“Hidup dalam Air Mata”Chapter 9







“Hidup dalam Air Mata”

Chapter 9

Author : KA Jung Liu


Disclaimer :

Manga dan semua carekter Naruto cuma milik Masashi Kishimoto,

Naruto dan Hinata mutlak milik Masashi Kisimoto kita hanya sebatas pengagum mereka. Akan tetapi Naruto hanya milik Hinata. Dilarang keras memisahkan Naruto dari pelukan Hinata! Bagi Keluarga Naru_Hina Lover’s
(UUD NHL 2013 Pasal 2 Ayat 1)

Pairing : Naruto & Hinata


Rate : M
(Untuk tidak kekerasan dan kata-kata kasar, Tidak ada adegan Limenya )


Genre :
Angst. Action, Romance, Tragedi, (Mungkin?)

Warning:
Ide cerita pasaran, OOC, AU, Typo,Tanda baca salah, No EYD, Agak BAKU, membingungkan, hati-hati karena P.O.V berubah-ubah dan masih banyak kekurangan yang lain.
.

.

~ H D A M ~
.


.

Sebelumnya Di HDAM :


Benar-benar terlambat bagi Ino untuk menarik kembali Hinata karena Hinata sudah meninggalkan zona aman menurut Ino. Ino benar-benar khawatir, jantungnya berdetak lebih cepat dia gelisah, dan ragu apakah ia harus mengikutinya atau hanya tinggal di luar. Ino terus bergerak maju-mundur, jari-jarinya bergerak gelisah. Dia ingin mengikuti Hinata tapi karena semua berita tentang Restoran Kyubi yang pernah dia baca membuatnya menjadi Takut.

"Maafkan aku Hina-Chan." Akhirnya dia membuat pilihannya dan mulai berdoa kepada Kami-sama berharap bahwa temannya akan kembali dengan selamat.
.


.

~ H D A M ~
.


.

*Hinata P.O.V*

Aku mengikuti kemana Naruto pergi, menaiki tangga dan masuk ke restoran. Suasana restoran tersebut begitu menegangkan, di sepanjang jalan aku melihat orang-orang bertubuh besar memiliki tato aneh menatapku. Hal tersebut benar-benar membuatku berkeringat dingin tetapi Aku tetap melanjutkan untuk mencari Naruto.


Tidak lama aku berjalan, Aku merasa sebuah tangan menyentuh pantatku, Aku berteriak terkejut dan marah, Ketika Aku berbalik untuk melihat siapa orang itu, Aku menemukan sesorang yang terlihat masih muda sekitar 20 tahunan, memiliki rambut merah pendek dan mengenakan baju tanpa lengan yang mengungkapkan tato Dewa Kurama di kedua lengannya, ‘Sepertinya seorang gengster’ Aku berbicara pada diriku.


"Hei sayang bagaimana jika bergabung dengan kami?"Pria berambut merah yang aku tebak adalah salah satu dari gengster tadi meletakan lengannya di bahuku dan menunjuk ke arah dimana teman-temannya sedang duduk melingkar disebuah meja. Memberikan senyum paling menjijikan yang pernah Aku lihat. Aku mengabaikannya dan mencoba berjuang bebas dari genggaman gengster tersebut.

Aku berhasil lepas, dan kembali melihat sekeliling Restoran mencari dimana sosok Naruto, tapi gengster tersebut segera mengambil pergelangan tanganku dan menarikku kembali. Karena teman-temannya menertawakannya.


"Dasar Pelacur!" Pria tersebut berkata kasar kepadaku, dia menaikkan sebelah tangannya bersiap-siap untuk menamparku, gadis yang baru saja menolaknya.


Aku terus berjuang untuk bebas dari genggaman, namun tidak bisa karena Aku semakin kehabisan tenaga. Akhirnya Aku menutup mata ku pasrah bersiap-siap untuk menahan rasa sakit, tetapi tidak ada yang terjadi. Ketika Aku membuka mataku, Aku melihat seseorang yang telah ku cari berdiri meraih tangan gangster itu.


"Naruto-kun!"Aku menatapnya terkejut namun menenangkanku.


"Hei, Bajingan jangan ikut campur urusan orang!"Gengster tersebut berkata kepada Naruto.


