“Hidup dalam Air Mata”Chapter 8







“Hidup dalam Air Mata”

Chapter 8

Author : KA Jung Liu


Disclaimer :

Manga dan semua carekter Naruto cuma milik Masashi Kishimoto, 

Naruto dan Hinata mutlak milik Masashi Kisimoto kita hanya sebatas pengagum mereka. Akan tetapi Naruto hanya milik Hinata. Dilarang keras memisahkan Naruto dari pelukan Hinata! Bagi Keluarga Naru_Hina Lover’s
(UUD NHL 2013 Pasal 2 Ayat 1)

Pairing : Naruto & Hinata


Rate : M
(Untuk tidak kekerasan dan kata-kata kasar, Tidak ada adegan Limenya )


Genre :
Angst. Action, Romance, Tragedi, (Mungkin?)

Warning: 
Ide cerita pasaran, OOC, AU, Typo,Tanda baca salah, No EYD, Agak BAKU, membingungkan, dan masih banyak kekurangan yang lain.
.

.

~ H D A M ~
.


.

Sebelumnya Di HDAM :

"Hinata ..." Naruto memegang bahu Hinata, melepas pelukan dan menatap matanya mencoba berbicara.

"Please.. Jangan katakan apapun, Aku tahu Kamu tidak yakin dengan apa yang Kamu rasakan saat ini tapi Aku bisa menunggu dan ketika Kamu telah yakin Aku ingin mendengar 3 kata yang ingin kamu ucapkan kembali." Hinata tersenyum dengan senyum paling manis miliknya dan Naruto kembali memeluknya menyandarkan dagunya dekepala Hinata, merasakan kenyamanan memeluk Hinata.
.

.

~ H D A M ~
.


.

* Hinata P.O.V *

Sudah seminggu sejak Aku dan Naruto secara resmi bersama-sama. Bagi sebagian orang seminggu menjadi waktu yang cukup untuk membuat kita mengetahui segala sesuatu tentang pasangan kita, akan tetapi dalam situasi saat ini kami masih masuk kategori dalam masa " mulai mengenal satu sama lain". 

Aku tahu suatu hubungan harus berjalan secara alami serta membutuhkan waktu yang cukup untuk membuat kita berdua merasa nyaman, tapi untuk hubungan kami ini ada sesuatu hal yang membuatku merasa ada yang salah dalam hubungan kami.


"Hina-Chan!" Sebuah suara membuyarkan lamunanku.

"Hah?" Jawabku sedikit terkejut dan memasang wajah bingung.

"Halo gadis yang sedang jatuh cinta, aku telah memanggilmu tiga kali dan kamu tidak menjawabku sekali pun."Ino mengeluh saat ia duduk nyaman di sampingku.

"sebenarnya apa sih yang kamu pikirkan, sehingga membuatmu mengabaikan panggilanku ?" Ino bertanya sedikit ingin tahu dengan nada khawatir.

Aku masih bingung memikirkan masalahku sendiri. Aku menatap Ino kemudian kembali ke Cappuccino hambarku dan hanya bisa mendesah.

"Hei, ada apa dengan ekspresi seperti itu? Seharusnya kamu bahagia karena sekarang kamu dan Naruto resmi sekarang, bukan justru terlihat seperti ini. Jangan katakan jika kalian bertengkar ! "Ino berkata mengkhawatirkan kondisi hubunganku.

"Kami baik-baik saja, tidak sedang bertengkar atau apapun, karena pada kenyataannya memang tidak ada hal yang terjadi antara kami berdua. Hanya saja ..."Aku ragu-ragu memilih kata yang tepat untuk menggambarkan masalah yang tengah aku pikirkan..

"Apakah masalah Seks?" Ino bertanya dengan tampang Innocence nya.

"Tidak! Bukan masalah itu, sama sekali bukan itu" Aku segera menyangkal, dengan rona merah muncul dikedua pipiku. Dan refleks memukul lengan Ino.

Setelah itu Aku mencoba tenang kembali dan Ino hanya menungguku berbicara kembali sembari menggosok lengannya yang sempat ku pukul untuk meringankan rasa sakit.

