“Hidup dalam Air Mata”Chapter 11







“Hidup dalam Air Mata”

Chapter 11

Author : KA Jung Liu


Disclaimer :

Manga dan semua carekter Naruto cuma milik Masashi Kishimoto, 

Naruto dan Hinata mutlak milik Masashi Kisimoto kita hanya sebatas pengagum mereka. Akan tetapi Naruto hanya milik Hinata. Dilarang keras memisahkan Naruto dari pelukan Hinata! Bagi Keluarga Naru_Hina Lover’s
(UUD NHL 2013 Pasal 2 Ayat 1)

Pairing : Naruto & Hinata


Rate : M
(Untuk tidak kekerasan dan kata-kata kasar, Tidak ada adegan Limenya )


Genre :
Angst. Action, Romance, Tragedi, (Mungkin?)

Warning: 
Ide cerita pasaran, OOC, AU, Typo,Tanda baca salah, No EYD, Agak BAKU, membingungkan, hati-hati karena P.O.V berubah-ubah dan masih banyak kekurangan yang lain.
.

.

~ H D A M ~
.


.

Sebelumnya Di HDAM :

Setelah melihat mata dan wajah gadis itu Aku terkejut. Wajah yang begitu menggemaskan bagaimana mungkin aku bisa lupa. Aku segera menyembunyian ekspresi keterkejutanku dengan senyum dan berpura-pura bahwa itu pertemuan pertama kami.

Aku melihat bahwa senyumnya sedikit memudar ketika melihat ekspresiku.


"Panggil saja aku Sakura."Aku berbicara mencoba setenang mungkin.
.


.

~ H D A M ~
.


.

*Naruto P.O.V*
Aku memutuskan untuk kembali ke apartemen setelah pertemuan dan karena tidak ada kelas hari ini Aku memutuskan untuk beristirahat. Berbaring di tempat tidur berpikir apakah Sakura akan baik-baik saja sendirian di Thailand menghadapi Itachi. 

Kebiasaan yang sering Aku lakukan ketika sedang berada di kamarku adalah bermain dengan kalung ketika pikiranku masih banyak dipenuhi pertanyaan-pertanyaan. Tiba-tiba kalung itu putus ketika tidak sengaja tertarik meskipun itu hanya perlahan. 


Aku cepat duduk dari posisi berbaring menatap kosong pada kalung yang putus. 


Aku mulai khawatir, karena menurut seseorang ketika aku belajar di Cina, jika sesuatu yang penting rusak bisa menjadi pertanda bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Namun dengan segera aku menepis pemikiran tersebut. 


Aku berdiri dan dengan hati-hati menempatkan kalung yang putus bersama dengan cincin ke dalam kotak kosong kecil dan meletakannya di laci. Setelah itu Aku mendengar ponselku berdering. Ketika melihat ID pemanggil sebuah senyum terukir diwajahku.


"Moshi-moshi?" Aku segera menjawab panggilan masuk masih dengan senyum manis disisipkan di wajahku.



"Naruto-kun bolehkah aku datang ke apartemenmu?"Eh, pertanyaan yang dilontarkan Hinata ini sontak membuatku terkejut dan bingung.



Meskipun begitu tetap saja aku tidak menolak dan segera memberi tahukannya alamatku.


Sekitar 30 menit kemudian bel pintu berbunyi. Aku bangkit dari berbaring di tempat tidurku dan segera beranjak untuk membuka pintu. 


Aku membukanya mengungkapkan pacar cantikku berdiri di luar membawa tas olahraga besar.

Hinata segera memeluk ku memberikan kecupan dipipiku dan segera masuk ke dalam. Dia menempatkan tas olahraga besar dilantai dan merebahkan dirinya di sofa, Aku hanya menggelengkan kepala dan pergi menutup pintu.



"Apa yang ada di dalam tas besar ini?"Aku bertanya setelah selesai menutup pintu dan berbalik kearahnya dan duduk di samping Hinata.



"Bolehkah Aku tinggal di sini selama beberapa hari?" Hinata memeluk lenganku dan mengatakan pertanyaan itu dengan suara yang lucu.



"Apa sebenarnya yang terjadi?" Aku bertanya dengan nada cemas.



