
Naruto menatap Yuuki begitu pula dengan Hinata dan merasa bahwa gadis kecil ini seperti mereka yang ditinggalkan oleh orang tuanya sendiri. Dengan izin dari Hinata, mereka akhirnya mengadopsi Yuuki sebagai anak mereka sendiri dan Yuuki telah menjadi yang paling penting kedua dalam hidup Naruo setelah Hinata.
#Flashbck End
.
.
.
.
Untuk kisah cinta Ino dan Sakura, setelah hari penangkapan Itachi dan Ino berpisah dengan Sakura di rumah sakit saat itu. Ino tidak pernah lagi melihat gadis yang lebih tua, segala sesuatu yang terjadi di antara mereka berakhir mulai dari situ. Setelah selang beberapa minggu Ino mendengar dari Naruto bahwa Sakura kembali ke Thailand bersama dengan suaminya, yang membuatnya aneh dia bahkan tidak merasakan sedih atau terluka karena di tinggalkan. Maka dari itu dia mulai menyimpulkan bahwa perasaannya selama ini tidaklah nyata dan memang salah.
Dengan berjalannya waktu ia tidak lagi merindukan Sakura, momen dengan gadis yang lebih tua itu kini telah menjadi bagian dari memori yang ia hargai, yang membuatnya segera melupakannya adalah kehadiran Sai yang di pindah tugaskan ke rumah sakit di mana Ino bekerja.
Sai adalah pria yang keras kepala dan pantang menyerah, meskipun Ino selalu menolaknya Sai tetap berusaha untuk mendekati Ino. Yang menjadi alasan mengapa Ino menolak Sai bukan karna Ino tidak menyukai Sai atau belum melupakan Sakura, akan tetapi Ino merasa bahwa dia bukan wanita yang pantas mendampingi laki-laki sebaik Sai.
Ino pernah melakukan kesalahan yang begitu fatal dengan menyerahkan keperawanannya untuk seorang gadis yang bahkan belum ia kenal. Sedangkan Sai, Ino tau sekali bahwa laki-laki itu adalah orang yang sejak dulu menyukainya, bahkan tidak pernah ingin memiliki hubungan dengan wanita lain kecuali dengan Ino.
Hingga pada suatu hari Ino tidak bisa lagi menghindari Sai. Saat itu shift keduanya berakhir secara bersamaan, moment yang selalu di tunggu oleh Sai. Ino tidak bisa lagi mengajukan alasan yang lain saat Sai meminta Ino untuk berbicara empat mata.
"Maaf Ino-chan, jika selama ini aku selalu membuatmu tidak nyaman. Tapi, setidaknya beri aku alasan yang pasti kenapa kau menolak perasaanku. Jangan hanya menghindariku atau tidak mengganggap keberadaanku."
"Kau tidak salah Sai, akulah orang yang seharusnya minta maaf kepadamu lantaran keegoisanku yang tidak pernah memberimu kesempatan bahkan untuk berbicara kepadaku... Sai, aku bukanlah wanita yang pantas untuk menerima cinta tulus darimu."
"Apa yang menjadi dasar pemikiranmu itu Ino-chan, kenapa kau bisa berkata bahwa kau tak layak untuk cintaku. Jika semua ini berkaitan dengan masalalumu, kau salah jika berpendapat seperti itu... dengarkan aku Ino-chan, siapapun orang yang berada di masalalumu yang telah merebut kesucianmu. Aku sama sekali tidak perduli, bahkan jika kau belum bisa melupakannya aku sama sekali tidak keberatan.
Aku tidak memintamu untuk melupakan seseorang yang berharga di masalalumu, Aka hanya ingin kau memberiku kesempatan untuk mencintaimu. Hanya itu saja keinginanku, jadi aku mohon berikan aku waktu untuk mebuktikan bahwa kau layak untuk cintaku.
Jika sampai saatnya nanti kau tidak pernah merasakan sesuatu kepadaku, aku akan menyerah dan membiarkanmu bersama seseorang yang kau cintai dan mencintaimu kembali. Untuk saat ini biarkan aku berada disisimu, menjagamu, dan memandikanmu dengan cinta yang kupunya hingga kau bosan menerimanya."