"Aku merasa ... bahwa Naruto memasang penghalang antara kami setiap kali Aku mencoba untuk mengenalnya lebih jauh"Akhirnya Aku menemukan kata terbaik untuk menggambarkan apa yang tengah Aku rasakan.

"Oh, jika seperti itu, termasuk salah satu masalah besar." Ino menatapku dengan tatapan khawatir.

"Baiklah, bagaimana jika kita mengadakan double date? Mungkin itu dapan membantu Naruto untuk sedikit lebih terbuka. "Ino memberikan usul. 


"Apakah Kamu sudah punya pacar?"Aku baru menyadari sesuatu yang baru tentang Ino.


"Sebenarnya belum, ya hanya ingin kamu tahu Aku ini cukup populer di kalangan laki-laki. Dan demi kamu, Aku bisa meminta salah satu dari mereka untuk menjadi teman kencanku." Ino berkata dengan wajah cemberutnya.

Aku hanya tersenyum pada kelucuan tersebut. 

Akhirnya kami memutuskan bahwa double date akan dilaksanakan pada hari Minggu.

Aku segera menghubungi Naruto, dan syukurnya dia sama sekali tidak keberatan.


*Hinata P.O.V End*
.

.

~ H D A M ~
.


.

*Author P.O.V*

Hari ini adalah sabtu malam minggu, hari dimana Narut biasa berada di Seiryu untuk mengawasi klub. dia berdir di balkon lantai dua untuk mengawasi sekitar, Semuanya baik-baik saja, tidak ada masalah, dan tidak ada perkelahian. Sehingga di berniat kembali kekantornya. Ketika berbalik untuk kembali ke kantornya, dia berhenti saat sadar bahwa Sakura sedang berdiri di depannya.



"Sakura Nee-san? Apa yang membawamu kemari ?" Naruto sadar bahwa Ini hampir setahun sejak terakhir kali Sakura mengunjungi seiryu.


Sakura hanya tersenyum padanya dan menariknya menuju ke kantor untuk melanjutkan pembicaraan. Setelah sampai di kantor dan duduk di sofa nyaman Sakura segera menjelasakan prihal kedatangannya kemari.


"Obat-obatan dicuri oleh Maito Guy, kemudian dia meninggal dan sekarang obat-obatan tersebut hilang. Apakah menurutmu itu semua hanya kebetulan? " Sakura bertanya kemudian melanjutkan" Dan pada waktu itu Itachi sedang cuti. Aku tidak mempunyai bukti bahwa dia yang melakukan, tapi semua kejadian ini seperti sesuat yang telah direncanakan dengan baik. Kamu tahu kan, Itachi selalu ingin mengambil alih tempatku dan Aku tidak akan heran jika dia dalang dari semua ini. Hanya saja kita belum mendapatkan bukti yang kuat " Sakura mendesah kecewa.



"Jadi, sekarang apa yang Nee-san ingin Aku lakukan?"Naruto bertanya pada Sakura.



"Aku ingin kamu dan Lee untuk tetap mengawasinya dan melaporkan kepadaku setiap temuan baru."Sakura berkata kepadanya, Naruto merespon dengan anggukan mengerti. 



Setelah urusan bisnis selesai dibicarakan, sakura berniat mengganti topik yang lebih peripadi. "Aku dengar dari Lee, kamu sudah memiliki pacar apakah itu benar dan siapa gadis itu?" Sakura bertanya ingin tahu seperti apa gadis yang telah merebut hati Naruto. 


"Dasar mulut besar." Naruto mengutuk dalam hati mengacu pada Lee. 

"Namanya Hinata kami baru saja mulai berkencan selama seminggu."Naruto berkata terus terang.

Naruto menceritakan, seluruh kejadian yang membuatnya mengenal Hinata hingga mereka resmi berpacaran.Hanya dua orang yang dapat Naruto pecayai tentang isi hatinya yaitu Lee dan Sakura, baginya mereka adalah dua orang yang paling dekat seperti keluarga. 

