“Hidup dalam Air Mata”Chapter 3
(Post by Dennis)
Fanfic kiriman member
~~~
“Hidup dalam Air Mata”
Chapter 3
Author : KA Jung Liu
Disclaimer : Manga dan carekter Naruto cuma milik Masashi Kishimoto,
Tapi cerita punya Author (ingat selalu Pasal 2 Ayat 1 UUDNHL) inget selalu bunyinya Naruto hanya milik Hinata. Dilarang keras memisahkan Naruto dari pelukan Hinata!
Pairing : Naruto & Hinata
Rate : T+ mungkin
Genre : Angst. Action, Romance, Tragedi
Warning: standar percakapan, OOC, AU, Typo,Tanda baca salah, No EYD, Agak BAKU, membingungkan, dan masih banyak kekurangan yang lain.
--------------------------
Arigatou untuk Admin tercinta Akasuna Sasori, yang sudah bersedia ngepost fic gajenya KA.
Arigatou untuk para reader’s yg menyempatkan untuk membaca, mengkritik, atau memberi saran. Bahkan memberikan Likenya... Love you All
Lets kita liat kelanjutannya !
Sedikit keteranga :
- $ : ..........................
Sebelumnya di HDAM:
"Dad, aku minta maaf karena aku selalu menjadi anak nakal karena ingin jauh dari kalian tapi aku sudah memutuskan aku harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan Dady and Mommy." Hinata berkata sambil cemberut memberikan ekspresi lucunya kepada orangtuanya.
Neji hanya begitu tenang sepanjang pembicaraan mereka,, dia lebih dari senang karena mengetahui bahwa Hinata akhirnya memutuskan untuk tinggal di Jepang.
--------------------------
Setelah perbincangan kecil tersebut Neji memutuskan untuk pamit karena harus kembali bertugas.
Setelah Neji pergi, Hinata membawa kopernya sendiri ke kamarnya dan mulai untuk membongkar. Belum juga dia menyelesaikan membongkar barang-barangnya. Tiba-tiba dering dari Telpon selularnya terdengar, akhirnya dia menghentikan aktivitasnya sejenak, mengambil telpon dan mengangkatnya.
“Moshi-moshi..”Hinata menanggapi si penelpon.
“Hai,,,, Imouto sekaligus sepupuku, yang paling ku sayang... Kenapa KAMu tidak bilang jika KAmU akan kembali hari ini...”Suara diseberang sana bergema ditelinga Hinata hingga dia harus menjauhkan sedikit telpon selularnya dari telingnya.
“Aish... Karin-Nee jangan berteriak seperti itu,,, Nee-chan ingin membuat telingaku tuli..??”Hinata mencoba menjawab dengan suara tenang.
“Gomen... Nee-chanmu ini hanya terlalu senang akhirnya kamu kembali,,, biarkan hari ini Kamu menjadi milik Nee-chan, Nee-chan ingin membawamu jalan-jalan...sebagai perayaan karena kamu telah kembali,,, kamu tidak boleh menolak...Karena Nee-chan sudah meminta izin pada Paman dan Bibi ”Karin Nee-san untuk Hinata atau lebih tepatnya Sepupu Hinata ini masih terus berbicara.
Hinata hendak menolak, namun terlambat karena Karin sudah tiba dirumahnya. Karin langsung saja menuju kamar Hinata.
“Imouto-chan.... I Miss You “ Karin memberi pelukang erat kepada Hinata setelah ia sampai kekamar Hinata.
“I Miss you too,,, Nee-chan “ Hinata membalas pelukan dari Karin. Setelah berpisah pelukan, Karin segera menyuruh Hinata untuk berganti baju dan menunggunya di mobil.
--------------------------
Dengan sangat terpaksa Hinata harus pergi juga karena Nee-channya memohon dengan puppy eyesnya.
Hinata akhirnya datang keluar rumah dengan pakaian sekenanya. Dia mengenakan gaun one piece hitam tanpa lengan dengan pita di pinggang, stoking hitam, jaket kecil yang lucu berlengan panjang dan sepatu hak tinggi berwarna hitam.
"Oh Kami-sama! My Little Imouto begitu cantik malam ini "teriak Karin saat ia melihat Hinata masuk ke dalam mobil, Hinata hanya tersenyum membalas pujiannya.
Setelah mereka siap Karin melaju dengan mobilnya menuju restoran berkelas khas Spanyol yang telah ia booking. Karin memimpin Hinata menuju ruang pribadi yang telah di pesan dan di sana Hinata melihat teman-teman Karin yang dia kenal.
"Ten-ten Nee-san, Temari Nee-san, Ayame Nee-san dan Shizune Nee-san !" Hinata segera menyapa mereka ketika mereka semua bergantian memeluk Hinata.
"Oh, Lihatlah gadis cantik ini! Aku yakin banyak orang Paris tergila-gila padamu "Shizune berkata setengah bercanda, ketika dia yang terakhir memeluk Hinata. Keempat Nee-san yang lain mengangguk setuju, sedangkan Hinata hanya tersipu, dan membalasnya dengan senyum manisnya.
Setelah penyambutan selesai mereka duduk kembali ketempat mereka dilanjutkan dengan makan malam, tidak ada satu detikpun terlewatkan tanpa ada suara, karena mereka makan malam mereka sambil berbincang.
Sudah lama untuk para Nee-san tidak melihat Imouto mereka, dan ketika 6 gadis ini akhirnya berkumpul yang pasti obrolan tidak akan ada habisnya.
Setelah 4 jam untuk makan malam dan berbincang ditemani beberapa cemilan mereka meninggalkan restoran. Mereka semua memutuskan untuk pergi ke klub Seiryu yang dikenal sebagai klub paling populer di Jepang.