"Tidak ada yang terjadi. Aku hanya ingin tinggal denganmu selama beberapa hari. "Dia berkata dengan memasang wajah cemberut. "Please ... hanya untuk beberapa hari?" Dia memohon dan mengatakannya dengan suara lucu lagi.


Aku tidak bisa menolakanya “Tapi Hinata-chan Kau tahu kan Aku laki-laki dan Kau perempuan, Kau mau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?” Bukan berarti aku akan berbuat yang tidak-tidak padanya, hanya saja Aku ingin meyakinkan keputusannya ini.


“Aku percaya Naruto-kun tidak akan melakukan hal tersebut, maka dari itu aku yakin dengan keputusanku, Please ?”Dia berkata dengan percaya diri.


“Hahaha... Oke! Aku menyerah, Tapi, apakah orangtuamu tahu Kau tinggal di sini?" Aku bertanya memastikan bahwa dia tidak melarikan diri.


"Aku mengatakan kepada orang tuaku bahwa Aku akan menginap di tempat Ino untuk beberapa hari." Dia menjulurkan lidahnya.


Aku tertawa dan mencubit hidungnya “Dasar, My Princess satu ini”. Dia hanya membalas dengan senyuman dan rona merah di pipinya.
.


.

~ H D A M ~
.


.

Jika kalian berharap Aku akan memanfaatkan keadaan ini untuk menodainya kalian salah, Aku terlalu menghormati wanita, Aku tidak akan berani macam-macam sebelum dia benar-benar resmi untukku.


Jika kalian anggap Aku munafik itu urusan kalian, yang jelas Aku tidak pernah sejahat itu pada wanita, meski dia kekasihku tapi kami belum benar-benar resmi. Lagi pula aku takut jika aku berbuat macam-macam dan meninggalkan benih kemudian Aku meninggal , hal tersebut hanya membebani untuk Hinata. Aku tidak ingin membuatnya lebih menderita, Aku terlalu mencintainya sehingga aku harus menjaga kesuciannya. 
“Princess, Aku tidak memiliki kamar cadangan”


“Maaf, Aku merepotkanmu, Tapi Aku ingin tinggal bersamaamu untuk beberapa hari dan Aku takut jika harus tidur sendiri”


“Hahaha, Ara-ara, perjanjiannya, Princess yang tidur di kasur dan biarkan Aku tidur di sofa di sampingmu Oke!”


“Tapi, itu tidak adil”


“Princess, tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi diantara kita kan ?” Aku bertanya menggodanya.


“Ara, Tapi tetap saja, badanmu akan sakit jika terus tidur di sofa”Dia mencoba mencari alasan. 



“Sudahlah, dari pada Princess yang harus tidur di bawah itu lebih membuatku sakit. Sekarang cepat tidur sudah malam”Aku berkata mengakhiri perdebatan dan menyuruhnya tidur.



“Selamat malam Naruto-kun, mimpi indah”Dia memberikan senyuman manisnya sebelum tidur.




“Selamat malam my Princess, mimpi indah” Aku membenarkan letak selimutnya, dan memberikan kecupan ringan di dahinya sebelum beranjak ke sofa yang berada tidak jauh dari kasurnya dan pergi tidur.




.


.

~ H D A M ~
.


.

Menghabiskan hari dengan Hinata membuatku melupakan segala sesuatu yang Aku khawatirkan. Duniaku sekarang hanya terdiri dari Aku dan Hinata. Setiap hari kami akan bangun pagi bersama, membereskan apartemen bersama. Kemudian Hinata akan memasak sarapan ketika Aku membersihkan diri. Lalu kami berdua berangkat ke kampus bersama dan pada malam hari Aku akan berada di Seiryu terkadang Hinata akan memaksa untuk ikut.

Tidak jarang Hinata memintaku untuk tidur disampingnya, karena dia merasa kesepian meskipun aku tidur di sofa disampingnya. Karena dia selalu memaksa dengan pupy eyes no jutsunya dan dengan memasang wajah yang memelas, aku tidak bisa mengatakan tidak, dia terlau mempercayaiku maka aku tidak bisa menyia-nyiakan kepercayaannya.


Tanpa sadar sudah hampir seminggu kami hidup bersama. 


Sekarang Aku tengah berdiri di dapur menatap my Princess yang indah sedang memasak makan malam untuk kami. Aku tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata tentang kebahagiaan yang Aku rasakan saat ini, Kami tampak seperti pasangan pengantin baru. 