Naruto memutar tangannya menekan dengan kuat tangan gangster itu. Gangster tersebut meringis kesakitan kemudian ia perlahan-lahan melepaskan pergelanganku . Naruto menendang gangster tersebut tepat di perutnya dan memberikan pukulan dengan sikunya di punggung sang gengster.

Membuat gangster itu jatuh ke lantai dan terlihat kesakitan, meringkuk dengan tangan memegangi perutnya. Kelompok yang menjadi teman gangster tersebut berdiri dan bersiap untuk bertarung melawan Naruto. Aku hanya bisa terpaku dan tidak mampu berbuat apa-apa.



"Na ... Naruto?! Bukankan itu Naruto dari Seiryu angota Kitsune"Salah satu teman gangster tersebut berkata dengan suara gemetar. Aku mengernyitkan alis kenapa seolah mereka takut kepada Naruto.


Para gangster yang semula berdiri seketika menghentikan tindakan mereka dan semua menatap Naruto dengan ekspresi tidak percaya.

Naruto melirik mereka dengan tatapan dingin satu per satu dan melihat kearah tato yang dicetak pada lengan mereka. Itu adalah Naruto yang benar-benar berbeda dengan Naruto yang aku kenal. Aku benar-benar tidak pernah melihat sisi lain dari Naruto seperti ini dan tanpa sadar hal tersebut membuatku merasa sedikit takut. Aku masih tetap membeku dan hanya mampu menyaksikan Naruto bertindak membelaku.

Naruto menginjak tangan gangster tersebut, tangan yang telah menyentuhku. Gangster yan masih terbaring di lantai tersebut menjerit kesakitan.

"Pergi! Jangan sampai Aku melihat kalian lagi "Naruto berbicara dengan nada dingin. Itu benar-benar mengejutkanku, Aku tidak pernah mengetahui bahwa dia bisa sedingin itu.

Akhirnya mereka semua pergi. Aku terlalu terkejut untuk bisa mengatakan apa-apa dan bahkan Aku lupa mengapa Aku ada di sini. Naruto berbalik menghadap ke arahku, sekarang aku melihat dia sudah tenang, tatapannya pun tidak setajam dan sedingin tadi. Namun tetap saja Aku masih belum bisa tenang.


"Apakah kamu baik-baik saja?Apaka Kamu terluka? " Naruto bertanya kepadaku dengan nada khawatir dan tatapan lembutnya.




Aku hanya membalasnya dengan menggelengkan kepalaku saat Aku benar-benar menatap mata Naruto. Ada banyak pertanyaan muncul di kepalaku, pertama mengapa dia di sini di tempat di mana gangster selalu berkumpul?, lalu mengapa para gangster tadi takut ketika mereka mendengar namanya? Siapa sebenarnya dia? Apakah dia seorang gangster?.

Aku ingin bertanya kepadanya tentang semua pertanyaan tersebut, tapi bahkan sebelum Aku bisa membuka mulutku, suara gemerincing besar terdengar di sisi lain dari restoran.
*Hinata P.O.V End*

.


.

~ H D A M ~
.


.

*Naruto P.O.V*
Setelah mendapat kepastian dari Hinata bahwa dia baik-baik saja, Aku ingin segera mengajaknya untuk pergi dari sini. Akan tetapi, belum sempat aku bergerak suara gemerincing besar terdengar di sisi lain dari restoran.

Dan dalam hitungan detik seluruh restoran menjadi kacau. Meja dan kursi di porak porandakan, semua barang-barang dilemparkan kesembarang tempat, aku menyadari bahwa itu adalah anggota kelompok Akatsuki sedang bertarung dengan Kitsune, dan jarak pertempuran lumayan dekat dari tempat kami berdiri.

Hinata bereaksi takut sehingga dia bersembunyi di balik tubuhku. Aku memeluknya dengan erat Aku akan melakukan apapun yang Aku bisa untuk melindungi orang yang Aku cintai.




Jarak antara tempat kami berdiri dari pintu keluar dan dengan situasi pertarungan sekarang cukup dekat, jika kami berjalan kearah tersebut maka akan beresiko bagi Hinata untuk terluka, sehingga Aku putuskan untuk menarik Hinata menuju sudut ruangan menunggu kesempatan paling aman untuk berlari ke salah satu pintu keluar.