Ino tidak bisa menyanggah atau bahkan membalas perkataan Sai ketika Sai segera memluk erat tubuh Ino. Awalnya Ino terkejut, kemudian tanpa sadar kedua tangannya bergerak membalas pelukan dari Sai.
Yupps, tidak ada kata yang mampu menggambarkan perasaan yang Ino rasakan saat itu, yang terpenting Ino ingin mencoba untuk hidup bahagia dengan orang yang tulus mencintainya.
Setelah beberapa bulan lamanya mereka menjalin hubungan tersebut, Sai tidak pernah berhenti untuk memberikan perhatian kepada Ino sesuai dengan janjinya. Membuat Ino akhirnya benar-benar jatuh cinta kepada Sai.
.
.
.
.
#Balik lagi setahun setelah penangkapan Itachi
Itu adalah ulang tahun pertama kedai kopi Lee dan Naruto, mereka memutuskan memberikan diskon 10% untuk apa yang di jual di Kedai kopi mereka. Kedai kopi menjadi lebih ramai daripada biasanya, hampir setiap orang ikut serta mengucapkan selamat kepada pemilik kedai a.k.a Lee dan Naruto.
"Hinata!" Karin datang menghampiri Hinata dan memeluk sepupu kecilnya begitu ia memasuki kedai kopi.
Hinata segera memeluk Karin kembali kemudian beralih memeluk orang tuanya yang juga datang untuk mampir. Naruto meninggalkan meja pesanan untuk menyambut orang tua Hinata tapi karena hari itu ia benar-benar sibuk, dia tidak bisa ikut duduk dan mengobrol panjang dengan mereka.
Keluarga Hyuga mengambil tempat duduk di sudut ruangan kafe, memiliki pertemuan keluarga kecil sementara Naruto tengah menangani pekerjaannya. Beberapa menit kemudian seorang pelanggan lain berjalan memasuki kedai kopi dan itu adalah Kiba, seorang pelanggan yang baru mereka jumpai hari itu.
"Hei, selamat untuk kelancaran kedai kopi milik kalian." Dia mengucapkan selamat kepada ke dua pemilik.
"Dapatkah aku berbicara denganmu sebentar?" Dia bertanya ke arah Lee.
Lee hanya menanggapi dengan anggukan, kemudian keduanya berbicara di luar kedai.
"Aku hanya ingin memberitahumu bahwa Maito Guy benar-benar saudara kandungmu dan dia benar-benar menyayangimu ." Kiba mulai bicara. "Dia adalah teman pertamaku di geng, tapi kesalahku lah yang membuatnya meninggal." Tambah Dia.
Lee memberi Kiba tatapan bingung.
"Aku adalah orang yang menyuruhnya untuk mengambil obat-obatan, tetapi aku tidak pernah berpikir bahwa Itachi akan membunuhnya." Kiba mengatakan merasa bersalah.
Air mata yang terbentuk di mata Lee, ia langsung mengambil kerah Kiba dan mendorongnya ke dinding. Lee tak dapat mengendalikan amarahnya sehingga ia melemparkan pukulan di wajah Kiba.
Setelah tinjunya berhasil memukul Kiba setetes air mata jatuh dari sudut matanya. Dia melepaskan kerahnya dan tanpa sepatah katapun ia meninggalkan Kiba. Kiba menyeka darah dari mulutnya dan merasa lega karena setidaknya pesan terakhir Maito Guy telah ia sampaikan ke pada Lee.
.
.
.
.
Selama shift nya berjalan, diam-diam Ino mengirim pesan untuk mengucapkan selamat kepada dua sahabatnya, Hinata dan Naruto. Sayang sekali bahwa Ino tidak bisa membantu teman terbaiknya untuk mempersiapkan anniversary untuk kedai kopi mereka karena dia sibuk dengan pekerjaannya di rumah sakit begitu pula dengan Sai yang notabennya adalah seorang dokter.
Dia mematikan teleponnya dan memasukkannya ke dalam saku sebelum pembilasan toilet berpura-pura bahwa dia baru saja selesai usahanya. Dia berjalan keluar dari toilet, ketika berjalan menuju tempat semula ia melihat pacar tercintanya atau lebih tepatnya tunangannya juga berjalan ke arah yang sama.
"Sai-kun." Ino menyapa Sai yang kelihatannya tengah kesulitan lantaran membawa berkas pasien yang ditanganinya.