Tiba-tiba sebuah pemikiran muncul dikepalaku, kami hanya pergi berkencan sekali dan itu adalah satu kencan yang canggung dengan dua tema yang berbeda.


Aku bergerak dari posisiku sebelumnya sekarang berada di belakang Hinata, kemudian memeluk sosok yang tengah asik memasak.




"Bagaimana jika kita pergi kencan besok ?" Aku bertanya mengencangkan pelukanku dan menyandarkan kepalaku dibahunya.



"Kenapa mendadak?" Hinata bertanya kembali. 


Mungkin dia terkejut, karena dia tahu bahwa Aku bukan tipe orang yang bisa romantis dan tiba-tiba memintanya untuk berkencan.


"Kenapa memangnya? Apakah kau tidak ingin? Aku hanya berpikir bahwa kami belum pernah berkencan lagi, kecuali satu kencan canggung. "



Hinata justru terkikik dengan jawabanku mungkin karena dia ingat dengan peristiwa tersebut. Dia pasti sangat ingat ketika dia mengenakan gaun yang indah sementara Aku berpakaian super kasual dan terbilang biasa saja.



"Baiklah, sekarang kita sepakat bahwa kencan akan dilaksanakan besok pukul 6. Berpakaian formal " Aku menyebutkan harus tampil seperti apa agar tidak terjadi kecanggungan kembali.

*Naruto P.O.V End*
.


.

~ H D A M ~
.


.



*Hinata P.O.V*

Aku bangun lebih awal dari biasanya , cepat membersihkan diri dan membuat sarapan untuk kami berdua. Ketika selesai Aku kembali ke kamar untuk menatap my Prince yang sedang tidur dengan nyenyak, ngomong-ngomong dia tidak pernah ingin aku memanggilnya Prince, dia selalu bilang bahwa aku lebih suka menjadi hambamu tanpa memberikan alasan kepadaku. 


Aku menatapnya selama beberapa saat sebelum memberikan kecupan ringan di dahinya. Naruto akhirnya membuka matanya dan memberikan senyuman paginya.


"Selamat Pagi!" Kami berdua mengatakan pada waktu yang sama membuat kami cekikikan.



"Bangun Naruto-kun, kau perlu menyikat gigi terlebih dahulu, kemudian kita sarapan bersama" Aku menyuruhnya untuk segera bangun. "Sarapan akan dingin, jika kau berlama-lama." Kata ku meraih tangan Naruto menariknya menuju kamar mandi.


Dia hanya memberikan senyumannya dan melakukan aktifitasnya sendiri. Setelah selesai dia segera menyusulku ke ruang makan.


Kami duduk dan makan sarapan bersama-sama sembari mengobrol, Aku mencoba untuk mendapatkan informasi tentang akan di bawa kemana kencan kami kali ini, tapi tetap saja Naruto merahasiakannya dan dengan sangat terpaksa Aku menyerah biar saja menjadi kejutan. 



Setelah sarapan Aku membersihkan piring sedangkan Naruto bersiap-siap untuk pergi kekampus karena dia ada kelas. 


Karena Aku tidak memiliki kelas hari ini jadi setelah mengantar Naruto, Aku memutuskan pergi berbelanja untuk membeli gaun. 


Aku meminta Ino untuk menemaniku berbelanja dengan ku karena dia yang pandai dalam hal fashion. Tapi Ino tidak bisa karena harus bekerja di rumah sakit dan shiftnya sampai pukul 5 sore. 


Jadi Aku putuskan untuk belanja sendiri, Aku berkeliaran di semua butik yang berbeda dan akhirnya menemukan gaun yang menurutku cocok.



Tidak seperti waktu pertama kali dia mengajakku kencan dan membuatku panik, kali ini aku berhasil membagi waktu secara merata. Aku bersiap-siap sebelum 5:30 pm dan dengan setia menunggu Naruto kembali.
.


.

~ H D A M ~
.




Tepat pukul 05:50 aku mendengar suara langkah kaki serta kunci dan ketika pintu terbuka Aku melihat kekasih tampanku sudah berpakaian rapih.


Aku berdiri melihat Naruto dari kepala sampai kaki. Rambut tetap sama pirang dan jabrik, ke bawah lagi Aku melihat Naruto mengenakan polos t-shirt hitam di dalam jaket blazer hitam berpadu dengan orange di luar.

