“Hidup dalam Air Mata”Chapter 12






“Hidup dalam Air Mata”

Chapter 12

Author : KA Jung Liu


Disclaimer :

Manga dan semua carekter Naruto cuma milik Masashi Kishimoto, 

Naruto dan Hinata mutlak milik Masashi Kisimoto kita hanya sebatas pengagum mereka. Akan tetapi Naruto hanya milik Hinata. Dilarang keras memisahkan Naruto dari pelukan Hinata! Bagi Keluarga Naru_Hina Lover’s
(UUD NHL 2013 Pasal 2 Ayat 1)

Pairing : Naruto & Hinata


Rate : M
(Untuk tidak kekerasan dan kata-kata kasar, Tidak ada adegan Limenya )


Genre :
Angst. Action, Romance, Tragedi, (Mungkin?)

Warning: 
Ide cerita pasaran, OOC, AU, Typo,Tanda baca salah, No EYD, Agak BAKU, membingungkan, hati-hati karena P.O.V berubah-ubah dan masih banyak kekurangan yang lain.
.


.

~ H D A M ~
.


.

Sebelumnya Di HDAM :

“Tenang disini oke my Princcess! Biar aku yang memeriksa keluar”


“Tapi Naruto-kun...”


“Sssssttt... tenanglah jangan panik, Aku akan menjagamu”Dia memotong ucapanku, memberikan kecupan ringan di dahiku seraya mebuka pintu dan keluar. Dia mengunci pintu dari luar, ketika dia mendekat ke arah mobil yangg menghalangi tiba-tiba....
* Hinata P.O.V End*

.


.

~ H D A M ~

.


.

*Author P.O.V *
Naruto mendekat ke arah mobil yang menghalangi, 

‘Buaaaagh’
Namun sebuah pukulan benda tumpul mengenai punggungnya dan sukses membuatnya tersungkur. 


Hinata yang menyaksikan dari dalam mobil sedikit berteriak, bersyukur bahwa teriakan tidak akan terdengar oleh si penyerang sehingga mereka tidak sadar bahwa Naruto tidak sendirian dan jendela mobil milik naruto terbuat dari kaca elastis anti pecah.



Naruto bangkit dan segera menerima kembali tendangan tepat di perutnya serta pukulan tepat di pipi kirinya. Membuat dia kembali tersungkur, fisi penglihatannya mulai kabur.


“Shiit, Siapa sih mereka, Ayo Naruto jangan menyerah, Pikirkan jika kau kalah Hinata dalam bahaya” Naruto berkata pada dirinya sendiri, pemikiran atas keselamatan Hinata memberikan kekuatan kepadanya sehingga dia bisa menangkis pukulan ketiga yang datang dari arah lain.


Akhirnya Naruto bisa berdiri dan menghadapi si penyarang, dihadapannya ada tiga orang penyerang. Satu orang membawa balok yang cukup besar, satu lagi membawa katana, satu lagi dengan tangan kosong.


Hinata benar-benar berkeringat dingin, dia khawatir pada Naruto, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan, jika dia menelpon polisi hal tersebut justru membahayakan Naruto.


Hinata hanya bisa berdo’a berharap Kami-sama memberikan keajaiban pada kekasihnya yang kini tengah bertarung.


Si pria yang membawa balok mencoba menyerang Naruto, dengan teknik ilmu beladiri yang Naruto dapat ia berhasil mematahkan serangan, memukul telak ketitik dimana si pembawa balok tidak bisa berkutik. Dengan sigap dia mengambil balok tersebut. Dijadikan tameng ketika dia tiba-tiba mendapat serangan dari si pengguna katana.


Naruto berhasil menghindari serangan si pengguna katana yang menyerang dari arah belakang, namun sedikit goresan katana meninggalkan soufenir di bahu kiri Naruto.

Ketika merasa si pengguna pedang lengah Naruto memukul telak di perut sehingga membuatnya tersungkur, naruto segera menyingkirkan katana jauh-jauh.

Tersisa pria dengan tangan kosong, dengan gemetar si pria itu mohon ampun kepada Naruto ketika Naruto mendekat kearahnya dan segera berlari ke mobil yang menghalangi Naruto dan melesat meninggalkan ke dua temannya yang sudah tidak berdaya.


Naruto masih berbaik hati tidak menghabisi nyawa mereka, pada akhirnya mereka lari sambil terseok-seok dan terpincang-pincang. 

Naruto kembali kedalam mobil disambut dengan pelukan ketat dari Hinata serta isakan tangis dari Hinata.


“Ssssttt.. Tenanglah Princess aku baik-baik saja, jangan khawatir”


“Kau terluka, kau bilang tidak apa-apa, kita harus segera kerumah sakit untuk mengobatimu”Hinata berkata masih dengan isak tangisnya.


“Ssssttt... tidak perlu Princess, di apartemen saja sudah cukup banyak oabat-obatannya”


“Tapi lukamu...”


“Sudahlah, kita obati di apartemen saja ya, tidak harus dirumah sakit lagi pula lebih jauh menuju rumah sakit dari pada apartemen”Naruto memotong ucapan Hinata.




Hinata hanya mengangguk setuju, sepanjang perjalan pulang Hinata selalu menatap khawatir pada Naruto, sedangkan yang di tatap hanya memberikan senyuman yang mengatakan bahwa Aku baik-baik saja.
.


.

~ H D A M ~
.


.

*Naruto P.O.V*
Setelah sampai di apartemen, Hinata mencoba untuk tidak panik mengambil apa yang di perlukan untuk mengobati lukaku.


Aku duduk tenang di sofa ruang tamu, meringis menahan rasa nyeri di bahu kiriku dan di tubuhku.