Setelah mereka sampai. Mereka langsung memasuki klub dan seperti biasa klub itu penuh sesak dengan para remaja dan orang dewasa yang tengah menari mengikuti irama musik. Penerangan, musik yang diputar dan suasana klub entah mengapa membuat Hinata menyukai klub ini pada saat dia melangkah masuk.
Mereka menemukan tempat di dekat lantai dansa dan duduk disana. "Aku akan mengambil beberapa minuman untuk kita." Shizune berkata dengan berteriak karena musik begitu keras, dan berjalan menunjuk bar.
"Jadi kamu akhirnya menyukai tempat ini ?" Karin berteriak di telinga Hinata .
"Iya, Nee-chan, Aku menyukainya!" Teriak Hinata kembali.
"Ada banyak Pria hot disini, tapi hati-hati, jangan sampai mengikuti mereka ke sebuah hotel." Teriak Temari meperingati Imouto mereka a.k Hinata. Hinata hanya membalas dengan anggukan sebagai tanda bahwa ia mengerti.
Shizune akhirnya kembali ketempat mereka dengan 6 gelas penuh Bacardi Breezer berada diatas nampan dan itu membuat Hinata sedikit terkejut.
"Hinata-chan, Jangan khawatir minuman ini alkoholnya berkadar rendah." Shizune meletakan nampan dengan 6 gelas penuh Bacardi Breezer di atas meja dan menyerahkan satu untuk Hinata.
Sisanya mengambil gelas masing-masing dan mulai meminumnya. Sangat sulit untuk memulai percakapan karena musik terlalu keras. Jadi para Nee-sannya telah beranjak pergi untuk mencari pria Hot, sementara Hinata hanya duduk kembali ketempat duduknya, memejamkan matanya untuk menikmati musik.
Temari akhirnya datang kembali dan menarik Hinata kelantai dansa.
"Ayo kita menari Hinata dan bersenang-senang!” Temari menarik Hinata dan menyeretnya ke lantai dansa. Temari mulai menari, namun Hinat masih malu-malu, hingga sekelompok pria datang ikut menari di sekitar mereka. Mambuat Hinata sedikit risih dan dia pamit kepada Temari untuk ke kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi Hinata dikelilingi oleh 2 orang yang menari dengan mereka sebelumnya. Kedua pria tersebut menyematkan Hinata dinding dan mereka mulai menjadi lebih sensitif terhadap Hinata.
"Lepaskan aku!" Teriak Hinata saat ia mencoba memukul tangan mereka untuk melpaskannya.
"Ayolah,,, jangan bertindak seolah-olah kamu tidak menginginkannya. Kamu pasti ingin disentuh saat kamu berada di lantai dansa,,, benarkan! "Dua pria tersebut tidak peduli apakah Hinata ingin atau tidak.
Kedua pria tersebut semakin mendekatkan tubuh mereka dengan Hinata. Meskipun ada banyak orang yang lewat, tetapi mereka semua mengabaikannya karena mereka tidak ingin menjadi usil dengan urusan orang.
Ketika salah satu pria tersebut mencoba untuk membelai wajah Hinata, sebuah tangan menghentikan pergerakannya. Membuat dua pria itu merasa terganggu, dan mereka mencoba untuk menghadapi siapa pemilik tangan itu.
"Na ... Naruto-sama "Dua pria tersebut berkata dengan suara bergetar karena takut. Wajar saja mereka akan takut setiap orang yang telah sering pergi ke klub tersebut pasti cukup tau siapa Naruto.
Sontak mereka menjauh dari Hinata, kemudian Naruto mendekati Hinata dan mengalungkan lengannya di bahu Hinata. "Apa yang hendak kalian lakukan kepada temanku?" Tanya Naruto dengan ekspresi dingin.
Membuat dua pria tersebut takut, sebelum mereka terbunuh atau dibuang ke laut mereka memilih untuk lari. Setelah kedua pria itu pergi Naruto segera melpaskan lengannya dari pahu Hinata, dan hendak pergi.
"Tunggu!" Teriak Hinata dan membuat Naruto berhenti. Dia berbalik dan menghadapi Hinata, mengonfirmasi apakah Hinata memerlukan sesuatu yang lain. "Terima kasih Naruto-san." Ucap Hinata sambil membungkuk.
Naruto tidak mengatakan apa-apa dan mulai bergerak lagi. Hinata mecoba berteriak lagi karena dia tidak ingin pemuda itu pergi begitu saja "Tunggu dulu! Setidaknya biarkan Aku memebelikanmu minuman sebagai tanda terima kasih dariku "Hinata mencoba dengan segenap keberaniannya.
Naruto berhenti dan berbalik mencoba melihat ke wajah Hinata, dan mengamatinya. Ketika mata mereka bertemu, entah mengapa Naruto merasakan sebuah perasaan akrab yang hangat dari tatapan Hinata.
Membuatnya tersenyum dan berkata, "Mengapa tidak?"
Mereka berdua saling berbagi senyum, kemudian Naruto memimpin jalan menuju bar. Setelah mereka sampai di sana, Mata Lee langsung tertuju pada mereka. Dia tersenyum nakal, karena dia tau ini adalah pertama kalinya Lee melihat Naruto membawa seorang gadis ke bar.
"Apa gerangan yang terjadi?"Lee menyeringai, tapi langsung menerima pukulan di lengan dari Naruto.
"Jadi, Naruto-san minuman apa yang kamu inginkan?" Hinata bersandar di meja bar untuk dapat meihat dengan baik wajah tampan Naruto.