Sederhana namun terlihat elegan, kemudian terus bergerak turun Aku melihat Naruto mengenakan navy skinny jeans biru gelap dengan sepatu kulit hitam. Meskipun pakaian itu terlihat sederhana tapi tetap saja Aku menyukainya. 


Kini giliran Naruto untuk melihat kearahku, jika diperhatikan aku tetap meiliki gaya rambut yang sama lavender berponi polos dan lurus. Aku mengenakan gaun biru tua. Mungkin gaun ini terlalu menunjukkan lekuk tubuhku karena Naruto mengerutkan kening , atau mungkin dia sadar bahwa gaun ini terlalu pendek karena Aku sedikit memamerkan kaki panjang ramping milikku. Aku juga mengenakan sepasang sepatu hak berwarna biru senada dengan warna gaun milikku.



Aku mengabaikan tatapannya, segera meraih tas di sofa kemudian berjalan lebih dekat ke arah Naruto dan berputar di sekitar 360 derajat. "Bagaimana penampilanku?" Aku bertanya sedikit berharap mendapat pujian darinya.



"Kau terlihat sangat cantik dan errr... seksi ...." Naruto berkata sedikit gugup matanya menyusuri kaki ku lagi.



Karena aku mengikuti kemana arah mata Naruto dan itu benar mendarat di kaki ku yang mungkin terlalu terbuka, membuatku terkekeh. Aku mengabaikannya menempatkan kecupan ringan di pipinya. "Kau juga terlihat begitu tampan dan aku selalu menyukai gaya rambutmu."



“Terimakasih atas pujiannya my Princess, Biarkan malam ini Aku menjadi you’r servant” Naruto berkata membungkukkan sedikit badannya dan menawarkan lengannya seperti pelayan yang akan menjaga tuan puti di dongeng-dongeng. 


Aku tertawa memberi pukulan ringan di lengannya dan segera menautkan lenganku ke lengan miliknya.


Ketika kami tiba di luar Aku benar-benar tertegun dengan mobil yang ada didepanku . Alih-alih melihat Honda Civic tua putih, kini di depan kami sebuah mobil bermerek Italia, Alfa Romeo dengan warna lavender favoritku.



"Dari mana Kau mendapatkan mobil mahal?" Aku bertanya asih dalam keterkejutan.



"Yah, aku mungkin tidak mampu membeli mobil mahal tapi aku masih mampu untuk meminjamnya selama satu hari." Naruto menjawab sambil tersenyum seraya membuka pintu kursi penumpang.



Aku segera melangkah masuk ke dalam mobil dengan senyum lebar, Naruto lembut menutup pintu dan menuju kursi pengemudi. Dia mulai menghidupkan mesin dan melaju ke tempat tujuan. 


Dalam perjalanan kami hanya bertukar senyuman, karena Aku tidak ingin mengganggu konsentrasinya, lagipula Aku masih belum menemukan jawaban dimana kita akan pergi serta kejutan apa lagi yang mungkin bisa Naruto berikan.


Ini terassa seperti kencan pertama karena hatiku berdetak begitu cepat, membuat ku seolah akan mendapatkan serangan jantung .


Tidak terasa Naruto akhirnya mengarah ke sebuah hotel bintang lima. Itu sempat membuatku mengernyitkan kening, “apa yang akan kita lakukan di hotel ?” sebuah pemikiran tak terduga tergelincir dari otakku.

*Hinata P.O.V End*


.


.

~ H D A M ~
.


.

*Naruto P.O.V*

Kami tiba di sebuah Hotel Bintang lima yang berada di dekat perbukitan dan lumayan jauh dari kota.


Setelah memberhentikan mobil tepat di depan pintu Hotel, Aku segera keluar dan sedikit berlari ke sisi lain mobil membuka pintu untuk Hinata. Hinata melangkah keluar dari mobil tampak sedikit bingung, mungki dia berpikir mengapa mereka di sebuah hotel? Apakah Aku berniat mencoba untuk sesuatu yang nakal...? Hahaha dan pasti kalian juga berpikir seperti itu, tapi tenang saja my Princess Aku selalu memegang janjiku untuk selalu menghormati wanita apalagi wanita setulus dirimu. Dan untuk para pembaca yang berpikiran sudah tidak bersih maaf tidak akan terjadi hal-hal nakal disini.