Hinata datang dengan kotak P3K dan baskom yang Aku pikir berisi air hangat.

Dia menyuruhku membuka bajuku yang sedikit terkoyak karena goresan katana dari pertarungan tadi. Aku berbalik menghadapkan punggungku ke arah Hinata.

Hinata segera membersihakan luka yang sudah mulai mengering dan mengoleskan antiseptik di luka pada bahu kiriku, memberikan obat mereh lalu memasangkan perban pada luka tersebut, sebisa mungkin Aku tidak menunjukan rasa sakitku. 

Sejenak Hinata terdiam seolah sedang menatap sesuatu dipunggungku. 

"Apakah itu sakit?" Hinata bertanya berbalik kerahku dan kini beralih membersihkan luka di wajahku.


“Luka ku, sudah lebih baik karena kau yang mengobati”


“Bukan itu, tapi tato Dewa Kurama dan bekas luka di bawah luka barumu Apakah itu masih menyisakan sakit ?” Dia bertanya memperjelas lalu meneruskan aktifitasnya membersihkan luka diwajahku.


"Itu tidak sakit lagi." Aku menjawab setenang mungkin tanpa menunjukan ekspresi rasa sakit saat Hnata menyentuh luka di wajahku.


"Apa yang sebenarnya terjadi?" Hinata bertanya ingin tahu.


Aku berpikir sejenak, mungkin ini waktu yang tepat untuk mengakui masa laluku ke Hinata dan Aku mulai menceritakan kisahku.


Aku menceritakan bagaimana Aku bisa bertemu Lee dan kehidupan yang sangat sulit di Cina namun masih menyembunyikan identitas sebenarnya jika aku adalah Maki. Air mata mulai mengalir dari mata indah milik Hinata ketika mendengarkan kisah tersebut, berlanjut ke bagian dimana aku mendapatkan tato dewa Kurama.

* Flashback *

Setelah insiden di Hotel Nibiru dimana Aku dan Lee membantu Kakashi untuk menghindari tertangkap oleh Obito suami dari Rin. Kakashi lebih mempercayai Aku dan Lee dan sejak hari itu dan seterusnya Kami mengikuti Kakashi seperti pengawalnya. 


Hidup Kami jauh lebih baik karena kami tidak harus tinggal di sebuah apartemen sempit dengan delapan orang lain lagi saat Kakashi memberi kami sebuah apartemen sebagai hadiah telah menyelamatkan dia.


Suatu hari di Klub Heaven Anbu dalam ruang VIP ini adalah pertama kalinya Aku dan Lee melihat Sakura. Dan dari percakapan itu tampaknya Sakura ingin melakukan penawaran dengan kelompok Hatake.


"Oh suatu kehormatan untukku, apa yang membawa Sakura-san kemari? Atau aku harus memanggilmu sebagai Mrs. Uchiha sekarang "Kakashi berkata dengan seringai licik.



"Cukup basa-basinya. Aku di sini untuk bisnis. Aku ingin kau meyakinkan ayahmu untuk melakukan kerjasama dengan Kitsune "Sakura berkata langsung ke titik dengan nada suara yang bisa dibilang agak dingin.



"Aku tidak bisa membantumu. Kau tahu kita tidak bisa melakukan kerjasama dengan orang asing? " Kakashi segera menolaknya.



"Tapi kau tahu bahwa aku pemimpin Kitsune sekarang?"




"Bahkan jika Aku bisa meyakinkan ayahku, mengapa harus aku lakukan?"



Sakura menatap Kakashi intens seolah dia memiliki dendam pada dirinya. 

Aku mendengar dari anggota senior lain bahwa Kakashi dan Sakura pernah menjalin sebuah hubungan. Tapi Kakashi membuat Sakura patah hati sehingga Sakura masih menyimpan dendam terhadap dirinya setelah putus selama bertahun-tahun. 


Pembicaraan mengenai bisnis mereka berakhir dengan Sakura keluar ruang VIP dengan kesal sementara Kakashi tidak peduli sama sekali.
.


.

~ H D A M ~
.


.

"Maki ambil kotak di laci meja kerjaku di Anbu dan segera antarkan ke Hotel Nibiru" Kata Kakashi melalui telepon dan kemudian menutup telepon.


Aku tahu Kakashi tidak belajar dari kesalahannya, karena Aku mendengar suara Rin melalui telepon. Tapi Aku tidak punya hak untuk mengatakan apapun dan hanya berhak melakukan apa yang diperintahkan oleh Kakashi.


Aku pergi ke kantor Kakashi di klub Anbu dan mengsmbil kotak perhiasan di laci kerjanya, kemudian mengendarai salah satu mobil Kakashi dan segera melesat ke Hotel Nibiru. Aku mengikuti arahan dari Kakashi dan menemukan kamar yang diberitahukan. 


Aku mengetuk pintu dan setelah beberapa detik dibuka oleh Kakashi masih dalam jubah mandinya.


"Kakashi-ge ini kotak yang kau inginkan." Aku menyerahkan kotak yang ku bawa kepada Kakashi.



Kakashi mengambil kotak itu dan tersenyum, ketika ia hendak menutup pintu dan ketika Aku hendak beranjak sekelompok pria dalam setelan hitam mendekat.



"BITCH, AKU TAHU KAU DI DALAM DENGAN LAKI-LAKAI BAJINGAN ITU!" Teriak seseorang yang terlihat seperti Obito ketika ia semakin mendekat ke arah ku dan Kakashi-ge.





Kakashi panik dan menjatuhkan kotak di lantai panik menarikku ke dalam ruangan.