Bersyukur bahwa kedua kelompok yang sedang bertempur terlalu sibuk terhadap satu sama lain sehingga mereka tidak menyadari bahwa Aku dan Hinata masih berada disini. Kami menunggu dan menunggu, Aku memeluknya erat dia hanya membalas pelukanku dengan erat tanpa berani mengucapkan sepatah katapun.

Akhirnya suara sirene terdengar dan satu per satu gengster yang tengah bertarung berhenti dari tindakan mereka untuk melarikan diri keluar dari adegan pertempuran. Polisi sudah berada didalam restoran. Beberapa gangster yang terlalu lambat tertangkap oleh polisi.


Aku melihat Lee muncul dari sisi lain dari restoran dia berusaha melarikan diri dari Polisi.


"Naruto ayo pergi dari sini, polisi sudah datang!" Dia berteriak kepadaku. Membuatku tersadar bahwa Aku juga harus segera melarikan diri.


Aku melepas pelukanku untuk Hinata, Hinata memandangku heran. Aku memeriksanya sekilas untuk memastikan bahwa dia tidak terluka. Aku benar-benar ragu, melihat ke arah Hinata kemudian kembali melihat ke arah Lee kemudian kembali lagi ke Hinata, Ini adalah pilihan yang sulit.


"Apakah kamu bisa berlari?" Tanya ku.

Hinata mengangguk tetapi ketika kami mulai bergerak Hinata meringis kesakitan. Dia jatuh di lantai, tangannya meraih ke atas mata kakinya. Aku segera mengangkat tangan Hinata menjauh dari pergelangan kakinya, terlihat memar hijau keunguan.


Aku mulai panik ketika Aku melihat setetes air mata jatuh di wajah cantik Hinata. Hinata pasti terluka saat kekacauan tadi tanpa Aku sadari.


‘Jika benar Naruto adalah gengster, Aku pikir dia harus segera pergi dari sini sebelum polisi menangkapnya’(Iner Hinata)

"Naruto-kun pergilah tanpa aku. Aku akan baik-baik saja, polisi telah datang "Hinata mencoba mendorongku menjauh dari dirinya.

Itu benar-benar menjadi pilihan yang sulit bagiku, tapi pilihan ini harus segera diputuskan dengan cepat. Akhirnya Aku justru memeluk erat Hinata dan berbisik "Kali ini aku tidak akan meninggalkanmu" Aku berkata meyakinkan Hinata, Hinata membenamkan kepalanya kedalam pelukanku dan sedikit terisak.


Aku menghadap kembali ke Lee dan berteriak "Pergilah tanpa Aku!"


"Tapi ... Naruto ... "Lee mencoba menyanggah.



"Cepat pergilah!" Teriakku sekali lagi dan Aku melihat Lee ragu-ragu pergi meninggalkan restoran melalui pintu keluar lain untuk menghindari polisi.


Beberapa detik kemudian sekelompok polisi datang memegang senjata mereka dan berdiri disekitar kami berdua orang yang tersisa di restoran tersebut.



"Hinata?!" Sebuah suara akrab terdengar untukku, Namun Hinata yang justru melihat kearah sumber suara.


"Nii-san!"Hinata berkata, membuatku sedikit terkejut. Aku tahu bahwa itu berarti Neji.


Neji terkejut ketika ia sadar bahwa yang tengah mendekap Hinata adalah Aku, dia menatapku dengan tajam. Dia dengan lembut mengangkat Hinata menjauh dariku menuju ke perawat yang akan membawanya ke rumah sakit. Aku berdiri, Aku dan Hinata masih saling menatap sampai Neji memblokir pandanganku ke Hinata.


"Naruto Uzumaki, Aku Inspektur Hyuga Neji, dan menyatakan kamu ditahan. Silakan ikuti kami ke kantor polisi. "Neji berkata kepadaku sembari memasang borgol di kedua pergelanan tanganku.


Aku tahu ini akan terjadi saat Aku memutuskan untuk tetap tinggal bersama Hinata. Sebanyak apapun Aku berharap bahwa Hinata tidak melihat penangkapan ini, tapi Aku sadar bahwa Aku adalah gangster dan hal ini tidak bisa dihindari.
*Naruto P.O.V End*
.


.

~ H D A M ~
.


.
* Author P.O.V*

Hinata ditarik keluar restoran oleh perawat sebelum ia kehilangan kesadarannya. Hal terakhir yang Hinata ingat adalah adegan dimana Neji memborgol tangan Naruto kemudian semua pandanganya menjadi kabur.