Aku menyerahkan kunci mobil ke salah satu pria untuk parkir valet. Aku kemudian memegang tangan Hinata dan memasuki hotel bersama-sama. Aku rasa Hinata mulai tegang,


"Tenanglah my Princess, Aku tidak akan melakukan sesuatu yang nakal disini, hanya saja disini ada restoran dan makanan disini benar-benar patut untuk diacungi jempol , Aku rasa kau pasti suka." Aku mencoba menjelaskan agar Hinata tidak berpikir bahwa Aku akan berbuat hal nakal kepadanya. 



"Aku tidak memikirkan apa-apa." Hinata memukul lengan dengan lembut dan dapat kalian lihat bahwa pipinya merah merona meskipun sedikit. Dia buru-buru menarikku ke arah restoran.

Aku terkikik melihat reaksinya.

Begitu kami memasuki restoran Aku segera menyuarakan namaku kepada pelayan dan pelayan tersebut membawa kami ke sebuah meja yang telah Aku pesan. 


Suasananya begitu menenangkan, dengan dekorasi ruangan yang berkelas. Aku melirik sedikit ke arah Hinata dia terlihat tidak tenang.


“Kenapa my Princess, apakah ada yang salah?”Aku bertanya mencoba memastikan.



“Mmmmm, tidak apa-apa, Aku hanya merasa sedikit gugup, karena ini pertama kalinya Aku di sebuah restoran berkelas”Hinata menjawab dengan jujur dan memberikan senyuman minta maaf. 


“Tenang saja my Princess, you’r servant always beside you”Aku mencoba menenangkannya.

Dia membalas dengan senyuman, tanda bahwa dia percaya.


Aku mengambil alih untuk memesan makanan, hati-hati mengamati ekspresi Hinata ketika memesan. Ketika ekspresi Hinata sedikit berubah, aku segera mengubah perintah untuk sesuatu yang lain sampai Hinata benar-benar memiliki ekspresi memuaskan. 



Setelah memesan makanan kami duduk dalam diam mendengarkan melodi yang indah yang dimainkan oleh seorang pianis. 


Bebarapa menit kemudian seorang pelayan datang membawa sebuket mawar berdiri dibelakang Hinata. Segera Aku berdiri untuk mengambil mawar tersebut dari tangannya. Hinata menunjukan eksperesi terkejut ketika Aku membawa sebuket mawar merah dan berlutut dihadapannya.


"99 mawar yang berarti Aku akan mencintaimu hingga ajal menjemputku." Aku berkata berlutut dengan satu kaki untuk menyamakan dengan tinggi Hinata yang masih duduk nyaman dikursinya.


Ternyata tindakanku mendapatkan perhatian semua orang di restoran karena Aku merasa banyak pasang mata menatap kearah kami. 


Pipi Hinata mulai memerah ketika ia menerima mawar dariku dan dengan cepat memberikan kecupan di pipiku.

“Terimakasih” bisiknya.


Aku mendengar suara tepuk tangan dari seorang kemudian disusl banyak tepuk tangan meriah. Jika kalian perhatikan adegan ini tampak seperti Aku sedang melamar Hinata dan Hinata menerimanya.
*Naruto P.O.V End*
.


.

~ H D A M ~
.


.
*Hinata P.O.V*
Aku terdiam setelah menerima mawar dari Naruto, dia benar-benar membuatku merona karena malu dan sekaligus bahagia. Aku pikir Naruto adalah seorang pemula dalam hal-hal romantis tapi setelah malam ini Aku berubah pikiran. 


Kemudian makanan yang kami pesan datang, Kami berdua makan dalam suasana penuh kasih dan tenang. Semuanya terjadi persis seperti dalam film-film romantis silahkan kalian bayangkan sendiri. 


Setelah selesai makan malam Naruto membayar tagihannya.


“Aku merasa kenyang, bagaimana jika kita jalan-jalan sebentar, tidak terlalu jauh dari hotel ini ada pantai kecil “Naruto menawarkan kepadaku.


Karena merasa hal yang sama jadi Aku mengangguk setuju, kami melepas sepatu kami dan membawanya ditangan kami yang kosong, berjalan bergandengan tangan di sepanjang pantai pantai dengan kaki telanjang.


Kaki kami bersentuhan dengan pasir basah dan air yang dingin.



