“Hidup dalam Air Mata” Chapter 7
“Hidup dalam Air Mata”
Chapter 7
Author : KA Jung Liu
Disclaimer :
Manga dan semua carekter Naruto cuma milik Masashi Kishimoto,
Naruto dan Hinata mutlak milik Masashi Kisimoto kita hanya sebatas pengagum mereka. Akan tetapi Naruto hanya milik Hinata. Dilarang keras memisahkan Naruto dari pelukan Hinata! Bagi Keluarga Naru_Hina Lover’s
(UUD NHL 2013 Pasal 2 Ayat 1)
Pairing : Naruto & Hinata
Rate : M
(Untuk tidak kekerasan dan kata-kata kasar, Tiak ada adegan Limenya )
Genre :
Angst. Action, Romance, Tragedi, (Mungkin?)
Warning:
Ide cerita pasaran, OOC, AU, Typo,Tanda baca salah, No EYD, Agak BAKU, membingungkan, dan masih banyak kekurangan yang lain.
.
.
~ H D A M ~
.
.
*Naruto P.O.V*
Suara alarm berdering membangunkanku. Aku mengayunan lenganku kearah suara itu berasal dan dengan satu pukulan dering alarm berhenti. Aku membalikkan tubuhku ke sisi lain dan perlahan-lahan membuka mataku. Kalian tahu hal pertama yang tertangkap penglihatanku adalah wajah teman terbaikku, sontak hal tersebut membuat ku terkejut.
"Apa-apaan sih ini?"Aku sadar dan setengah berteriak, mataku membulat marah saat aku mendorong jauh-jauh orang yang tengah nyaman tidur di sampingku sambil memelukku kini.
Lee mengerang dan mencoba untuk menghentikanku dari mendorongnya. Dia perlahan membuka matanya seolah itu bukan masalah besar. "Hei, berhenti mendorongku ..."Lee berkata masih setengah tidur.
"Kenapa sih kamu di rumahku, di kamarku, tidur di tempat tidurku dan di sampingku ?" Aku mempertanyakan, bukannya Aku keberatan jika Lee berada dirumahku, hanya saja Aku benar-benar kesal karena Lee keseringan muncul tanpa memberitahu ku dan menyerang privasiku.
Lee duduk tegak dan sekarang benar-benar terjaga. "Aku tidak punya pilihan, Zee telah menggangguku. Dia benar-benar menjengkelkan. "
"Jadi kau datang ke sini untuk menghindarinya?"Aku bertanya, Lee tidak menjawab hanya mengangguk sambil menguap.
Aku hanya memutar mata acuh. Itu bukan pertama kalinya Lee menginap di tempatku hanya untuk menghindari beberapa wanita, dan kadang-kadang Aku harus berpura-pura menjadi pacarnya sehingga para wanita yang mengejarnya akan berhenti mengganggunya, meskipun itu benar-benar menjijikan.
"Jadi bagaimana kencanmu semalam dengan Hinata?" Lee tiba-tiba bertanya untuk mengubah topik.
"Bagaimana kau tahu? Dan itu bukan kencan, hanya makan malam biasa. "Aku sedikit terkejut.
"Makan malam biasa ya? Tapi pasti kalian bukan hanya sebatas teman. Kalau hanya sebatas teman dia tidak mungkin mengirimkan pesan teks yang mengatakan “Semoga Mimpi Indah * *’, dia pasti ingin Kamu bermimpi tentangnya. "Lee masih menggodaku.
"Kamu melihat ponselku lagi!?" Aku berkata tak percaya.
"Hei, bukannya Aku berniat. Tapi kamu memeluk ponesel mu dan membawanya tidur, itu membuatku penasaran. Mengapa sih kalian berdua tidak jadian saja? Sudah waktunya bagimu untuk mendapatkan apa yang dinamakan cinta "Lee membungkus lengannya di bahuku dan menyikut nya ringan.
"Tidak sesederhana itu Lee, Aku tidak ingin dia terluka karena Aku. Kau tahu kan kita berada di Kitsune, siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada kita "Aku mendesah dan mengakui apa yang ada dalam pikiranku.
Aku tidak yakin apa yang Aku rasakan untuk Hinata, tapi jelas bahwa Aku merasa sesuatu yang istimewa, sesuatu yang tidak pernah Aku dirasakan sebelumnya kecuali ketika Aku dengan Hina-Chan.
"Naruto Kamu perlu sedikit lebih egois dan memikirkan diri sendiri. Kita mungkin akan mati setiap detik tapi setidaknya Kamu tidak akan menyesal ... tidak sepertiku "Lee menepuk bahuku sebelum bangun dan meninggalkan ruangan. Matanya penuh penyesalan dan kesedihan yang membuat hatiku miris. Aku tahu dia merujuk pada kehilangan Maito Guy, orang yang paling dia kasihi sebagai saudara.
"Haruskah Aku menjadi sedikit lebih egois?" Aku bertanya kepada diri sendiri.
*Naruto P.O.V End*
.
.
~ H D A M ~
.
.
* Sakura P.O.V*
"Ayah jangan khawatir Aku berjanji akan menemukannya kembali."Aku berkata dengan wajah pasti. Dengan kata tersebut aku mengakhiri video call dengan ayah Sasuke yang berada di Thailand. Aku menghembuskan nafas pasrah bersandar ke kursi kulit besar yang nyaman, hingga ketukan pintu terdengar.