Sebuah adegan kilas balik muncul didalam pikirannya. Adegan saat pertama kali mereka bertemu di , Seiryu, saat insiden kecil yang membuat mereka terikat janji, hingga mereka resmi berkencan.


Sekarang semuanya masuk akal untuk Hinata. Dia telah mendengar Karin mengatakan bahwa Seiryu tempat terakhir yang mereka kunjugi dimiliki oleh Kitsune, salah satu gengster terbesar di Jepang.

Dan setiap kali dia bertanya Naruto, kenapa Naruto sering keluar pada malam hari, Naruto akan mengatakan dia memiliki pekerjaan, tetapi ketika ditanya di mana dia bekerja Naruto tidak pernah bisa menjawab Hinata dengan benar.

Saat-saat ketika Hinata menelpon Naruto, Hinata selalu bisa mendengar musik keras dapat terdengar seperti Naruto sedang berada diklub saat itu. Setelah semua potongan memori kilas baik tersusun dengan rapi itu membuat segala sesuatu jelas bahwa Naruto adalah anggota dari Kitsune dan mungkin bekerja di Seiryu.
.


.

~ H D A M ~
.


.

*Ino P.O.V*


Aku datang ke ruangan dimana Hinata dirawat, Aku melihat dia berbaring diranjang rumah sakit dengan posisi duduk. Sepertinya Hinata masih memikirkan tentang apa yang baru saja terjadi di Kyubi, dia bahkan tidak menyadari kedatanganku.


Aku mencoba menyadarkan lamunannya "Hina-Chan? Apakah kamu baik-baik saja? "Tanya ku dengan nada khawatir.


Hinata akhirnya mengalihkan perhatiannya kepadaku, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun, hal tersebut justru semakin membuat ku lebih khawatir.


"Hina-Chan tolong katakan sesuatu."Aku berata dengan nada khawatir.


"Aku baik-baik saja Ino,"Hanya itu yang mampu dia katakan, namun setidaknya cukup mengurangi rasa khawatirku. Kemudian Aku tidak tahu lagi harus berkata apa, sehingga kami berdua hanya diam.


Setelah beberapa saat dalam suasana diam, akhirnya Hinata memecah keheningan di antara kami dengan berkata.


"Ino apa yang harus Aku lakukan? Aku takut. "Dia berkata dengan nada sedih dan badannya bergetar menahan tangis.

“Apa kamu takut bahwa Naruto adalah seorang gengster?” Aku bertanya kembali.



“Bukan karena dia seorang gengster yang membuatku takut,”Dia menjawab masih dengan nada sedih.


“Lalu apa yang engkau takutkan?” Aku bertanya mencoba menemukan alasan yang pasti atas ketakutannya.


“Yang Aku takutkan adalah hal yang akan terjadi, Bisa jadi lebih banyak adegan berbahaya datang dan akan membahayakan Aku maupun Naruto, Akankah Aku bisa mengatasinya. Terlebih Aku takut sesuatu yang buruk dapat menimpah Naruto sewaktu-waktu.” Hinata mulai terisak setelah menjawab pertanyaanku.


Aku tidak mengucapkan sepatah kata pun dan menarik Hinata ke dalam pelukanku. Meyakinkannya bahwa aku masih disini bersamanya dan akan selalu mendukung semua keputusannya. Aku mulai memberikan pendapatku untuk dijadikan pertimbangan baginya.


“ Menurutku wajar bagi seseorang yang selalu menjalani kehidupan normal, menjadi takut ketika mereka pertama kali terlibat dengan seorang gangster. Aku akan selalu disini bersamamu, ketika kamu membutuhkanku. Aku yakin Naruto tidak akan membiarkan dirimu terluka atau dalam keadaan bahaya bukankah dia mencintaimu”Aku berkata untuk meyakinkannya.


Dia berhenti terisak dan mencoba untuk tenang.


“Terimakasih Ino, dan Aku percaya pada Naruto”Hinata membalas perkataan ku masih dalam pelukanku.

*Ino P.O.V End*
.


.

~ H D A M ~
.


.



*Naruto P.O.V*

Ketika aku sampai di kantor polisis, aku pikir Lee telah menghubungi Sakura untuk mengirimkan pengacara. Karena seorang pengacara telah menungguku disana.