Lee memotong Naruto sebelum Naruto berbicara "Bagaimana kalau Cocktail Wild S*x?" Naruto memberikan silau terbaiknya kepada Lee setelah mendengar perkataan Lee, tapi Lee tidak terpengaruh justru terus menggoda teman terbaiknya ini.
"Jangan seperti itu Naruto-san? bagaimana dengan F * ck Me Like A Cocktail Beast "Lee berkata dengan ekspresi yang membuat Naruto ingin memukul wajahnya saat itu juga jika Hinata tida sedang dengan mereka. Hinata hanya berdiri disana dengan ekspresi yang aneh.
"Kamu boleh menyimpan minuman tersebut untuk dirimu sendiri,,, aku hanya akan memesan Martini Irlandia." Naruto cepat mengambil tindakan sebelum Lee mengatakan lebh banyak lagi macam minuman 'sexy' nya.
"Aku juga sama ."Hinata mengatakan pada Lee, karena dia tidak terlalu tahu banyak tentang minuman alkohol.
Lee berbalik melaksanakan perintah, dan menuangkan isi botol Martini Irlandia kedalam 2 gelas. Setelah menuangkannya, Lee diam-diam mengambil sebuah botol kecil dari saku celananya.
Lee memastikan bahwa Naruto dan Hinata tidak melihatnya. Botol tersebut berlabel 'Bremelanotide' dan dia tuangkan dua tetes ke dalam gelas masing-masing. Lee memasang senyum jahat di wajahnya, sebelum ia berbalik dan menyerahkan dua minuman tersebut ke Naruto.
Naruto mengambil dua gelas dari tangan Lee dan menyerahkan yang satu kepada Hinata.
"Apakah Kamu ingin duduk?" Hinata ragu-ragu untuk bertanya.
"Tentu." Naruto mengangguk setuju dan membawa Hinata ke lantai dua, karena disana tempat yang tidak terlalu ramai. Mereka berdua menemukan sebuah meja kosong di dekat pagar dari sana mereka bisa melihat ke bawah ke lantai dansa.
"Apakah kamu sering datang ke sini ?"Hinata berkata merasa sedikit gugup. Hinata mencoba memulai percakapan karena dia merasa dia adalah orang yang menyarankan duduk.
"Umm ... Ya, bisa dibilang begitu "jawab Naruto seadanya. Karena Naruto tidak ingin banyak yang tahu bahwa dia bekerja di sini dan merupakan anggota dari Kitsune. Setelah menjawab pertanyaan Hinata, Naruto memandang sekeliling klub, membuat Hinata berfikir bahwa dia tidak tertarik pada Hinata.
Sebenarnya dia hanya melakukan pekerjaannya untuk mengawasi klub. Percakapan pun berhenti dan Hinata tidak tahu apa lagi yang harus dia katakan sehingga yang dia lakukan adalah meminum Martini Irlandianya.
"Minuman ini cukup enak, apa tadi namanya?"Karena Hinata merasa atmosfir kecanggungan dia mencoba memulai percakapan lagi.
Kali ini Naruto akhirnya menaruh semua perhatiannya ke Hinata dan menjawab "Martini Irlandia."
Hinata mengangguk dan meminum seteguk lagi. Naruto tersenyum saat ia melihat pipi Hinata yang mulai memerah. Meskipun Hinata hanya meminum beberapa teguk, tetapi karena tingkat alkohol dari minuman tersebut cukup tinggi dan Hinata bukan seorang peminum. Menyebabkan Hinata sudah memiliki tanda bahwa dia mulai mabuk.
"Sepertinya, Kamu tidak sering kesini." Kali ini Naruto yang memulai percakapan sambil meminum minuman miliknya. Bekerja di Seiryu setiap malam membuat dia bisa tahu dengan mudah orang yang ke sini sering atau tidak.
"Sebenarnya ini pertama kalinya Aku kesini, dan Aku sedikit tertarik dengan klub ini."Hinata menjawab.
Sebelum mereka bisa memulai percakapan lain dengan satu sama lain, mereka berdua merasakan panas di tubuh mereka. Wajah Hinata memerah lagi dan dia bisa merasakan jantungnya berdebar-debar tidak karuan.
Dia tidak merasa gugup atau apapun, perasaan yang dia rasakan ini lebih tepatnya disebut terangsang. Hinata merasa tidak enak badan.
"Naruto-san, aku merasa tidak enak badan."Hinata mencoba berbicara dengan baik.
"Begitu juga denganku." Naruto merasakan hal yang sama dengan Hinata, dan ketika ia ingat senyum di wajah Lee sebelumnya. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Sh * t! Baji***n kecil itu pasti menaruh sesuatu ke dalam minuman kami "Naruto mengeratkan giginya saat dia mulai mengutuk teman terbaiknya.
"Apa yang ada di minuman kami?"Hinata bertanya saat napasnya mulai menjadi lebih berat.
"Tetap tinggal di sini, aku akan segera kembali." Naruto mencoba berdiri dengan dukungan dari lengan kursi, tetapi gagal untuk berdiri karena kakinya terasa lemah. Dia runtuh dan jatuh di atas Hinata.
Mata mereka bertemu dan wajah mereka hanya terpisah jarak satu inci. Naruto menelan ludah ketika menatap wajah cantik Hinata, keduanya merasakan hasrat sek***l meledak di dalam tubuh mereka. Butiran keringat terbentuk di dahi Naruto dan akhirnya keduanya menutup kesenjangan di antara mereka.