"SHI T DIA DATANG! FUCK APA YANG HARUS AKU LAKUKAN? " Kakashi-ge mulai berteriak sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.



"Kakashi-ge tenanglah !" Aku menarik tangan Kakashi menjauh dari rambutnya.



Suara Obito semakin dekat dan dekat. Aku tahu kali ini kami tidak akan lolos dengan mudah. Aku mencoba untuk tenang dan melihat di sekitar kami, pandanganku terpaku pada balkon dan cepat menemukan sebuah ide.



"Kakashi-ge, jarak dari balkon ini ke kamar sebelah tidak terlalu jauh . Kau dapat melarikan diri dari memanjat balkon ke kamar sebelah. "Aku cepat berkata bahkan menyeret Kakashi ke balkon.



Kakashi terlihat menelan ludah kemudian mengatakan sesuatu sebelum pergi "Aku selamanya akan mengingat ini."



Setelah Kakashi pergi pintu dibuka dengan paksa, beberapa detik kemudian Obito dan anak buahnya datang masuk dalam. Rin keluar dari kamar mandi dengan hanya handuk membungkus tubuhnya. 

Aku segera melesat keluar ke balkon.


"TANGKAP DIA!" Teriak Obito kepada anak buahnya.


Aku segera mengikuti Kakashi memanjat ke balkon sebelah, ketika Aku hendak melompat kakiku ditarik kembali ke tanah oleh seseorang yang aku pikir adalah anak buah dari Obito. Aku menendang orang tersebut jatuh ke tanah.

Kemudian Aku cepat-cepat bangkit dan mulai melarikan diri lagi. Kali ini Aku berhasil mendarat ke balkon sebelah, ketika menengok ke belakang Aku melihat anak buah Obito melakukan hal yang sama, bersiap-siap untuk melompat. 


Aku segera meninggalkan balkon masuk ke dalam ruangan, kemudian mengunci pintu balkon. Tanpa sadar ternyata kehadiranku mengganggu pasangan yang sedang berada di tengah-tengah adegan mesra di tempat tidur.


"Maaf, silakan lanjutkan kembali." Aku meminta maaf kemudian membungkuk sebelum berlari ke pintu keluar.




Sepertinya orang-orang yang mengejarku menyerah karena mereka tidak mengejarku.

Aku aman lolos keluar dari Hotel Nibiru. Aku terus berlari dan berlari sampai kehabisan napas.


Ketika Aku yakin bahwa Aku aman dan tidak dikejar lagi, Aku berhenti dan mengatur napas. Aku tertawa terbahak-bahak ketika berpikir kejadian tadi, sementara orang-orang yang berjalan melewati ku melihat kearahku berpikir mungkin Aku gila, tapi aku mengabaikannya.


Telepon selularku kemudian bergetar.



"Mo-shi-mo-shi?"Aku menjawab panggilan masih dengan tertawa.



"Yo Bung aku tahu kau sudah lolos tapi wajahmu dikenali mereka . Sekarang semua anak buah Obito mencarimu. Kau harus tahu kekuasaan macam apa yang dia pegang " Ini adalah suara Lee.


“Kakashi-ge menyuruhku menjemputnya dan menceritakan semuanya, beberapa menit kemudian kami mendapat kabar dari geng bahwa wajahmu itu telah diposting dimana-mana dan Obito ingin kau mati”




"Dengar Maki, mencari tempat yang aman untuk bersembunyi terlebih dahulu. Aku akan pastikan kau bisa pergi dari Cina dengan aman "kali ini suara Kakashi. Aku tidak menjawab dan segera mengakhiri panggilan.


Aku tahu kekuasaan macam apa yang di pegang oleh Obito ini mustahil untuk bersembunyi dari anak buahnya. 


Aku menemukan sebuah ide, aku segera pergi ke toko acak dan membei pakaian seorang gadis, mengenakan gaun dan wig palsu yang panjang. kemudian aku menemukan tempat yang aman untuk bersembunyi.
*Naruto P.O.V End*
.


.

~ H D A M ~
.


.

*Author P.O.V *
Kakashi panik, dia terus berjalan bolak-balik berpikir bagaimana ia menyelamatkan Maki dari Cina menggunakan kapal di bawah pengawasan Obito. Dia tidak bisa memberitahu ayahnya tentang hal ini, karena ayahnya akan mencurigainya sebagai orang yang berselingkuh dengan Rin. Dia berpikir selama berjam-jam dan hanya datang dengan satu kesimpulan.



"Sakura, ini aku Kakashi. Apakah kau punya waktu untuk bicara sekarang "Dia berkata melalui telpon selulernya.
.


.

~ H D A M ~
.


.


Pertemuannya di tempat yang sama seperti sebelumnya di kamar VIP Anbu klub, Kakashi sabar menunggu Sakura tiba.



"Jadi apa yang kau inginkan?" Sakura berkata dengan nada dingin.



"Bukankah kau bilang Kitsune ingin melakukan kerjasama dengan kami?" Kakashi langsung ke titik.



"Ya, tetapi kau sudah menolaknya."



"Aku sudah berubah pikiran. Aku akan meyakinkan ayahku untuk melakukan kerjasama dengan Kitsune tapi dengan satu syarat "Kakashi berkata dengan nada yang sulit diartikan Sakura.


Sakura memasang wajah terkejut pada Kakashi. Dia tidak percaya apa yang dia lihat sekarang. Seorang Kakashi yang sekarang bertindak sangat aneh.



"Syarat apa?" Tanya Sakura dengan rasa ingin tahu.



"Aku ingin kau membawa satu orang keluar dari Cina tanpa di ketahui oleh Obito."