Naruto tidak ragu-ragu untuk mengatakan tentang hubungannya dengan Hinata, sebenarnya dia ingin memberitahu Sakura tentang hal itu lebih dulu bukan Lee karena Lee hanya bertanya tentang topik seks, itu membuatnya jengkel.


Sakura bisa melihat bagaimana anusiasnya Naruto setiap kali menyebutkan prihal Hinata. tidak sulit untuk mengetahui seberapa besar Naruto mencintai gadis ini. Dan hal tersebut membuat Sakura cukup penasaran, seperti apa gadis yang mencuri hati Naruto. Menurut dari deskripsi yang Naruto ceritakan dia bisa membayangkan bahwa gadis itu cantik.


"Jangan katakan bahwa Nee-sanmu ini tidak memperingatkanmu. berhati-hatilah, kau tahu kan?" Sebanyak Sakura tidak ingin membuat kebahagian Naruto berkurang, tetap saja kata-kata aitu adalah sebuah kebenaran, anggota keluarga atau orang-orang yang mereka cintai akan selalu dapat terlibat kedalam urusan Kelompok mereka dan pada akhirnya yang terparah akan menimbulkan kematian.


"Aku tahu tentang hal itu dan aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya." Jawab Naruto dengan pandangan meyakinkan Sakura.
.

.

~ H D A M ~
.


.

Hari ini Naruto berjanji kepada Hinata untuk bersedia pergi double date dengan Ino. Kalian tahu bahwa dia seharusnya mengurus Seiryu, karena dia begitu menyayangi Hinata jadi tidak mungkin dia menolaknya, lagi pula masih ada Lee yang akan mengurus Seiryu selama dia pergi dengan Hinata. Dan hal tersebut tentu membuat Hinata bahagia.

Hinata mulai bersiap-siap pukul 8 tepat, dan ternyata seorang gadis itu membutuhkan waktu yang lama untuk sekedar berdandan. Butuh sekitar 2 jam lebih untuk menyelesaikan berias. 

Waktu menunjukan pukul 10 tepan, Naruto sudah sampai di depan gerbang kediaman Hyuga. Dia menunggu sekitar 5 menit, dan akhirnya orang yang ditunggunya keluar juga. Dia menyunggingkan senyum termanisnyaa hanya dengan melihat kekasihnya berlari kecil menuju mobilnya. 

" Maaf untuk membuatmu menunggu terlalu lama"Hinata memasuki mobilnya sedikit terengah-engah akibat lari kecil, Dia segera membungkuk dan memberikan kecupan cepat di pipi Naruto sebagai permintaan maaf.

"Tenang saja kali ini hanya 5 menit, itu bukan waktu yang lama."Naruto mencoba menggodanya saat dia ingat bahwa terakhir kali mereka pergi keluar, Naruto harus menunggu satu jam sampai Hinata muncul. 

Hinata cemberut setelah mendengar 'pujian' darinya, dan Naruto hanya terkekeh geli melihat ekspresi lucu kekasihnya itu. Hinata memberiku kecupan manis dipipiny sekali lagi sebagai permintaan maaf. Karena hal tersebut sebuah senyum terukir diwajah Naruto.


Karena merasa sudah siap Naruto mulai menghidupkan mesin mobil dan berangkat ke tempat tujuan, tempat untuk acara Double date kami kali ini adalah taman hiburan Konoha Land, Tempat tersebut yang memutuskan adalah Ino, meskipun kedengarannya biasa saja dan mungkin kuno, tetapi itu juga merupakan tempat terbaik di mana pasangan dapat bersenang-senang bersama-sama.



Ketika mereka mencapai gerbang Konoha Land dari jarak jauh Hinata dapat melihat Ino dan pasangannya sedang menunggu mereka. Hinata segera menarik Naruto berjalan lebih cepat menuju Ino dan pasangannya.


"Hina-Chan mengapa kamu selalu terlambat!"Ino berkata dengan wajah marah ketika ia melihat Hinata, tapi tentu saja tidak akan berlangsung lama dan ia mulai tertawa terbahak-bahak setelah sekitar 10 detik.