Bibir mereka bertemu, begitu mereka berciuman, mereka benar-benar merasa ingin lebih. Ciuman berlangsung sangat lama dan menjadi lebih bergairah. Tiba-tiba Handphone di saku Naruto bergetar. Membuat mereka berhenti berciuman, dan membuat Naruto sadar tentang apa yang dia lakukan.
Sambil terengah-engah ia menatap Hinata dan mengangkat teleponnya.
"Ada apa Sakura?"Naruto menjawab panggilan telepon dengan terengah-engah. "Oke, aku akan segara ke sana." Dia segera menutup telpon dan memasukannya kembali kedalam sakunya.
"Maaf umm ..." Naruto berkata dan kemudian ingat bahwa dia tidak pernah menanyakan nama Hinata. Mata Hinata penuh dengan kekecewaan ketika Naruto meninggalkan ruangan itu "Aku benar-benar harus pergi sekarang." Hanya itu yang bisa Naruto katakan sebelum dia benar-benar pergi.
Hinata kemudian tersadar kembali kepada kenyataan dan dia marah pada dirinya sendiri karena tidak meminta nomor telpon Naruto atau sekedar bertanya apakah mereka akan bertemu satu sama lain lagi.
Namun masalah terbesar yang harus dia hadapi sekarang adalah bahwasanya tubuhnya saat ini benar-benar sangat terangsang.
--------------------------
#skip time
Waktu menunjukan 9 pagi, di mana kebanyakan orang harus bangun dan pergi untuk bekerja atau bersekolah tetapi tidak untuk Lee. Ia masih berbaring di tempat tidurnya dan tertidur dengan nyenyaknya.
Bel pintu apartemennya berbunyi beberapa kali, yang akhirnya membuat Lee sedikit menunjukan pergerakan, tapi dia tidak repot-repot untuk bangun dan membuka pintu, justru dia malah tertidur kembali. Bel pintu terus berbunyi selama beberapa menit kemudian berhenti .
Ternyata orang yang terus menekan bel pintu adalah Naruto. Karena Dia bosan menunggu Lee untuk membuka pintu, sebagai gantinya dia mengambil kunci cadangan yang disimpan di bawah keset didepan pintu, Lee telah memberitahukan Naruto sebelumnya.
Ketika dia berhasil masuk dan melihat ruang tengah ternyata tidak ada Lee, Naruto segera menuju ke kamar Lee. Begitu Naruto masuk ke kamar tidur Lee, dia langsung mencium bau menyengat alkohol, refleks Naruto mengangkat tangan ke hidungnya menutup hidungnya untuk memblokir bau.
Dia berjalan ke tempat tidur di mana Lee sedang tidur dengan nyenyak.
"Yo... Lee bangun!" Naruto berkata dengan mengguncang-guncangkan tubuh Lee.
"Bangun Lee!" Kali ini Naruto menampar dengan keras wajah Lee untuk membangunkannya.
Akhirnya Lee terbangun karena rasa sakit yang dirasakannya, ia membuka matanya dan melihat Naruto dengan tatapan tidak ramah depannya. Karena Naruto melihat Lee sepenuhnya terjaga dia menjauh dari tempat tidur dan berjalan keluar.
Sebelum pergi dia menatap Lee dan menyuruhnya bertemu di ruang tengah. Lee segera berpakaian dan berjalan keluar ke ruang tengah untuk bertemu Naruto.
"Mengapa kamu membangunkanku pagi-pagi ?" Lee berkata sambil menguap dan menggaruk bagian belakang kepalanya.
"Tidak ada waktu lagi untuk bermain-main Lee. Sakura-Nee menghubungiku tadi malam dia mengatakan bahwa Guy melarikan diri ke Shanghai. Kita harus sampai di sana sebelum ia tertangkap oleh Akatsuki ataupun polisi. "Jelas Naruto.
$; Sakura bos dari Kitsune menjadi teman terbaik untuk Naruto karena kecelakaan yang terjadi dua tahun lalu. Sejak saat itu Sakura sangat mempercayai Naruto, karena kepribadian Naruto jugalah Sakura memperlakukan Naruto seperti adik sendiri, sehingga Naruto bebas menyebut Sakura sebagai Nee-san bukan Bos.;$
"Bos?" Lee bertanya sedidkit terkejut.
$ : Sakura adalah pemimpin Kitsune saat ini. Dia adalah keturunan Cina dan dibesarkan di Cina, tepatnya di Beijing. Ayahnya adalah seorang pebisnis di Beijing dan memiliki banyak kekuasaan tapi diam-diam membantu organisasi seperti Kitsune melakukan hal-hal ilegal, seperti mengangkut obat-obatan dan senjata ke Cina.
Lima tahun yang lalu Sakura bertemu Sasuke yang merupakan pemimpin Kitsune saat itu. Mereka jatuh cinta dan dalam waktu singkat memutuskan untuk menikah . Tiga tahun yang lalu ketika Kitsune masih belum tersebar luas ke Jepang, Sasuke suaminya mengalami kecelakaan mobil dan sejak saat itu Sasuke dalam keadaan koma.
Para tetua dari Kitsunes sepakat merujuk Sakura untuk mengambil alih Kitsune sampai Sasuke bangun, salah satu alasan mengapa mereka semua memilihnya adalah karena mereka pikir, mereka akan dengan mudah untuk mengontrol Sakura.
Tapi alasan sebenarnya adalah karena mereka ingin bekerja sama dengan organisasi terbesar di Cina dan mereka hanya melakukan transaksi dengan orang-orang Cina. Sakura tahu itu semua, dia tahu hal ini pasti akan sangat sulit, tetapi demi melindungi Kitsune untuk suaminya dia memberikan semua usaha yang dia bisa. : $
"Jadi kapan kita harus pergi?" Lee sekarang memasang wajah serius.