Sakura merasa benar-benar aneh pada permintaan Kakashi yang berubah pikiran hanya untuk menyelamatkan satu orang anak buahnya. Tapi dia tetap segera setuju untuk sarat tersebut karena ayahnya berteman baik dengan Obito dan dengan kekuasaannya saat itu tidak akan sulit untuk mengeluarkan satu orang dari Cina.
.


.

~ H D A M ~
.


.


Setelah Sakura setuju dengan kesepakatan itu, Kakashi segera berbicara dengan ayahnya menyiapkan uang untuk kerjasama bisnis . Melihat putra satu-satunya akhirnya masuk dalam bisnis ayahnya menyetujui tanpa banyak berpikir.



Pukul 5 pagi Maki menunggu di dermaga untuk Kakashi dan Lee. Dari jarak jauh ia melihat 3 orang berjalan mendekat. Lee, Kakashi, dan Yuugo datang kearahnya.



"Maki!" Lee segera mendekap erat temannya, senang melihat dia masih hidup. Dia kemudian menyerahkan satu tas pakaian milik Maki.



"Semoga berhasil. Ini akan menjadi pertama kalinya kita berpisah "Dia memberikan pelukan kembali kepada Maki.



"Terima kasih Aku akan mengingat apa yang telah Kau lakukan untukku dan semoga beruntung berada bersama dengan Sakura." sekarang giliran Kakashi untuk menawar selamat tinggal.



"Ayo kita pergi, kapal sudah menunggu." Yuugo akhirnya berbicara. Dia dikirim oleh Sakura untuk memastikan bahwa Maki aman tiba ke Jepang.



Mereka mengucapkan selamat tinggal kepada Maki, Lee menangis melepas kepergian Maki. 

Maki akhirnya naik ke kapal, dia terus melambaikan tangan sampai dia tidak bisa melihat mereka lagi. Perasaan yang dia rasakan saat itu adalah seperti saat Hina-Chan melambaikan tangan padanya dari dalam mobi ketika Hina-Chan di bawa oleh orang tua angkatnya.



"Ini adalah identitas barumu ." Yuugo menyerahkan paspor baru untuk Maki.



"Naruto Uzumaki?" Maki membaca nama pada paspor barunya.



"Lee temanmu menceritakan tentang kau yang telah hidup dalam ke takutan. Dia berharap kau akan memulai hidup baru di Jepang sebagai siapa kau sebenarnya "Yuugo mengulangi kata-kata yang keluar dari mulut Lee.



Setelah mendengar kata-kata itu dia menutup matanya berusaha menghentikan air mata keluar dan lembut berbisik kata terima kasih.




Maki yang sekarang sebagai Naruto akhirnya mencapai ke Jepang. Memulai hidupnya lagi, belajar bahasa, budaya, gaya hidup baru dan belajar bagaimana untuk bertahan hidup. 


Dan sekarang dia adalah anggota dari Kitsune. Karena aturan bahwa semua anggota Kitsune harus memiliki tato Dewa Kurama, saat itulah Naruto mendapatkan tato Dewa Kurama di bahu kanannya dan ketika itu terjadi maka ia terjebak sebagai anggota Kitsune seumur hidup.

* Akhir Flashback *

Setelah mendengarkan masa lalu Naruto dan belum menyadari bahwa dia adalah Maki, Hinata menangis. Hinata menyadari bahwa dia adalah salah satu anak yang paling beruntung. Meskipun orang tuanya meninggal ketika dia masih kecil tapi dia bertemu dua teman baik di panti asuhan dan diadopsi oleh keluarga yang bahagia. 


Tidak ada kata-kata baginya untuk dikatakan kepada Naruto tapi dia bersedia menggunakan sisa hidupnya untuk mencintai Naruto dengan sepenuh hati.



Naruto menatap mata berair milik Hinata, itu benar-benar menyakitkan melihat gadis yang dicintainya menangis. Dia menarik Hinata mendekat dan memeluknya erat berusaha untuk menenangkannya.



"Hinata my Princess, Aku ingin memberitahumu sesuatu ..." Sebelum Naruto bisa melanjutkan kata-katanya, telepon selularnya tiba-tiba berdering.




Pada saat yang penting seperti ini, ketika ia akhirnya mengumpulkan semua keberaniannya untuk mengatakan kata-kata yang dia ingin katakan untuk waktu yang lama. Satu panggilan telepon menghancurkan itu. 


Dia perlahan-lahan melepaskan Hinata yang masih terisak dan meraih teleponnya. 


Naruto hanya mendengarkan dengan cermat perkataan dari si pemanggil dan ada perubahan ekspresi diwajahnya.



"Baiklah, Aku akan ke sana." Naruto berkata dan mengakhiri panggilan.



Naruto kembali menghadapi Hinata dan dengan suara lembut lembut dia berkata "Maaf sesuatu yang penting sedang terjadi, jadi Aku harus pergi." Dia membelai rambut Hinata.


“Tapi bagaimana lukamu ?”


“Tenanglah, my Princess ini hanya luka ringan, akan segera membaik”


Hinata masih terisak, dia tidak ingin melepaskan Naruto, namun sebanyak apapun dia ingin tetap Naruto disampingnya dia sadar bahwa Naruto harus mengurus kelompoknya.


Naruto menempatkan kecupan di dahi Hinata sebelum beranjak dari sofa yang nyaman kekamarnya mengambil pakaian untuk dikenakan. Kemudian keluar kembali ke ruang tamu dan melihat Hinata sekali lagi sebelum meninggalkan apartemennya.
.


.

~ H D A M ~
.


.