"Oh Ino-chan, Gomennasai aku benar-benar tidak memperhatikan sekitar"
"Kau ini lucu, sini biar aku bantu"Ino menawarkan seraya mengambil seperempat berkas yang berada di tangan Sai.
"Arigatou Ino-koi, "Sai memberikan senyum termanisnya membuat Ino hanya bisa merona.
"Oh, aku hampir lupa, gomen sepertinya aku tidak bisa mengantarmu setelah shiftmu berkahir nanti kerumah Naruto dan Hinata karena aku masih harus lembur, gomennasai"Sai tulus meminta maaf.
"Aku mengerti dan sama sekali tidak keberatan, lagi pula shiftku berakhir tidak terlalu sore jadi kau tidak perlu mengkhawatirkanku, "
Sebelum Sai menjawab ternyata mereka telah sampai di depan ruangan Sai, Ino meletakan kembali berkas yang semula ia bawa lalu memberikan Sai kecupan cepat di pipi lalu segera berlalu karena ruangannya masih seperempat jalan lagi dari tempat Sai.
"Jaane,,, Sai-kun... Ganbatte, "Ino berjalan sembari sedikit berteriak kearah Sai memberikan semangat untuknya.
"Hati-hati di jalan Ino-chan"Sai berkata untuk dirinya sendiri membalas lambaian Ino dengan senyum manisnya.
.
.
.
.
Ino selesai dengan shiftnya, dia tiba di depan pintu rumah teman terbaiknya . Dia menekan bel pintu menunggu seseorang untuk membuka pintu. Beberapa detik kemudian orang yang membuka pintu adalah Menma kecil yang tengah berada di gendongan Naruto. Ino mencubit gemas pipi Menma kemudian dia menggerakkan tangannya mencubit anak besar yang membawa Menma a.k.a Naruto.
"Hei Ino aku bukan anak kecil." Naruto protes meletakan Menma turun dan memijat pipinya.
"Tapi kau lucu, hehehe"
"Dimana Sai ?"
"Dia tidak bisa mengantarku, karena masih harus lembur merawat pasiennya"
Naruto hanya mengangguk dalam pemahaman. Ino berjalan kearah dapur, segera memeluk Hinata yang sibuk memasak bersama Lee.
Naruto kembali bermain dengan kedua anak kecilnya, memastikan mereka berdua tidak menyebabkan masalah bagi Lee dan Hinata.
Ino kemudian bergabung dalam bermain dengan dua anak dan Naruto. Adegan ini sepertinya justru menggambarkan bahwa ada empat anak dan dua orang tua di rumah tersebut. Setelah makanan siap semua orang duduk di meja makan.
.
.
.
.
"Selamat!" Ino mengangkat gelas anggur dan sisanya mengikutinya, begitu juga dengan Yuuki dan Menma yang mengangkat cangkir yang berisi air susu.
"Sungguh menakjubkan, akhirnya kami bertiga dapat bersama-sama seperti dulu ketika di panti asuhan." Ino berkata sedikit emosional, karena dia benar-benar tidak menyangka apa yang teah mereka lalui selama ini akhirnya dapat menyatukan mereka kembali.
"Aku tahu, tapi sekarang kita adalah satu keluarga besar yang bahagia." Naruto tersenyum, dia mencapai tangan Hinata memegangnya dan meremasnya dengan lembut.
Mereka semua tersenyum dan mengangguk setuju. Kini semua telah berubah dan mereka tidak harus hidup dalam ketakutan serta banyak menitikan air mata lagi.
"Tou-chan, Kaa-chan kapan aku bisa memiliki seorang adik ?" Tanya Yuuki kecil dengan tatapan polosnya.
#ukhuk... Naruto dan Hinata hampir tersedak lantaran pertanyaan polos tersebut...
Sedangkan Lee dan Ino hanya tertawa geli melihat wajah mereka yang kini tengah memerah...
Menma hanya bisa bingung melihat tingkah orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya.
Ahahaha, bukannya Naruto tidak melakukan usahanya ,hanya saja dia masih belum ingin membebani Hinata untuk segera mendapat momongan lantaran kuliah Hinata yang tinggal menunggu wisuda saja. Jadi Naruto harus benar-benar hati-hati dan bersabar.
.
.
.
.
Tamat
Comments
Post a Comment