"Inspektur Hyuga Neji benar? Aku pengacara Naruto, Iruka Umino “ Iruka memperkenalkan dirinya sembari membernarkan kacamatanya dengan jari telunjuknya.


Meskipun Iruka terbilang muda, tapi dia cukup ahli dalam membantu Kitsune dengan hukum dalam undang-undang selama 2 tahun ini. Dia dikenal sebagai yang terbaik untuk menemukan keutuhan hukum dalam undang-undang untuk mempermudah pembebasan kasus kami.


Aku memberi Iruka anggukan sebagai ucapan salam dan kami berdua memasuki sebuah ruangan kecil bersama dengan Neji dan petugas lainnya.


Suasana begitu hening sampai Neji memulai mengintrogasiku dengan mengajukan sebuah pertanyaan.


"Jadi, katakan padaku mengapa dan bagaimana pertarungan antara Kitsune dan Akatsuki bisa terjadi? Dan apa alasan Kitsune tiba-tiba muncul di wilayah Akatsuki "Neji bertanya langsung to the poin, tapi Aku sama sekali tidak menanggapinya.



"Klienku punya hak untuk tidak menjawab pertanyaan dari Inspektur"Iruka berbicara membelaku.


“Lalu apa yang sedang kamu lakukan disana pada saat itu?”Neji bertanya kembali.



Iruka akan menyanggah setiap pertanyaan Neji, sedangkan Aku sama sekali tidak terfokus pada apa yang mereka bicarakan. Yang ada dalam pikiranku hanya kekhawatiran ku pada Hinata serta apa sebenarnya yang Itachi lakukan disana.


Entah berapa lama Aku melamun, yang Aku dengar adalah ketika Neji memutuskan untuk menyerah bertanya karena polisi juga tidak memili bukti yang kuat untuk menangkapku.


“Baiklah, Uzumaki Naruto kamu dinyatakan bebas karena kami tidak memiliki bukti yang kuat untuk menangkapmu”Itu adalah kata yang membuyarkan lamunanku.


Akhirnya aku dan Iruka beranjak dari tempat introgasi untuk keluar, Tapi sebelum Aku meninggalkan ruangan Neji menghentikanku.


"Naruto bisa Aku bicara denganmu secara pribadi?" Neji bertanya kepada ku.


"Permisi Aku takut kau ..." Sebelum Iruka bisa menyelesaikan kalimat pembelaannya, Aku memotong ucapannya.


"Tidak apa-apa Iruka-san." Jawabku.


Akhirnya semua pergi dari ruangan tersebut menyisakan Neji dan Aku.


"Menjauhlah dari Hinata. Jika kamu terus berada disisinya bukan hanya cedera pergelangan kaki yang akan dia terima mungkin akan lebih buruk dari itu "Neji menatapku dengan tatapan tajam serta berbicara dengan nada dingin.


"Bahkan jika Aku harus kehilangan nyawaku, Aku akan melindunginya." Aku menjawabnya.



"Bagaimana caramu bisa melindunginya!? Kamu bahkan tidak bisa melindunginya dari sebuah perkelahian kecil yang terjadi dan bagaimana Aku bisa percaya padamu? "Neji berteriak kepadaku, ia mencengkeram kerah bajuku dan menyematkanku ke dinding.


Dia benar bahwa Hinata terluka karena Aku. Sebanyak apapun Aku berharap bisa memutar waktu agar hal tersebut tidak terjadi, tetap saja itu sudah terjadi. Aku merasa hatiku sakit ketika menyadari itu.


Aku melepaskan cengkramannya dengan seluruh kekuatanku dan segera pergi keluar dari ruangan tanpa berbicara sepatah kata pun.
.


.

~ H D A M ~
.


.

Tempat pertama yang ingin Aku kunjungi setelah dibebaskan adalah rumah sakit. Aku mengambil kunci mobil dari Lee dan segera pergi ke tempat tujuan.


Setelah sampai dirumah sakit, Aku segera bertanya kepada resepsionis diman ruangan Hinata Hyuga. Akhirnya Aku menemukan kamar Hinata. Dari kaca yang ada di pintu Aku melihat Hinata tengah tertidur di ranjang dan disebelahnya ada Ino yang menemaninya.