“Hidup dalam Air Mata”

Chapter 12

Author : KA Jung Liu


Disclaimer :

Manga dan semua carekter Naruto cuma milik Masashi Kishimoto, 

Naruto dan Hinata mutlak milik Masashi Kisimoto kita hanya sebatas pengagum mereka. Akan tetapi Naruto hanya milik Hinata. Dilarang keras memisahkan Naruto dari pelukan Hinata! Bagi Keluarga Naru_Hina Lover’s
(UUD NHL 2013 Pasal 2 Ayat 1)

Pairing : Naruto & Hinata


Rate : M
(Untuk tidak kekerasan dan kata-kata kasar, Tidak ada adegan Limenya )


Genre :
Angst. Action, Romance, Tragedi, (Mungkin?)

Warning: 
Ide cerita pasaran, OOC, AU, Typo,Tanda baca salah, No EYD, Agak BAKU, membingungkan, hati-hati karena P.O.V berubah-ubah dan masih banyak kekurangan yang lain.
.


.

~ H D A M ~
.


.

Sebelumnya Di HDAM :

“Tenang disini oke my Princcess! Biar aku yang memeriksa keluar”


“Tapi Naruto-kun...”


“Sssssttt... tenanglah jangan panik, Aku akan menjagamu”Dia memotong ucapanku, memberikan kecupan ringan di dahiku seraya mebuka pintu dan keluar. Dia mengunci pintu dari luar, ketika dia mendekat ke arah mobil yangg menghalangi tiba-tiba....
* Hinata P.O.V End*

.


.

~ H D A M ~
.


.

*Author P.O.V *
Naruto mendekat ke arah mobil yang menghalangi, 

‘Buaaaagh’
Namun sebuah pukulan benda tumpul mengenai punggungnya dan sukses membuatnya tersungkur. 


Hinata yang menyaksikan dari dalam mobil sedikit berteriak, bersyukur bahwa teriakan tidak akan terdengar oleh si penyerang sehingga mereka tidak sadar bahwa Naruto tidak sendirian dan jendela mobil milik naruto terbuat dari kaca elastis anti pecah.



Naruto bangkit dan segera menerima kembali tendangan tepat di perutnya serta pukulan tepat di pipi kirinya. Membuat dia kembali tersungkur, fisi penglihatannya mulai kabur.


“Shiit, Siapa sih mereka, Ayo Naruto jangan menyerah, Pikirkan jika kau kalah Hinata dalam bahaya” Naruto berkata pada dirinya sendiri, pemikiran atas keselamatan Hinata memberikan kekuatan kepadanya sehingga dia bisa menangkis pukulan ketiga yang datang dari arah lain.


Akhirnya Naruto bisa berdiri dan menghadapi si penyarang, dihadapannya ada tiga orang penyerang. Satu orang membawa balok yang cukup besar, satu lagi membawa katana, satu lagi dengan tangan kosong.


Hinata benar-benar berkeringat dingin, dia khawatir pada Naruto, dia tidak tau apa yang harus dia lakukan, jika dia menelpon polisi hal tersebut justru membahayakan Naruto.


Hinata hanya bisa berdo’a berharap Kami-sama memberikan keajaiban pada kekasihnya yang kini tengah bertarung.


Si pria yang membawa balok mencoba menyerang Naruto, dengan teknik ilmu beladiri yang Naruto dapat ia berhasil mematahkan serangan, memukul telak ketitik dimana si pembawa balok tidak bisa berkutik. Dengan sigap dia mengambil balok tersebut. Dijadikan tameng ketika dia tiba-tiba mendapat serangan dari si pengguna katana.


Naruto berhasil menghindari serangan si pengguna katana yang menyerang dari arah belakang, namun sedikit goresan katana meninggalkan soufenir di bahu kiri Naruto.

Ketika merasa si pengguna pedang lengah Naruto memukul telak di perut sehingga membuatnya tersungkur, naruto segera menyingkirkan katana jauh-jauh.

Tersisa pria dengan tangan kosong, dengan gemetar si pria itu mohon ampun kepada Naruto ketika Naruto mendekat kearahnya dan segera berlari ke mobil yang menghalangi Naruto dan melesat meninggalkan ke dua temannya yang sudah tidak berdaya.


Naruto masih berbaik hati tidak menghabisi nyawa mereka, pada akhirnya mereka lari sambil terseok-seok dan terpincang-pincang. 

Naruto kembali kedalam mobil disambut dengan pelukan ketat dari Hinata serta isakan tangis dari Hinata.


“Ssssttt.. Tenanglah Princess aku baik-baik saja, jangan khawatir”


“Kau terluka, kau bilang tidak apa-apa, kita harus segera kerumah sakit untuk mengobatimu”Hinata berkata masih dengan isak tangisnya.


“Ssssttt... tidak perlu Princess, di apartemen saja sudah cukup banyak oabat-obatannya”


“Tapi lukamu...”


“Sudahlah, kita obati di apartemen saja ya, tidak harus dirumah sakit lagi pula lebih jauh menuju rumah sakit dari pada apartemen”Naruto memotong ucapan Hinata.




Hinata hanya mengangguk setuju, sepanjang perjalan pulang Hinata selalu menatap khawatir pada Naruto, sedangkan yang di tatap hanya memberikan senyuman yang mengatakan bahwa Aku baik-baik saja.
.


.

~ H D A M ~
.


.

*Naruto P.O.V*
Setelah sampai di apartemen, Hinata mencoba untuk tidak panik mengambil apa yang di perlukan untuk mengobati lukaku.


Aku duduk tenang di sofa ruang tamu, meringis menahan rasa nyeri di bahu kiriku dan di tubuhku.