Kedua gadis itu terlalu senang untuk bertemu lagi bahwa dan Hinata sadar pada perubahan-perubahan kecil di wajah Naruto. "Hina-Chan?" Neruto mengangkat alisnya bingung setelah mendengar nama teman masa kecilnya.


"Ino, bukankah sudah ku bilang berhenti memanggil ku dengan nama itu" Hinata memberikan death gazenya kemudian berbalik untuk menghadapi Naruto.

Bukan Hinata sengaja menyembunyikan informasi tersebut dari Naruto, hanya saja belum sempat meceritakannya "Maaf aku tidak memberitahukan mu tentang hal itu sebelumnya, itu nama asliku."Hinata berkata kepada Naruto dengan nada benar-benar tulus.

“Tidak apa-apa Aku mengerti”Naruto menanggapi dengan memberikan senyum termanisnya untuk meyakinkan jika itu baik-baik saja.

Namun dalam pikiran Naruto dia bertanya pada dirinya sendiri apakah Hina-Chan ini adalah Hina-Chan yang dia kenal, tetapi segera dia membuang pemikiran tersebut,”Nama yang sama bukan berarti orang yang sama” dia mengambil sebuah kesimpulan. Kemudian kembali fokus kepada Hinata dan sahabatnya.

"Omona! Aku sekarang tahu mengapa Hina-Chan sangat tertarik padamu setelah bertemu denganmu. Kamu memang sangat tampan "Ino mengalihkan perhatiannya ke Naruto dan berbicara apa pun yang ada dalam pikirannya. Hinata merasa sangat malu tetapi Naruto pikir itu sangat lucu.


"Hei, Ijinkan aku memperkenalkan teman kencanku disini di sini, namanya adalah Sai. Dia kuliah di universitas yang sama dimana kita belajar, dia mengambil jurusan kedokteran. "Ino memulai memperkenalkan pasangannya.


Keempat orang tersebut mulai saling mengenal satu sama lain dan segera memulai hari mereka bersama-sama. 
.

.

~ H D A M ~
.


.
*Hinata P.O.V*
Kami begitu menikmati acara yang diusulkan Ino ini, Naruto benar-benar seorang pria disini dia begitu merawatku : membawa tasku, membayar untuk biaya masuk semua wahana, memelukku erat-erat ketika kami memasuki rumah hantu dan memegang tanganku erat ketika kami sedang berjalan bersama. 

Dia adalah segala sesuatu yang benar-benar Aku inginkan dalam suatu hubungan dan Aku merasa penghalang diantara kita sedikit menghilang. Naruto terlihat begitu bahagia, tentu saja Aku lebih bahagia, Aki menikmati setiap moment bersamanya hingga kami merasa lelah. 

Akhirnya Sai dan Naruto memutuskan untuk pergi membeli makanan ringan untuk kita sedangkan Aku dan Io duduk di sebuah bangku untuk mengistirahatkan kaki kami yang hampir mati rasa.




"Hari ini begitu menyenangkan."Aku mulai berbicara kepada Ino sementara mataku masih terpaku pada Naruto yang tengah menjauh.


"Hina-Chan, apakah Naruto tahu tentang masa lalumu?" Ino bertanya kepada ku. Aku hanya membalasnya dengan menggeleng. Ini benar-benar tidak pernah datang ke pikiranku tentang hal tersebut.


Itu juga membuatku berpikir apakah Aku perlu memberitahu Naruto. Aku tidak ingin menyakiti Naruto jika dia tahu bahwa Maki, seseorang dari masa laluku memiliki tempat yang lebih istimewa di dalam hatiku.
.

.

~ H D A M ~
.


.

Pertanyaan besar yang muncul setelah double date dan hal tersebut benar-benar menggangguku. Setiap kali Aku berpikir tentang Naruto maka sebuah pertanyaan besar akan muncul “Apakah aku harus memberitahukan masa laluku kepada Naruto?”.