Aku melihat sekilas bahwa Ino menguap sambil merentangkan kedua tangannya, Aku pikir dia lelah, kemudian dia bangkit dari kursi dan berbalik untuk meninggalkan ruangan. Di terhenti ketika sadar bahwa Aku memandangi mereka dari luar ruangan, kami hanya saling menatap. Hingga Ino memutuskan untuk berjalan keluar dan menyapaku.



"Hinata baru saja tertidur." Ino berbicara dengan tenang.


"Apakah keadaannya baik-baik saja?"Aku sedikit memiringkan kepalaku untuk melihat kearah Hinata yang tengah tertidur.


"Dia hanya terkilir dan dia besok pagi sudah diijinkan untuk meninggalkan rumah sakit. Dia pasti akan senang melihatmu "


Aku tidak bisa mengatakan apa-apa, Aku ragu untuk memasuki ruangan serta menghadapi Hinata. Masih ada rasa bersalah dalam diriku, yang menyebabkan cedera pada Hinata adalah karena kesalahanku.


"Hina-Chan,,, Maksudku Hinata ... Dia sangat mencintaimu, meskipun kamu anggota Kitsune, tapi hal tersebut tidak mengurangi rasa cintanya kepadamu. Jadi tolong jaga dan rawatlah dirinya dengan baik "Ino berkata seraya mempersilahkanku masuk.


Aku membungkuk untuk mengucapkan terimakasih, dia membalas dengan senyuman kemudian pergi . Aku memasuki ruang pasien dan duduk di tempat Ino sebelumnya. Aku melihat indahnya Hinata yang tertidur dengan lelap, membuat tanganku terulur untuk membelai pipinya.




"Maafkan Aku tidak bisa melindungimu." Aku membungkuk dan menempatkan kecupan ringan didahinya.


Sentuhan ringan dari ku ternyata telah membangunkannya, matanya perlahan terbuka dan bertemu tatapan ku.



"Naruto-kun..." Hinata berkata dengan lirih dan mencoba mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajahku.



Aku memegang tangannya segera dan menautkannya dengan milikku. Kemudian Aku membantunya untuk duduk dan Aku pindah dari tempat dudukku ke tepi tempat tidur memeluk tubuh mungil Hinata. Hinata melingkarkan lengannya di pinggangku dan dengan nyaman merebahkan kepalanya di dadaku.


"Maaf karena membuatmu terluka."Aku mempererat pelukanku.


"Tidak apa-apa, aku masih hidup." Hinata berkata dengan nada bercanda.


"Kamu tidak tahu bagaimana khawatirnya Aku ketika Aku tidak bisa melihatmu."




"Aku baik-baik saja Naruto-kun, Aku hanya keseleo di pergelangan kakiku dan lagipula Aku akan meninggalkan rumah sakit besok. Jadi jangan terlalu khawatir. "Hinata masih menjawab dengan riang, seolah benar-benar bukan masalah besar untuknya.


Aku tidak tahu harus bagaimana menanggapi gadis satu ini, ada beberapa menit diam diantara kami, karena kami hanya ingin merasakan kehangatan serta kehadiran satu sama lain.


"Aku mencintaimu Naruto-kun ... Tidak peduli siapa Kamu. "Akhirnya Hinata memecahkan kesunyian, dia berkata masih dalam pelukanku.


“ Tidak peduli apakah kamu adalah gangster atau bukan, Aku masih tetap mencintaimu dan cinta yang aku miliki tidak akan berhenti meskipun kamu adalah seorang gangster. Aku ingin mengenalmu lebih jauh, Aku ingin selalu berada dalam kehidupanmu”Hinata meneruskan perkataannya.


Aku tidak bisa berkata-kata, Aku sama sekali tidak berharap untuk mendengar kata-kata tersebut saat ini. Meskipun demikian Aku merasa dicintai sekali lagi oleh gadis ini.


"Hina-Chan, mengapa kamu selalu membuat ku merasakan perasaan seperti ini."Aku sengaja menyebut nama asli Hinata, membuatnya sedikit terkejut karena dia segera menatapku. Aku tidak lupa bahwa Hinata adalah Hina-Chan dan Hina-Chan adalah Hinata. Namun, sebesar apapun keinginanku untuk mengungkapkan jati diriku kepadanya bahwa Aku adalah Maki itu tidak bisa aku lakukan, ketika Aku mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Neji kepadaku di kantor polisi.


"Kenapa kamu mengikuti Ino?" Hinata memasang wajah cemberut.