Hinata datang dengan kotak P3K dan baskom yang Aku pikir berisi air hangat.

Dia menyuruhku membuka bajuku yang sedikit terkoyak karena goresan katana dari pertarungan tadi. Aku berbalik menghadapkan punggungku ke arah Hinata.

Hinata segera membersihakan luka yang sudah mulai mengering dan mengoleskan antiseptik di luka pada bahu kiriku, memberikan obat mereh lalu memasangkan perban pada luka tersebut, sebisa mungkin Aku tidak menunjukan rasa sakitku. 

Sejenak Hinata terdiam seolah sedang menatap sesuatu dipunggungku. 

"Apakah itu sakit?" Hinata bertanya berbalik kerahku dan kini beralih membersihkan luka di wajahku.


“Luka ku, sudah lebih baik karena kau yang mengobati”


“Bukan itu, tapi tato Dewa Kurama dan bekas luka di bawah luka barumu Apakah itu masih menyisakan sakit ?” Dia bertanya memperjelas lalu meneruskan aktifitasnya membersihkan luka diwajahku.


"Itu tidak sakit lagi." Aku menjawab setenang mungkin tanpa menunjukan ekspresi rasa sakit saat Hnata menyentuh luka di wajahku.


"Apa yang sebenarnya terjadi?" Hinata bertanya ingin tahu.


Aku berpikir sejenak, mungkin ini waktu yang tepat untuk mengakui masa laluku ke Hinata dan Aku mulai menceritakan kisahku.


Aku menceritakan bagaimana Aku bisa bertemu Lee dan kehidupan yang sangat sulit di Cina namun masih menyembunyikan identitas sebenarnya jika aku adalah Maki. Air mata mulai mengalir dari mata indah milik Hinata ketika mendengarkan kisah tersebut, berlanjut ke bagian dimana aku mendapatkan tato dewa Kurama.

* Flashback *

Setelah insiden di Hotel Nibiru dimana Aku dan Lee membantu Kakashi untuk menghindari tertangkap oleh Obito suami dari Rin. Kakashi lebih mempercayai Aku dan Lee dan sejak hari itu dan seterusnya Kami mengikuti Kakashi seperti pengawalnya. 


Hidup Kami jauh lebih baik karena kami tidak harus tinggal di sebuah apartemen sempit dengan delapan orang lain lagi saat Kakashi memberi kami sebuah apartemen sebagai hadiah telah menyelamatkan dia.


Suatu hari di Klub Heaven Anbu dalam ruang VIP ini adalah pertama kalinya Aku dan Lee melihat Sakura. Dan dari percakapan itu tampaknya Sakura ingin melakukan penawaran dengan kelompok Hatake.


"Oh suatu kehormatan untukku, apa yang membawa Sakura-san kemari? Atau aku harus memanggilmu sebagai Mrs. Uchiha sekarang "Kakashi berkata dengan seringai licik.



"Cukup basa-basinya. Aku di sini untuk bisnis. Aku ingin kau meyakinkan ayahmu untuk melakukan kerjasama dengan Kitsune "Sakura berkata langsung ke titik dengan nada suara yang bisa dibilang agak dingin.



"Aku tidak bisa membantumu. Kau tahu kita tidak bisa melakukan kerjasama dengan orang asing? " Kakashi segera menolaknya.



"Tapi kau tahu bahwa aku pemimpin Kitsune sekarang?"




"Bahkan jika Aku bisa meyakinkan ayahku, mengapa harus aku lakukan?"



Sakura menatap Kakashi intens seolah dia memiliki dendam pada dirinya. 

Aku mendengar dari anggota senior lain bahwa Kakashi dan Sakura pernah menjalin sebuah hubungan. Tapi Kakashi membuat Sakura patah hati sehingga Sakura masih menyimpan dendam terhadap dirinya setelah putus selama bertahun-tahun. 


Pembicaraan mengenai bisnis mereka berakhir dengan Sakura keluar ruang VIP dengan kesal sementara Kakashi tidak peduli sama sekali.
.


.

~ H D A M ~
.


.

"Maki ambil kotak di laci meja kerjaku di Anbu dan segera antarkan ke Hotel Nibiru" Kata Kakashi melalui telepon dan kemudian menutup telepon.


Aku tahu Kakashi tidak belajar dari kesalahannya, karena Aku mendengar suara Rin melalui telepon. Tapi Aku tidak punya hak untuk mengatakan apapun dan hanya berhak melakukan apa yang diperintahkan oleh Kakashi.


Aku pergi ke kantor Kakashi di klub Anbu dan mengsmbil kotak perhiasan di laci kerjanya, kemudian mengendarai salah satu mobil Kakashi dan segera melesat ke Hotel Nibiru. Aku mengikuti arahan dari Kakashi dan menemukan kamar yang diberitahukan. 


Aku mengetuk pintu dan setelah beberapa detik dibuka oleh Kakashi masih dalam jubah mandinya.


"Kakashi-ge ini kotak yang kau inginkan." Aku menyerahkan kotak yang ku bawa kepada Kakashi.



Kakashi mengambil kotak itu dan tersenyum, ketika ia hendak menutup pintu dan ketika Aku hendak beranjak sekelompok pria dalam setelan hitam mendekat.



"BITCH, AKU TAHU KAU DI DALAM DENGAN LAKI-LAKAI BAJINGAN ITU!" Teriak seseorang yang terlihat seperti Obito ketika ia semakin mendekat ke arah ku dan Kakashi-ge.





Kakashi panik dan menjatuhkan kotak di lantai panik menarikku ke dalam ruangan.