"Malam ini, jam 9 dengan pesawat dan Shino akan mengantar kita ke bandara."Naruto mencoba menjelaskan kepada Lee.
$ : Shino termasuk orang kepercayaan Sakura. Dia diam-diam bekerja untuk Sakura dan biasanya tidak berada didekat Sakura, seperti Naruto. : $
Ini adalah misi rahasia yang tak seorang pun dari Kitsunes tahu kecuali mereka, karena hal ini bisa mengakibatkan masalah besar . Maka dari itu Sakura mengirim Naruto sebagai orang yang ia percayai untuk menyelesaikan misi ini.
Setelah topik serius telah beres mereka bahas, Lee mengubah topik ke hal-hal yang tidak serius. Membuat Lee terkekeh saat ia ingat apa yang dia lakukan untuk Naruto.
"Jadi bagaimana dengan gadis tadi malam?" Lee berkata desertai senyum menggodanya .
Tentu saja hal itu menyebabkan Naruto ingat apa yang dia ingin lakukan terhadap teman baiknya ini. Dengan cepat Naruto memberikan tinjunya tepat diperut Lee, membuat Lee meringis kesakitan sambil menggosok perutnya.
"Terima kasih karena Kamu sudah mengingatkanku." Naruto berkata dengan enteng setelah meninju Lee.
"Oww ... Kamu tahu ini sangat menyakitkan. Bukankah kita ini teman terbaik? Katakan padaku bagaimana tadi malam? Aku yakin tadi malam adalah se** terbaik yang pernah Kamu rasakan "Lee berkata sambil melingkarkan lengannya ke bahu Naruto.
"Tidak ada yang terjadi." Kata Naruto dengan sikap dingin.
"Itu tidak mungkin!" Lee berkata dengan sedikit berteriak karena terkejut.
"Dua tetes Bremelanotide akan merangsang selama 5 jam." Tidak mungkin tidak ada yang terjadi. "Umm ... Mungkin aku harus menambahkan lebih banyak dalam minuman mereka "Lee sedang berbicara dengan dirinya sendiri lagi.
Tapi itu cukup keras untuk Naruto bisa mendengar.
"Jangan pernah menaruh apapun sejenisnya ke dalam minumanku lagi, kalau tidak Aku akan merobek semua pakaian berhargamu menjadi potongan-potongan kecil." Naruto mengancam Lee sedikit mencekik lehernya, membuat Lee tersedak dan gemetar serta sadar dari lamunannya.
"Oke!. ..A ..ku .. Mengerti ... "Lee berkata dengan napas tersengal-sengal. Lee begitu mencintai pakaian anehnya yang membuat mereka menjadi harta paling berharga untuk Lee, jadi dia tidak ingin orang lain menyentuh mereka tanpa ijin bahkan merusak mereka.
Naruto kemudian melepaskan leher Lee, membuat Lee terbatuk dan mencoba untuk mengatur napasnya lagi.
Pembicaraan berakhir disitu, Naruto memutuskan untuk pulang setelah dia puas membalas kegilaan teman terbaiknya itu.
--------------------------
Tadi malam setelah Naruto meninggalkan Hinata, Hinata langsung saja bergerak pulang tanpa memberitahu Nee-sannya. Dia begitu kecewa dan marah pada dirinya sendiri karena tidak mendapatkan nomor Naruto.
Selain itu tubuhnya terangsang membuat dia benar-benar lupa bahwa dia tidak datang sendiri ke Seiryu.
Setelah dia sampai di rumah dia segera mandi dengan air dingin, akan tetapi hal itu tidak banyak membantu. Setiap kali ia merasa tubuhnya memanas lagi dia akan mandi lagi.
Malam itu Hinata mandi dengan total 5 kali dan butuh waktu 4 jam sampai ia benar-benar menghilangkan perasaan itu.
Dan pagi ini hal pertama yang ia lihat saat bangun adalah Karin berada tepat di depannya. Karin berdiri di hadapan Hinata dan menatapnya dengan marah.
Hinata mengucek matanya dan duduk di atas tempat tidurnya " Ada apa Nee-chan,, apa yang salah?"
"kamu bertanya, Apa yang salah?" Karin berjalan medekati Hinata dan duduk di tepi tempat tidur ukuran King itu.
"Kamu pergi dari Seiryu tanpa memberitahu kami, dan kamu tahu kami mencarimu selama berjam-jam?"Karin berbicara dengan nada marah.
Kemudian Hinata ingat bahwa ia benar-benar lupa dengan Nee-sannya "Oh! Gomen! Gomen! Gomennasai " Hinata meminta maaf dan merapatkan keduatangannya membuat tanda menyesal.
"Kami mencoba meneleponmu ribuan kali, tetapi telponmu tidak aktif ."Karin masih meneruskan perkataannya.
Hinata mengambil telepon yang ia letakan di meja samping tempat tidur, dan dia melihat bahwa telponnya benar-benar mati.
“Bersyukur, Aku menelepon bibi pagi ini, dan dia bilang kamu sudah kembali."Karin berkata masih terlihat kesal.
Hinata bergeser mendekat ke arah Karin, dan mulai melakukan jurus andalannya Puppy eyes No Jutsu agar Nee-channya memaafkannya. Dalam waktu 3 detik akhirnya Karin menyerah dan memaafkan sepupu tercintanya.
"Lagi pula, Shizune mengatakan dia melihatmu dengan seorang pria di bar sebelum Kamu meninggalkan klub."Karin berkata kembali.