Aku tidak tahu siapa lagi yang bisa diajak bicara, Ino bukanlah pilihan yang baik karena dia akan pertanyaan baru kepada diriku sendiri dan tidak mungkin jika aku meminta bantuan Karin Nee-san, dia sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Akhirnya aku menemukan masih ada satu orang yang bisa menjadi teman bicaraku. Sejak dulu ketika Aku merasa terganggu oleh sesuatu pemikiran yang mendalam Aku sering becerita dengan Tsunade-sama.



Setelah semua kelasku berakhir, Aku segera menuju ke desa tempat tinggal Tsunade-Sama. Sebenarnya desa tersebut cukup jauh, dibutuhkan waktu 2 jam untuk sampai ke sana. tetapi Aku tidak bisa membiarkan pertanyaan ini terus-terusan menghantuiku tanpa ada jawaban yang pasti. 

Aku memutuskan untuk menelpon taksi segera menuju ke tujuan dan ketika Aku tiba di pintu masuk bukit langit mulai senja. Aku berjalan ke atas bukit sendirian memasuki pintu masuk utama desa. 

Langit mulai menjadi gelap dan tidak ada siapa pun di luar. Aku akhirnya menemukan jalan menuju rumah Tsunade-sama. Aku mengetuk pintu sekali, pintu terbuka lebar memperlihatkan orang yang begitu aku butuhkan saat ini untuk menyelamatkanku dari frustrasi.


"Hina-Chan? Apa yang kamu lakukan di sini malam-malam begini ? "Sebuah ekspresi bingung ditunjukkan Tsunade-Sama, kemudian ia dengan cepat menarikku masuk ke dalam.


Kami duduk di ruang tamu dan Tsunade-Sama menuangkan secangkir teh panas untukku. Tubuhku mulai gemetar karena angin diluar bertiup cukup kencang, dan teh panas menghangatku sedikit dan Aku merasa gemetar mulai menghilang.


"Aku minta maaf untuk mengganggu Baa-san malam-malam begini, tetapi Aku tidak tahu siapa yang dapat memberikan saran kecuali Baa-san tentang pikiran yang akhir-akhir ini menggangguku".Aku berkata jujur padanya.



Tsunade-Sama yang duduk di sebelahku memberi respon dengan menepuk bahuku ringan, mengisyaratkan untuk melanjutkan apa yang ingin aku tanyakan. Aku menarik napas panjang dan hembuskannya sebelum aku mulai berbicara.


"Aku jatuh cinta dengan seorang pria bernama Naruto. Aku tidak tahu apakah itu adalah cinta pada pandangan pertama atau bukan, tapi perasaan yang ku miliki untuknya sangat kuat sejak pertemuan pertama kami. 

Aku selalu berpikir tentang dirinya dan tidak lama kemudian kami resmi bersama-sama. Semuanya berjalan dengan baik sampai Aku merasa seperti dia meletakan sebuah penghalang di antara kami. Sebenarnya penghalang tersebut sudah mulai runtuh beberapa hari yang lalu tapi hari itu juga masalah baru tercipta. 

Aku tidak tahu apakah aku harus menceritakan masa laluku atau tidak kepadanya. Aku hanya takut bahwa dia tahu identitas sejatiku, dan Aku juga takut dia sakit hati setelah mengetahui bahwa ada orang lain yang lebih penting daripada dia. Sehingga memungkinkannya untuk memasang penghalang antara kita lagi. Atau bahkan mungkin dia ingin putus denganku " Pemikiran tersebut benar-benar menyakitkan untukku dan air mata mulai mengalir di wajahku.


"Apa yang harus Aku lakukan?" Aku benar-benar tidak berdaya.



"Hina-Chan apakah kamu pernah berpikir bahwa mungkin dia merasa hala sama juga seperti apa yang engkau rasakan?"Pertanyaan Tsunade-sama ini membuatku menatapnya dengan tatapan bingung. 

"Jika kamu mengatakan bahwa Naruto memasang penghalang antara kalian berdua. Apakah kamu pernah berpikir bahwa kamu juga menempatkan penghalang antara kamu dan masa lalumu?" Pertanyaan Tsunade-Sama kali ini membuatku tertegun. 