Aku hanya diam tanpa menjawab pertanyaan tersebut, mengacak-acak rambutnya dan kembali memeluk erat Hinata dalam keheningan. “Aku selalu mencintaimu Hina-chan”Aku berkata dalam hati.
*Naruto P.O.V End*

.

.
~ H D A M ~
.

.
*Author P.O.V*

Kembali di markas Kitsune, Sakura mengadakan pertemuan yang biasanya dilakukan. Itachi duduk di sana dengan tenang menghirup secangkir kopi sambil menunggu Sakura datang , ada Kiba berdiri di belakangnya mengisi waktu luangnya dengan meniup permen karet nya.


Sakura tiba di dalam ruangan membawa aura dingin dan amarah, melempar kacamata hitamnya ke meja. Tanpa menunggu yang lain ia mulai berteriak.


"Jadi, katakan padaku mengapa Kamu berada di sana hari ini?" Sakura membanting tinjunya keras pada meja kayu.




Kiba masih memainkan gelembung permenkaretnya dan Itachi tidak bergeming sedikit pun, dia masih setenang sebelumnya menghirup secangkir kopi. Sakura menunggu jawaban Itachi.



"Sudah satu bulan, dan Kamu bahkan belum dapat menemukan obat yang hilang." Itachi akhirnya berbicara.

"Sudah cukup bagiku untuk menunggu mu, jika Kamu memang tidak bisa menangani hal ini Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri. Jadi jangan pernah ikut campur. Aku tidak tahu apa lagi yang mungkin akan terjadi. "Itachi melanjutkan masih dengan tenang.



Kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Itachi lebih terdengar seperti ancaman dari pada penyelesaian. Itachi berdiri dari kursinya dan meninggalkan ruangan, Kiba menyusul di belakangnya dan menyeringai pada Sakura.


Sakura membanting tinjunya lagi ke meja untuk melampiaskan kemarahannya. Dia tahu saat seperti ini pada akhirnya pasti akan datang, waktu di mana Itachi akan memulai perang untuk mengambil alih jabatan pemimpinnya. Selama ini dia tahu, tapi sakura masih tidak bisa menghentikannya.
.


.

~ H D A M ~
.


.

Pagi ini, akhirnya Hinata bisa keluar dari rumah sakit, Neji memutuskan cuti untuk membantu Hinata dan Orangtuanya mengantar Hinata kembali ke rumah. Setelah malam itu Hinata belum melihat Naruto lagi, dia berlama-lama di ruang pasien di menit terakhir berharap untuk melihat Naruto muncul di depannya. Tapi sayangnya tidak peduli berapa lama dia menunggu, Naruto tetap tidak muncul.


Sementara dalam perjalanan kembali ke mension Hyuga, Hinata tidak berbicara sepatah kata pun, dia hanya menatap pemandangan di luar jendela. Mereka tiba di mension Hyuga dan sebelum Hinata diberitahukan bahwa mereka sudah sampai, dia segera turun dari mobil dan mulai berjalan ke dalam rumah untuk bersembunyi di kamarnya dan berdiam diri.


Tapi sebelum dia bisa melarikan diri Neji menghentikannya, Neji ingin berbicara kepadanya. Mr dan Mrs Hyuga masuk lebih dulu mereka membiarkan keduanya untuk berbicara.


"Hinata Aku tahu aku sama sekali tidak berhak untuk mengontrol siapa yang bisa menjadi temanmu. Tapi kamu sekarang sudah tahu bahwa Naruto bukanlah seseorang yang pantas untuk dijadikan seorang teman. "


Neji tahu bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman, Ia mengingat dengan jelas posisi mereka saat ia pertama kali melihat mereka bersama di restoran Kyubi tadi malam dan dia bisa melihat pancaran mata Naruto ketika dia bilang dia akan melindungi Hinata tidak peduli apapun yang akan terjadi. Serta bagaimana wajah merindukan Hinata ketika ia hendak meninggalkan rumah sakit.


"Nii-san, Aku tahu mengapa kamu khawatir. Tapi Naruto-kun sangat penting bagiku. "




"Hinata ..."



"Maaf Nii-san aku benar-benar lelah." Hinata kasar memotong ucapan Neji untuk pertama kalinya, tanpa membiarkan Neji melanjutkan pembicaraan dia berbalik dan memasuki rumah.
.


.

~ H D A M ~
.


.

To Be Continue..

Comments