"SHI T DIA DATANG! FUCK APA YANG HARUS AKU LAKUKAN? " Kakashi-ge mulai berteriak sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.



"Kakashi-ge tenanglah !" Aku menarik tangan Kakashi menjauh dari rambutnya.



Suara Obito semakin dekat dan dekat. Aku tahu kali ini kami tidak akan lolos dengan mudah. Aku mencoba untuk tenang dan melihat di sekitar kami, pandanganku terpaku pada balkon dan cepat menemukan sebuah ide.



"Kakashi-ge, jarak dari balkon ini ke kamar sebelah tidak terlalu jauh . Kau dapat melarikan diri dari memanjat balkon ke kamar sebelah. "Aku cepat berkata bahkan menyeret Kakashi ke balkon.



Kakashi terlihat menelan ludah kemudian mengatakan sesuatu sebelum pergi "Aku selamanya akan mengingat ini."



Setelah Kakashi pergi pintu dibuka dengan paksa, beberapa detik kemudian Obito dan anak buahnya datang masuk dalam. Rin keluar dari kamar mandi dengan hanya handuk membungkus tubuhnya. 

Aku segera melesat keluar ke balkon.


"TANGKAP DIA!" Teriak Obito kepada anak buahnya.


Aku segera mengikuti Kakashi memanjat ke balkon sebelah, ketika Aku hendak melompat kakiku ditarik kembali ke tanah oleh seseorang yang aku pikir adalah anak buah dari Obito. Aku menendang orang tersebut jatuh ke tanah.

Kemudian Aku cepat-cepat bangkit dan mulai melarikan diri lagi. Kali ini Aku berhasil mendarat ke balkon sebelah, ketika menengok ke belakang Aku melihat anak buah Obito melakukan hal yang sama, bersiap-siap untuk melompat. 


Aku segera meninggalkan balkon masuk ke dalam ruangan, kemudian mengunci pintu balkon. Tanpa sadar ternyata kehadiranku mengganggu pasangan yang sedang berada di tengah-tengah adegan mesra di tempat tidur.


"Maaf, silakan lanjutkan kembali." Aku meminta maaf kemudian membungkuk sebelum berlari ke pintu keluar.




Sepertinya orang-orang yang mengejarku menyerah karena mereka tidak mengejarku.

Aku aman lolos keluar dari Hotel Nibiru. Aku terus berlari dan berlari sampai kehabisan napas.


Ketika Aku yakin bahwa Aku aman dan tidak dikejar lagi, Aku berhenti dan mengatur napas. Aku tertawa terbahak-bahak ketika berpikir kejadian tadi, sementara orang-orang yang berjalan melewati ku melihat kearahku berpikir mungkin Aku gila, tapi aku mengabaikannya.


Telepon selularku kemudian bergetar.



"Mo-shi-mo-shi?"Aku menjawab panggilan masih dengan tertawa.



"Yo Bung aku tahu kau sudah lolos tapi wajahmu dikenali mereka . Sekarang semua anak buah Obito mencarimu. Kau harus tahu kekuasaan macam apa yang dia pegang " Ini adalah suara Lee.


“Kakashi-ge menyuruhku menjemputnya dan menceritakan semuanya, beberapa menit kemudian kami mendapat kabar dari geng bahwa wajahmu itu telah diposting dimana-mana dan Obito ingin kau mati”




"Dengar Maki, mencari tempat yang aman untuk bersembunyi terlebih dahulu. Aku akan pastikan kau bisa pergi dari Cina dengan aman "kali ini suara Kakashi. Aku tidak menjawab dan segera mengakhiri panggilan.


Aku tahu kekuasaan macam apa yang di pegang oleh Obito ini mustahil untuk bersembunyi dari anak buahnya. 


Aku menemukan sebuah ide, aku segera pergi ke toko acak dan membei pakaian seorang gadis, mengenakan gaun dan wig palsu yang panjang. kemudian aku menemukan tempat yang aman untuk bersembunyi.
*Naruto P.O.V End*
.


.

~ H D A M ~
.


.

*Author P.O.V *
Kakashi panik, dia terus berjalan bolak-balik berpikir bagaimana ia menyelamatkan Maki dari Cina menggunakan kapal di bawah pengawasan Obito. Dia tidak bisa memberitahu ayahnya tentang hal ini, karena ayahnya akan mencurigainya sebagai orang yang berselingkuh dengan Rin. Dia berpikir selama berjam-jam dan hanya datang dengan satu kesimpulan.



"Sakura, ini aku Kakashi. Apakah kau punya waktu untuk bicara sekarang "Dia berkata melalui telpon selulernya.
.


.

~ H D A M ~
.


.


Pertemuannya di tempat yang sama seperti sebelumnya di kamar VIP Anbu klub, Kakashi sabar menunggu Sakura tiba.



"Jadi apa yang kau inginkan?" Sakura berkata dengan nada dingin.



"Bukankah kau bilang Kitsune ingin melakukan kerjasama dengan kami?" Kakashi langsung ke titik.



"Ya, tetapi kau sudah menolaknya."



"Aku sudah berubah pikiran. Aku akan meyakinkan ayahku untuk melakukan kerjasama dengan Kitsune tapi dengan satu syarat "Kakashi berkata dengan nada yang sulit diartikan Sakura.


Sakura memasang wajah terkejut pada Kakashi. Dia tidak percaya apa yang dia lihat sekarang. Seorang Kakashi yang sekarang bertindak sangat aneh.



"Syarat apa?" Tanya Sakura dengan rasa ingin tahu.



"Aku ingin kau membawa satu orang keluar dari Cina tanpa di ketahui oleh Obito."