Mungkin memang benar ketika Naruto menghindari untuk mengungkapkan dirinya lebih banyak pada saat yang sama Aku juga menghindari pertanyaan tentang masa kecilku.


"Jika kamu ingin menghilangkan penghalang antara kalian berdua, kamu harus menjadi yang pertama untuk menghilangkan penghalang dirimu sendiri." Tsunade-sama berkata.


"Aku punya kamar kosong di sini, Kamu bisa tidur di sini untuk malam ini dan berfikir untuk jawaban tentang masalahmu. Lagi pula terlalu berbahaya jika seorang gadis berkliaran dimalam hari"Tsunade-sama mengantarku menuju kamar yang dimaksud, dan membiarkanku sendiri untuk memikirkan jawaban yang aku cari.
*Hinata P.O.V End*

.

.

~ H D A M ~
.


.

*Naruto P.O.V*

Setelah double date hari itu, nama asli dari Hinata benar-benar mengganggu pikiranku, mungkinkah bahwa Hinata adalah Hina-Chan ? menurut ingatanku Hina-Chan juga perg ke Paris setelah 2 tahun diadopsi dan dari perhitungan usia, usia Hinata sama dengan Hina-Chan sekarang. 

Tetapi bisa saja usia dan nama hanya sebuah kebetulan, yang membuatku berharap dan berpikir bahwa dia itu Hina-chan adalah perasaan yang kuat, yang Aku rasakan ketika pertama kali bertemu Hinata di seiryu.



Aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menemukan Hina-Chan, Akhirnya Aku memutuskan untuk melakukan cek tentang kebenaran latar belakang Hinata. Menggunakan kekuasaanku sebagai anggota Kitsune , Aku memerintahkan beberapa orang untuk meneliti latar belakang Hinata, dari rumah sakit ia dilahirkan ke SMA dimana dia lulus dan bahkan latar belakang keluarga dan kerabatnya.


Setelah beberapa hari Aku menerima berkas laporan hasil penelusuran. Aku sedikit cemas pada apa yang akan Aku ketahui tentang pacarku. Aku membaca berkas tersebut lagi dan lagi untuk mengkonfirmasi jika Aku membacanya dengan benar. 

Karena segala sesuatu dalam berkas laporan tersebut cocok mengenai informasi yang Aku tahu tentang Hina-Chan, seperti tahun ia dilahirkan, hari ia masuk panti asuhan dan hari dia pergi. Bahkan ada foto keluarga Hyuga, Aku jelas masih sangat ingat dengan dua wajah yang mengadopsi Hina-Chan. 

Kebahagiaan meluap membuat ku meneteskan air mata saat Aku sadar bahwa akhirnya Aku menemukan orang yang benar-benar aku rindukan. Tapi Aku terkejut dengan sebuah nama “ Hyuga Neji” , petugas yang sering menangkapku dan mengurus kasusu Kitsune adalah sepupu Hinata. Dia mungkin akan menjadi masalah bagi hubunganku dengan Hinata.
*Naruto P.O.V End*
.

.

~ H D A M ~
.


.

*Author P.O.V *
Hinata terbangun di pagi hari karena mendengar suara ayam jantan telah berkokok. Dia melirik jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 7 di pagi hari. Dia menguap dan meregangkan tubuhnya sebelum meletakkan kakinya di tanah. 

Dia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, pada refleksi dari cermin dia melihat kedua matanya merah dan bengkak, hal tersebut karena Dia menangis tadi malam dan kurang tidur. Dia tidak bisa tidur karena ia bingung, haruskah ia mengatakan kebenaran kepada Naruto atau tidak, sampai akhirnya dia membulatkan tekad bahwa dia harus jujur kepada Naruto.


Hal pertama yang dia lakukan setelah ia mencuci mukanya adalah menelpon Naruto. Dia mengambil ponselnya dan segera menghubungi nomor Naruto. Telepon terus berdering namun tidak ada yang menjawab ketika dia hendak menutup teleponnya, ternyata sudah tersambung.