"Ya aku dengan seseorang pria." Adegan yang terjadi tadi malam diputar kembali di kepala Hinata. Karena tidak pandai menyembunyikan perasaannya sendiri, raut wajahnya mengatakan bahwa sesuatu sempat terjadi. Karin mengguncang Hinata dari lamunannya.
"Hinata apa yang terjadi semalam?" Karin bertanya kepada Hinata, dia tau pasti telah terjadi sesuatu, terlihat dari raut wajah Hinata saat ini.
Hinata ragu-ragu untuk memberitahu Karin apa yang sebenarnya terjadi karena dia tidak benar-benar yakin pada dirinya apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi dia merasa, dia akan lebih frustrasi jika dia tidak menceritakan semuanya. Oleh karena itu ia menceritakan segalanya kepada Karin, mulai saat Naruto menyelamatkannya dari 2 pria yang mencoba melecehkannya, sampai bagian ketika mereka bermesraan di dalam ruangan.
"APA?!" Karin mata dan mulut terbuka lebar. Hinata cepat menutup mulut Karin dengan tangannya karena Karin berteriak cukup kerasa yang akan membangunkan Mrs. Hyuga. Setelah merasa bahwa Karin mulai tenang Hinata melepaskannya.
"Jadi apa rasanya ciuman pertamamu diambil seorang pria yang baru pertama kamu temui?" Karin bertanya penasaran kepada Hinata sambil menggeser duduknya untuk lebih dekat dengan Hinata.
"Aku tidak tahu ..." gumam Hinata dan mulai gelisah, memainkan boneka beruangnya yang ada ditempat tidurnya.
"Jadi ... Apakah kamu merasakan sesuatu? "Karin mulai bertambah penasaran.
“Aku pikir, itu karena efek obat” Hinata pernah membaca tentang jenis obat yang dapat mengakibatkan efek semalam.
"Obat!?" Karin terkejut sekaligus marah setelah mendengar bahwa ada yang berani menempatkan obat ke dalam minuman Hinata.
"Jika Kamu bertemu pemuda itu lagi, bilang padaku karena Aku akan membuat perhitungan padanya."Karin berkata sambil meremas bantal yang ada ditangannya dengan keras dan memberikan beberapa pukulan dibantal tersebut.
"Tenanglah Nee-chan. Tidak terjadi sesuatu yang buruk pada akhirnya " Hinata berkata, berpikir tentang adegan Naruto meninggalkannya, entah mengapa dia merasakan kekecewaan lagi..
"Hinata ekspresimu menunjukan rasa kecewa. Jangan bilang kau ingin sesuatu terjadi lebih dari itu di antara kalian berdua? "Karin berkata sangat tepat, tapi tentu saja Hinata tidak ingin mengakuinya.
"Te... Tentu saja tidak "Hinata menjawab dengan sedikit tergagap.
"Baik, Kamu tidak ingin membuat paman dan bibi mendapat serangan jantung kan !, karena kamu tiba-tiba ha**l karena pria yang baru kamu kenal." Karin berkata dengan nada sinis.
Perdebatan itu berakhir dengan menyisakan Hinata yang melamun memikirkan prihal kejadian semalam.
--------------------------
"Sob, ini tiket kalian dan ketika kalian sudah berada di sana, Yamato akan menjemput kalian" Shino berkata sambil menyerahkan dua tiket penerbangan mereka.
Sebelum Naruto dan Lee turun dari mobil, Shino berkata "Pastikan, untuk kembali dengan selamat!"
Shino memberikan senyum percaya diri sebagai tanda bahwa ia percaya pada mereka akan kembali dengan selamat, sebelum mereka pergi menuju pesawat.
Setelah 9 jam duduk di pesawat mereka akhirnya tiba di Bandara Internasional Shanghai.
Dipintu gerbang bandara mereka melihat Yamato yang sedang menunggu mereka. Mereka saling menyapa dalam bahasa Cina, dengan jabat tangan khas mereka.
Kemudian Yamoto mengajak mereka ke mobilnya yang diparkir di tempat parkir. Karena Yamato tidak mengerti bahasa Jepang yang Naruto dan Lee gunakan, mereka berbicara dalam bahasa Cina. Meskipun Naruto dan Lee tidak berbicara bahasa Cina selama 2 tahun, tetap saja Bahasa Cina mereka tidak berkarat sama sekali, dan masih memiliki aksen Cina dan fasih.
"Naruto, Lee, senang bisa melihat kalian lagi." Yamato berkata kepada mereka.
Ke tiganya masuk ke dalam mobil, Yamato duduk di kursi pengemudi, Naruto di kursi penumpang depan dan Lee di kursi penumpang belakang.
Yamato mulai menyalakan mesin dan mulai melaju perlahan, "Aku sudah memesan dua kamar hotel, kalian berdua bisa bersantai sejak untuk hari pertama masih dini." Yamato memulai percakapan.
"Jadi apa rencanamu?" Tanya Naruto.
"Salah satu dari anggota kami mengatakan ia melihat Maito Guy muncul di klub Heaven ANBU 2 hari yang lalu. Kami sudah bertanya kepada para pekerja disana, mereka mengatakan ia baru-baru sering datang ke sana"Yamato menjelaskan situasi saat ini.
Kemudian ia melanjutkannya," Kami masih tidak tahu dimana ia tinggal, tetapi kemungkinan bahwa dia akan muncul lagi di Heaven ANBU sangat tinggi. Jadi kita akan hanya bisa menunggunya untuk muncul disana. "Yamato selesai menjelaskan situasi dan rencana untuk saat ini.
"Tunggu dulu, Bukankah klub Heaven ANBU milik Kakashi ?" Lee bertanya saat ia ingat sebuah kenangan.
"Ya." Yamato menjawab.