"Terima kasih untuk hari ini, ini adalah kencan terbaik yang pernah kumiliki." Aku berkata berhenti dari berjalan dan menghadap ke arah Naruto.


Naruto memeluk pinggangku menariknya lebih dekat. Dia memberikan kecupan lembut dipuncak kepalaku sebelum mengatakan "Aku akan melakukan segalanya untukmu."



Aku merasa ada jutaan kupu-kupu di perutku dan Aku merasa ingin menangis. Aku menyandarkan kepalaku di dada Naruto. Tidak ada kata-kata yang bisa aku ungkapkan untuk menggambarkan betapa bahagianya Aku saat ini kami hanya diam mendengarkan suara gelombang. 


Setelah merasa bosan berdiri kami berjalan menjauh dari pantai basah mencari pasir kering tempat untuk duduk menikmati langit malam yang indah. 


Kami duduk di atas pasir dan kepalaku bersandar ke dada Naruto, menatap langit malam yang indah sambil mendengarkan detak jantung damai milik Naruto.


"Hinata my Princess, aku mencintaimu." Akhirnya Naruto mengatakan tiga kata yang selama ini telah ku tunggu.



Meskipun Aku tahu Naruto mencintaiku, tapi mendengar tiga kata itu keluar dari mulut Naruto itu adalah hal berbeda. Aku mengangkat kepalaku dari dada Naruto dan menatap pacar tampanku. 


Bibirku melengkung sebuah senyuman tanpa aku sadari sedangkan yang kutatap masih memandangi langit malam.


Karena malam semakinlarut dan baru sekarang Aku merasakan dingin dari angin laut yang begitu mengusik, tanpa sadar Aku meringkuk lebih dekat memeluk Naruto.


“Apakah Kau kedinginan?”Naruto bertanya khawatir. “Sebaiknya kita segera kembali, lagi pula ini sudah terlalu malam”Dia segera meneruskan dan mengajakku berdiri.


Aku belum mau meninggalkan moment indah ini tapi angin ini benar-benar membuatku kedinginan, dan sayang Aku benar-benar lupa membawa jaket.


Naruto segera melepas jaketnya dan memakaikannya ke tubuhku”Pakailah pasti dingin, Aku tidak ingin jika my Princess sakit”. Aku merona karena tindakannya.


“Terimakasih my Prince, Tapi nanti Naruto-kun justru yang sakit”Aku mencoba menolak karena takut bahwa dia yang akan sakit.


“No Prince, I’m You’r Servant, and seorang servant haru kuat untuk selalu menjaga tuan putri”


“Kenapa Naruto-kun lebih suka jadi hambaku dari pada jadi pangeranku ?” Aku akhirnya bertanya bingung.


“Karena, aku tidak pantas menjadi seorang pangeran, lagi pula jika Aku pangeran maka Aku tidak bisa selalu bersama tuan Putrinya, karena aku akan disibukan mengurusi pemerintahan, tapi lain halnya jika Aku adalah hambamu, karena Aku bisa 24 jam bersamamu dan melayanimu itu adalah hal yang paling aku inginkan”

Aku hanya semakin merona ketika mendengar jawabannya.

Akhirnya kami kembali kehotel dan Naruto segera mengambil mobilnya dan melaju untuk kembali ke Apartemen.


Jalanan begitu sepi dan terlihat menyeramkan, karena ini daerah perbukitan dan lumayan seram. Naruto memutuskan untuk pulang karena dia tahu bahwa besok Aku ada jadwal mendadak.


Katika kami sampai di setengah perjalanan, Tiba-tiba Naruto harus memberhentikan mobilnya mendadak. Di depan kami sebuah mobil sedan melintang menutupi jalan yang kami lalui. Kenapa perasaanku tidak enak begini. 


“Tenang disini oke my Princess! Biar aku yang memeriksa keluar”


“Tapi Naruto-kun...”


“Sssssttt... tenanglah jangan panik, Aku akan menjagamu”Dia memotong ucapanku, memberikan kecupan ringan di dahiku seraya mebuka pintu dan keluar. Dia mengunci pintu dari luar, ketika dia mendekat ke arah mobil yangg menghalangi tiba-tiba....

*Hinata P.O.V End*
.


.

~ H D A M ~
.


.

To Be Continue...

Comments