Yang Hinata dengar pertama kali adalah menguap dan suara Naruto yang masih mengantuk "Moshi-moshi?"


"Maaf jika aku membangunkanmu? Aku akan menelepon nanti saja. "Hinata berkata, merasa menyesal karena membangunkan tidur nyenyak kekasihnya. 


"Tidak apa-apa, memang sudah seharusnya Aku bangun" Naruto berkata dan menguap lagi.


"Umm ... Apakah kamu punya waktu hari ini ?, Aku ingin bertemu denganmu dan mengatakan sesuatu "Hinata bertanya kepada Naruto.


"Pagi ini Aku punya kelas ... Bagaimana jika nanti malam? Atau itu sangat penting sehingga kamu harus bertemu denganku sekarang? "Naruto bertanya kembali.



"Tidak terlalu penting .. jadi nanti malam juga tidak apa-apa. Aku akan menumuimu "setelah mengatakan hal tersebut, Hinata mengakhiri panggilan.


Masih ada beberapa jam sampai mereka bertemu dan jantung Hinata sudah berdebar-debar, dia tidak sabar untuk bertemu dengan Naruto dan menceritakan semuanya.


Ponsel Hinata berdering menunjukan ID pemanggil dalah Ino sahabatnya, dia segera menekan tombol “Answer”


"Hina-Chan! Aku sangat senang! Apakah kamu memiliki kelas hari ini, apakah kamu ingin pergi belanja denganku ? Aku harus memberitahumu tentang sesuatu, sesuatu yang benar-benar sangat penting "Ino berteriaka bahagia melalui telepon!.


"Ino bisakah kamu pelankan sedikit suaramu. Kamu benar-benara merusak gendang telingaku. " Hinata berkata menjauhkan ponselnya dari telinganya.


"Ups maaf Hina-chan! Aku hanya terlalu senang. "Ino mulai cekikikan sendiri.
.

.

~ H D A M ~
.


.


*Naruto P.O.V*

Kini Aku benar-benar tejaga setelah terbangun karena telpon dari Hinata, Aku mempersiapkan diri untuk kekampus. Aku jadi tidak sabar ingin bertemu dengannya karena Aku juga ingin memberitahu dia bahwa aku adalah Maki. 

Setelah menyadari bahwa itu Hina-chan Aku merindukannya dan ingin selalu melihatnya. Dan malam ini akan menjadi malam reuni untuk kami berdua. Tanpa kusadari kusunggingkan senyum saat Aku sedang berganti baju.


Aku menghadiri kelasku seperti biasa. Sementara Aku sibuk dengan kuliah, Aku meminta Lee untuk mengawasi Itachi seperti apa yang Sakura perintahkan.


Kami telah mengikuti Itachi selama berhari-hari, tapi tidak ada yang istimewa atau mencurigakan yang kami temukan. Itachi melakukan rutinitas seperti biasa, mengunjungi pacarnya, tinggal di kantornya dan menghubungi pengedar narkoba. Benar-benar tidak ada yang luar biasa. 

Setengah hari telah berlalu, dan sekarang aku memiliki waktuku untuk menghubungi Lee menanyakan apakah ada hal yang penting tentang Itach. Aku mengeluarkan ponselku dan menekan nomor Lee.


"Apakah ada sesuatu hal penting mengenai Itachi selama pengamatanmu?" Aku segera memberikan pertanyaan kepada Lee.



"Tidak ada... tapi tunggu dulu mungkin sekarang ada. " Lee menjawab.



Aku mengangkat alis bingung "Apa maksudmu?"



"Itachi dan gengnya baru saja memasuki restoran ‘Kyubi’. Aku punya perasaan buruk akan terjadi tentang hal ini "Lee melaporkan temuannya.


Setelah mendengarnya Aku juga memiliki perasaan buruk akan terjadi . Semua orang tahu bahwa ‘Kyubi’ adalah restoran yang dimiliki oleh Akatsuki dan Yahiko boss dari Akatsuki akan sering berada di sana. 