"Kalau begitu, ini akan lebih mudah. Kami berdua kenal baik dengan Kakashi, mungkin dia bisa membantu kita memecahkan masalah? "Lee mengemukakan pendapatnya.
"Nah baiklah, itu bagus, mari kita diskusikan lebih serius setelah kalian istirahat yang cukup." Yamato berkata.
Sepanjang perjalanan Naruto tidak berbicara sepatah kata pun, dia hanya tertidur dan kenangan hidupnya di Cina kembali melintas di kepalanya.
* Flashback *
Maki terbangun, dan menyadari bahwa ia tengah berbaring di tempat tidur kayu dengan kain tipis menutupi tubuhnya yang dingin. Dia berada di tempat yang asing, tempat yang belum pernah dia tahu sebelumnya.
Di sampingnya seorang anak kecil seusia dengannya tertidur di sisi tempat tidur. Naruto duduk, dan sontak ia merasakan nyeri di kepalanya dan tubuhnya. Dia meringis menahan nyeri, mengamati sekeliling ruangan tua dan berdebu yang saat ini ia tempati.
Dinding yang terbuat dari batu bata, terlihat furnitur yang sudah rusak atau tua. Sudut-sudut ruangan penuh dengan jaring laba-laba dan beberapa lubang pada langit-langit.
Anak kecil itu terbangun karena gerakan tiba-tiba dari Maki. Dia mengucek matanya dan menatap Maki.
"Akhirnya Kamu sadar juga." Anak kecil itu berkata dengan senyum terbentuk di wajahnya.
"Dimana Aku?” Maki bertanya hal pertama yang Maki ingin tau.
"Jangan tanya padaku. Aku juga tidak tahu, Aku sudah disini seminggu sebelum kamu "Anak kecil itu menjawab dengan Jujur " Ngomong-ngomong perkenalkan aku Rock Lee. Siapa namamu? " Lee bertanya.
"Namaku Maki."Maki menjawab singkat.
"Itu nama yang aneh." Lee berkata sambil mengangkat bahu.
Lee berdiri untuk mengambilkan Maki segelas air. Lee menuangkan air ke dalam gelas dan menyerahkan kepada Maki. Maki menerima gelas berisi air tersebut dengan senang hati dan Maki menghabiskannya dalam satu tegukan, setidaknya membasahi tenggorokannya yang kering .
"Jadi, berapa umurmu?"Lee bertanya kembali.
"14 tahun." Maki menjawab singkat.
"Oh! Itu berarti Aku lebih tua darimu, Aku 15 tahun. Jadi mulai sekarang panggil aku Nii-san "Lee berkata bangga.Hal Itu justru aneh untuk Maki, bagaimana mungkin Lee bisa merasa senang hanya karena dia lebih tua.
"Apa yang terjadi padaku? Bagaimana Aku bisa berada di sini? " Banyak pertanyaan dalam benak Maki dan itu semua membingungkan untuk dirinya.
Lee mendesah, wajah gembiranya kini memudar. "Dengarkan Aku, kita bukan satu-satunya yang berada di sini. Di luar sana ada anak-anak lain dengan usia 8 tahun seperti kita, kita semua tidak tahu bagaimana bisa kita sampai di sini. Kita semua bernasip sama seperti kamu, "Lee mencoba menerangkan kepada Maki.
"Tidak bisakah kita pergi dari tempat ini?"Maki bertanya.
"Tidak bisa, bahkan jangan berfikir untuk mencobanya. 2 hari yang lalu, seorang anak bernama Pain mencoba melarikan diri dari tempat ini, dan tebak, belum sempat dia lolos ia sudah tewas, terbunuh oleh orang yang mengunci kami di sini. "Lee berbicara sambil berbisik.
"Pain?" Maki mengerutkan keningnya dan berpikir apakah Pain tersebut, adalah Pain yang sama dengan yang dia tahu.
"Mengapa mereka mengurung kita? Apa yang akan mereka lakukan pada kita? "Maki panik, ini adalah pertama kalinya dia merasa takut.
Lee mendesah lagi " Aku juga tidak tahu. Seminggu yang lalu ketika aku di sini, yang mereka lakukan adalah memberi kami makan dan mengurung kami di rumah kecil. mereka bahkan tidak membiarkan kami bersosialisasi atau menghibur diri "Lee berkata sambil menyilangkan lengannya dan cemberut.
Dalam dua hari demam Maki akhirnya hilang dan nyeri yang dirasakan perlahan-lahan pulih. Lee sering menyelinap ke tempat Maki dan terus berbicara dengannya non-stop. Meskipun Maki menganggap Lee sangat menjengkelkan, tapi berkat sifat pengganggu Lee juga yang membuat hari berlalu lebih cepat.
Suatu hari orang-orang yang mengurung mereka datang, mereka mengangkat Lee dan Maki dengan satu tangan kemudian melemparkan mereka keluar ruang, di mana semua anak-anak yang lain telah berkumpul.
Orang-orang tersebut kemudian menutup mata mereka dan mengikat tangan mereka. Untuk Maki dia mulai berkeringat dingin dan panik karena dia tidak bisa melihat apa-apa, tetapi dia merasa bahwa seseorang sedang menyeretnya ke suatu tempat.
Mereka semua didorong ke suatu tempat lain, dan tempat tersebut mulai bergerak . Maki pikir mungkin mereka berada dalam sebuah truk trailer. Mereka bergerak selama sekitar satu jam sampai akhirnya mereka berhenti.
Orang yang sama datang untuk menarik mereka semua keluar. Maki dapat mendengar bahwa orang-orang berbicara dalam bahasa asing, dia tidak bisa tahu bahasa apa itu tapi dia merasa bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.