Sakura merasa benar-benar aneh pada permintaan Kakashi yang berubah pikiran hanya untuk menyelamatkan satu orang anak buahnya. Tapi dia tetap segera setuju untuk sarat tersebut karena ayahnya berteman baik dengan Obito dan dengan kekuasaannya saat itu tidak akan sulit untuk mengeluarkan satu orang dari Cina.
.


.

~ H D A M ~
.


.


Setelah Sakura setuju dengan kesepakatan itu, Kakashi segera berbicara dengan ayahnya menyiapkan uang untuk kerjasama bisnis . Melihat putra satu-satunya akhirnya masuk dalam bisnis ayahnya menyetujui tanpa banyak berpikir.



Pukul 5 pagi Maki menunggu di dermaga untuk Kakashi dan Lee. Dari jarak jauh ia melihat 3 orang berjalan mendekat. Lee, Kakashi, dan Yuugo datang kearahnya.



"Maki!" Lee segera mendekap erat temannya, senang melihat dia masih hidup. Dia kemudian menyerahkan satu tas pakaian milik Maki.



"Semoga berhasil. Ini akan menjadi pertama kalinya kita berpisah "Dia memberikan pelukan kembali kepada Maki.



"Terima kasih Aku akan mengingat apa yang telah Kau lakukan untukku dan semoga beruntung berada bersama dengan Sakura." sekarang giliran Kakashi untuk menawar selamat tinggal.



"Ayo kita pergi, kapal sudah menunggu." Yuugo akhirnya berbicara. Dia dikirim oleh Sakura untuk memastikan bahwa Maki aman tiba ke Jepang.



Mereka mengucapkan selamat tinggal kepada Maki, Lee menangis melepas kepergian Maki. 

Maki akhirnya naik ke kapal, dia terus melambaikan tangan sampai dia tidak bisa melihat mereka lagi. Perasaan yang dia rasakan saat itu adalah seperti saat Hina-Chan melambaikan tangan padanya dari dalam mobi ketika Hina-Chan di bawa oleh orang tua angkatnya.



"Ini adalah identitas barumu ." Yuugo menyerahkan paspor baru untuk Maki.



"Naruto Uzumaki?" Maki membaca nama pada paspor barunya.



"Lee temanmu menceritakan tentang kau yang telah hidup dalam ke takutan. Dia berharap kau akan memulai hidup baru di Jepang sebagai siapa kau sebenarnya "Yuugo mengulangi kata-kata yang keluar dari mulut Lee.



Setelah mendengar kata-kata itu dia menutup matanya berusaha menghentikan air mata keluar dan lembut berbisik kata terima kasih.




Maki yang sekarang sebagai Naruto akhirnya mencapai ke Jepang. Memulai hidupnya lagi, belajar bahasa, budaya, gaya hidup baru dan belajar bagaimana untuk bertahan hidup. 


Dan sekarang dia adalah anggota dari Kitsune. Karena aturan bahwa semua anggota Kitsune harus memiliki tato Dewa Kurama, saat itulah Naruto mendapatkan tato Dewa Kurama di bahu kanannya dan ketika itu terjadi maka ia terjebak sebagai anggota Kitsune seumur hidup.

* Akhir Flashback *

Setelah mendengarkan masa lalu Naruto dan belum menyadari bahwa dia adalah Maki, Hinata menangis. Hinata menyadari bahwa dia adalah salah satu anak yang paling beruntung. Meskipun orang tuanya meninggal ketika dia masih kecil tapi dia bertemu dua teman baik di panti asuhan dan diadopsi oleh keluarga yang bahagia. 


Tidak ada kata-kata baginya untuk dikatakan kepada Naruto tapi dia bersedia menggunakan sisa hidupnya untuk mencintai Naruto dengan sepenuh hati.



Naruto menatap mata berair milik Hinata, itu benar-benar menyakitkan melihat gadis yang dicintainya menangis. Dia menarik Hinata mendekat dan memeluknya erat berusaha untuk menenangkannya.



"Hinata my Princess, Aku ingin memberitahumu sesuatu ..." Sebelum Naruto bisa melanjutkan kata-katanya, telepon selularnya tiba-tiba berdering.




Pada saat yang penting seperti ini, ketika ia akhirnya mengumpulkan semua keberaniannya untuk mengatakan kata-kata yang dia ingin katakan untuk waktu yang lama. Satu panggilan telepon menghancurkan itu. 


Dia perlahan-lahan melepaskan Hinata yang masih terisak dan meraih teleponnya. 


Naruto hanya mendengarkan dengan cermat perkataan dari si pemanggil dan ada perubahan ekspresi diwajahnya.



"Baiklah, Aku akan ke sana." Naruto berkata dan mengakhiri panggilan.



Naruto kembali menghadapi Hinata dan dengan suara lembut lembut dia berkata "Maaf sesuatu yang penting sedang terjadi, jadi Aku harus pergi." Dia membelai rambut Hinata.


“Tapi bagaimana lukamu ?”


“Tenanglah, my Princess ini hanya luka ringan, akan segera membaik”


Hinata masih terisak, dia tidak ingin melepaskan Naruto, namun sebanyak apapun dia ingin tetap Naruto disampingnya dia sadar bahwa Naruto harus mengurus kelompoknya.


Naruto menempatkan kecupan di dahi Hinata sebelum beranjak dari sofa yang nyaman kekamarnya mengambil pakaian untuk dikenakan. Kemudian keluar kembali ke ruang tamu dan melihat Hinata sekali lagi sebelum meninggalkan apartemennya.
.


.

~ H D A M ~
.


.

To be Continue...

Comments