Sekarang Aku benar-benar berfikir bahwa Itachi bersekongkol dengan Akatsuki, dahkan bisa jadi lebih buruk dari pada itu.


"Baiklah, tetap awasi dia Aku akan menemuimu disana."Aku memerintahkan kepadanya.
*Naruto P.O.V End*

.


.

~ H D A M ~
.


.

*Hinata P.O.V * 

“Hina-Chan kamu terlambat lagi!" Ino cemberut saat dia menyapaku yang baru datang.


“Gomennasai... “ Aku membungkuk .

Karena Ino adalah tipe orang yang tidak bisa marah jika marah sehingga dalam hitungan detik dia memaafkanku.


"Jadi, Apa yang membuatmu begitu senang dan ingin memberitahu kepadaku ?" Itu adalah hal pertama yang Aku tanyakan.


"Oh yeah, Aku lupa ... Aku akan menjadi salah satu mahasiswa yang diber kesempatan untuk memiliki pelatihan kerja yang nyata di rumah sakit "Ino melomppat-lompat bahagia dengan memegang tanganku. "Aku tidak sabar ingin segera memakai seragam perawatku untuk bekerja." Ino melanjutkan dan terlihat begitu bahagia.



"Selamat ya Ino!"Aku ikut senang untuk sahabatku, Aku tahu itu adalah mimpinya untuk menjadi seorang perawat dan membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.


"Jadi kamu memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Naruto?" Ino bertanya merubah topik dengan nada khawatir. 


Aku tidak berkata hanya mengangguk kepalaku mengiyakannya. Kami masih berjalan-berjalan tanpa tujuan. Hingga Ino membuat kami berhenti karena dia melihat seseorang yang Kami kenal.


"Hina-Chan, bukankah yang disana itu Naruto?"Ino berkata kepadaku. 


Membuatku mengalihkan pandanganku ke arah yang ditunjuk Ino, Ino benar itu adalah sosok orang yang Aku cintai bagaimana mungkin Aku tidak mengenalinya?.



"Kenapa dia ada di sana?" Aku bertanya pada diriku sendiri. 

Bukankah seharusnya dia berada di kampus saat ini tapi kenapa dia berbohong? Sebuah pertanyaan memenuhi kepalaku. tanpa pikir panjang Aku segera meraih pergelangan tangan Ino dan diam-diam mengikuti Naruto. 

Kami mengikuti hingga dekat dengannya, Kami berhenti saat melihat Naruto memasuki restoran. Ketika aku hendak melangkah untuk terus mengikuti Naruto, Ino menyambar pergelangan tanganku dan menarikku kembali.



"Kenapa kamu menarikku?"Aku sontak bertanya kepada Ino.



"Hina-Chan, Kamu belum lama berada di Korea, Apakah kamu tidak tahu bahwa restoran ini adalah restorang yang sering dikunjungi gangster" Ino memperingatkanku.



"Aku tidak peduli, aku hanya ingin tahu mengapa Naruto berbohong kepadaku." Aku melepaskan tanganku dari genggama Ino dan melanjutkan mengikuti Naruto ke restoran.
*Hinata P.O.V End*
.

.

~ H D A M ~
.


.

*Author P.O.V*

Benar-benar terlambat bagi Ino untuk menarik kembali Hinata karena Hinata sudah meninggalkan zona aman menurut Ino. Ino benar-benar khawatir, jantungnya berdetak lebih cepat dia gelisah, dan ragu apakah ia harus mengikutinya atau hanya tinggal di luar. Ino terus bergerak maju-mundur, jari-jarinya bergerak gelisah. Dia ingin mengikuti Hinata tapi karena semua berita tentang Restoran Kyubi yang pernah dia baca membuatnya menjadi Takut. 

"Maafkan aku Hina-Chan." Akhirnya dia membuat pilihannya dan mulai berdoa kepada Kami-sama berharap bahwa temannya akan kembali dengan selamat.
.


.

~ H D A M ~
.


.

To Be Continue...

Comments