Selain orang-orang yang sedang berbicara, Maki juga dapat mendengar suara gelombang, Maki menduga mereka pasti berada di suatu tempat di dekat laut, pantai mungkin? Atau sungai? Maki menerka-nerka.
Selang beberapa menit orang-orang tadi datang kembali kepada mereka, dan menyeret mereka satu per satu ke kapal. Maki panik dan ia bisa mendengar bahwa Lee juga panik, tetapi mereka berdua tetap dekat satu sama lain.
Kapal mulai berlayar , mereka hanya duduk di sana tidak tahu berapa lama sampai seseorang menarik mereka lagi. Maki hanya mendengar banyak suara orang berbicara dengan bahasa yang dia tidak mengerti.
Akhirnya penutup mata mereka dilepas, tetapi tangan mereka masih terikat. Dia merasa silau karena sinar cerah dari matahari tepat mengenai matanya. Tempat dia berada saat ini adalah sebuah ruangan dalam Kapal terlihat seperti pasar karena banyak orang.
"Dimana Aku?" Dia bertanya pada dirinya sendir.
Lee yang berada di samping Maki menjadi lebih panik, ia takut, keringat mengalir didahinya seperti keran yang bocor dan terus menetes.
Salah satu dari orang-orang yang membawa mereka berbicara dalam bahasa Jepang dan segera mendapat perhatian semua anak-anak . Mereka menghadap kearahnya dan menunggunya untuk memberitahu mereka di mana mereka berada.
"Anak-anak, Kalian berada di Cina sekarang. Kalian semua dijual kepadaku. Jika Kalian ingin bertahan hidup, maka Kalian harus melakukan apa yang Aku katakan, jika tidak, Kalian akan berakhir seperti bajingan kecil yang mencoba melarikan diri sebelumnya "Orang berkata kepada Maki dan teman-temannya.
Semua anak-anak mulai berbicara satu sama lain karena mereka bingung pada situasi mereka saat ini. Maki merasa bahwa hidupnya akan menjadi lebih sulit sekarang. Dia akan sendirian di tempat yang asing, di mana dia tidak mengerti bahasa yang mereka gunakan.
* Flash Back End *
"Naruto bangun. Kita sudah sampai"Naruto terbangun oleh perkataan Yamato.
"Aku pikir Kamu lelah, Kamu harus masuk dan istirahat. Aku akan datang lagi malam ini "Yamato berkata menyarankan karena ia melihat kantung mata di bawah mata Naruto.
Naruto dan Lee turun dari mobil, mereka mengucapkan selamat tinggal kepada Yamato dan langsung menuju ke kamar hotel yang telah disediakan untuk mereka. Kamar mereka bersebelahan.
Lee tidak menuju kamarnya sendiri justru memilih mengikuti Naruto menuju kamarnya.
"Kamu sudah memiliki kamarmu sendiri Lee." Naruto berbicara kepada Lee dalam bahasa Jepang karena dia merasa lebih nyaman.
Lee hanya meletakan kopernya di lantai, kemudian melompat ke tempat tidur berukuran King.
Dia kemudian duduk "Aku merasa kesepian saat aku sendiri."Lee berkata dengan nada sedih "Mengapa kita tidak tidur bersama seperti waktu kita berada di Cina?"Lee bertanya dengan nada memohon.
Naruto melemparkan tasnya ke arah Lee dan dengan refleks Lee mengelak dengan cepat.
$ Naruto tau hidup mereka di Cina dulu begitu sulit, setiap hari mereka akan merasa takut apakah mereka bisa bertahan hidup untuk hari ini atau tidak, dan setiap malam mereka merasa takut untuk berfikir peristiwa apa yang mungkin menunggu mereka ketika mereka bangun.
Tempat yang mereka tinggali saat itu tidak besar, hanya ada satu kamar dan satu tempat tidur kayu. Jadi setiap malam mereka tidak punya pilihan selain tidur bersama. $
Naruto mendesah merebut kembali tasnya dari tangan Lee dan meletakkannya di meja .
"Aku benar-benar merasa kesepian,,, Karena aku kita kembali lagi ke sini, mengingatkanku tentang masalalu, membuat aku merinding "Lee berkata dengan jujur sambil menatap bantal. Memasang wajah sedih dan takutnya.
Melihat wajah Lee, membuat Naruto berpikir kembali betapa sulitnya hari-hari mereka saat itu. Akhirnya hatinya luluh "Baiklah kamu boleh tidur disini."Naruto berkata kepada Lee.
Senyum segera terbentuk di wajah Lee, ia bangkit dan memberi Naruto pelukan hangat.
--------------------------
Lee sudah tertidur di tempat tidur, sementara Naruto sedang duduk bersandar di ranjang.
Meskipun dia lelah tapi dia benar-benar tidak bisa tidur. Banyak hal yang merasuki pikirannya sejak ia kembali ke Cina. Dia sedang bermain-main dengan kalung perak dengan bandul cincin yang selalu dipakainya sejak Hina-Chan pergi
Setiap kali dia kehilangan semua keinginannya untuk hidup kalung inilah yang akan membawanya kembali untuk memiliki semangat hidup. Karena satu-satunya alasan dia bertahan hidup adalah dia berharap untuk melihat Hina-Chan sekali lagi.
Naruto memegang cincin yang menjadi bandul kalung tersebut, digenggamnya dengan erat. Naruto mencium lembut tinjunya dan berbisik kepada dirinya sendiri "Hina-Chan."Setitik air mata jatuh dari matanya yang terpejam.
To be Continue
--------------------------
Comments
Post a Comment