"Masuk !" Aku berteriak dan menyandarkan kepalaku dimeja sembari memijat pelipisku.
"Boss, mobil sudah siap. Dan Boos memiliki pertemuan pada pukul 1 malam." Yuugo berkata kepadaku setelah dia masuk kedalam.
Yuugo adalah sekretarisku dan pengawalku, yang Sasuke kirim untuk melindungi ku. Sejak Sasuke berada dalam keadaan koma Yuugo telah berjanji kepada Sasuke untuk melindungiku, bahkan jika itu harus menggunakan nyawanya sendiri.
Aku bangkit dari tempat dudukku, meraih tas dan meninggalkan kantor dengan Yuugo yang mengikuti di belakangku. Yuugo akan mengantarku ke rumah sakit di mana Sasuke dirawat, Aku selalu menyempatkan waktu sekali dalam sehari untuk mengunjunginya selam ia koma.
Sebelum kami ke rumah sakit Aku berhenti di toko bunga dan membeli sebuket Lily.
Aku berjalan ke tempat paling akrab untukku dengan memegang buket Lily di tangan. Para perawat yang mengenalku menyapaku ketika kita berjalan berpapasan.
"Sakura Nee-san."Konan seorang perawat di ruang Sasuke menyambutku.
Aku sering datang kesini dan menunjukan sisi paling baik dariku, tapi tentu saja Konan tidak tahu bahwa kami adalah gangster.
"Konan, biarkan Aku yang mengurusnya."Aku menyerahkan buket Lily ke pada Yuugo dan mengambil handuk dari tangan Konan . Konan membungkuk ke arahku kemudian meninggalkan ruang untuk memberi kami waktu sendirian.
Aku membilas handuk kedalam ember air dan memeras airnya. Aku membuka kancing kemeja Sasuke dan menggunakan handuk tersebut untuk membersihkan tubuhnya. Yuugo menggantikan bunga di vas yang telah layu dengan Lily yang aku berikan padanya.
"Sasuke-kun apa yang harus Aku lakukan?, Jika kamu terjaga, kamu pasti tahu apa yang harus kita lakukan untuk memecahkan masalah "Aku mulai berbicara dengan Sasuke yang tengah koma. Ini menjadi satu-satunya waktu di mana Aku dapat menunjukkan sisi lemah dari diriku.
Aku berhati-hati
"Boss ini sudah hampir 1 siang."Yuugo mengingatkanku.
Aku menempatkan kecupan di dahi suamiku seperti biasanya sebelum meninggalkan ruangan.
.
.
~ H D A M ~
.
.
Kami kembali ke markas Kitsune di mana pertemuan akan berlangsung. Markas Kitsune terlihat seperti bangunan bisnis pada umumnya dengan sekuriti yang kuat menjaga pintu masuk dan kamera keamanan.
Setiap penjaga keamanan yang Aku lewati akan membungkuk dan menyapaku dengan suara tegas. Aku memasuki ruang pertemuan, ternyata yang lain sudah berkumpul dan duduk di posisi mereka masing-masing.
Disisi kananku ada Uchiha Itachi, Inuzuka Kiba dan Nara Shikamaru. Yang duduk di sisi kiriku adalah Sabakuno Gaara, Sabakuno Kankuro dan Hidan. Masing-masing dari mereka bertanggung jawab untuk daerah tertentu, selama mereka tidak mengganggu satu sama lain mereka mendapat uang cukup banyak jika hidup damai bersama-sama.
Tapi di antara keenam pimpinan tersebut yang paling Aku takuti adalah Itachi , selain kelompoknya adalah yang terbesar di antara semua, ia juga kerabat dari keluarga Sasuke. karena itu ia mempunyai banyak kekuasaan untuk melakukan apapun yang dia inginkan.
Bahkan terkadang para tetua tidak bisa mengontrolnya. Ketika Sasuke dalam keadaan koma semua orang baik-baik saja dengan prihal bahwa Aku menjadi pemimpin pengganti Sasuke di Kitsune. Hanya Itachilah yang keberatan. Tetap saja meskipun dia tidak menyukai dan menyetujui ku sebagai pemimpin, pada akhirnya ia masih harus mematuhi pada keputusan para tetua.
"Sakura-san apa yang akan kamu lakukan sekarang, Maito Guy sudah mati dan obat-obatan tidak bisa ditemukan "Itachi menjadi orang pertama yang berbicara ketika aku memasuki ruang pertemuan.
"Apakah kamu tahu apa yang hilang jika kita tidak bisa menemukannya" Kata-kata tersebut membuatku sadar, bahwa Itachi akan menggunakan alasan ini untuk menurunkan aku dari jabatan yang ku pegang di Kitsune saat ini dan dengan kekuasaannya dia akan menjadi satu-satunya yang cocok untuk mengambil alih posisi itu.
"Aku masih menyelidiki kasus ini dan Aku pasti akan memberikan penjelasan yang masuk akal mengana hal tersebut" Jawabku saat aku mulai duduk di tengah mreka melepas kacamata hitam yang ku kenakan. Itachi hanya menyeringai dan tidak mempertanyakan lagi.
"Apakah ada sesuatu ingin kalian laporkan dalam pertemuan ini?" Ini adalah pertanyaan yang biasa Aku ajukan dalam setiap pertemuan rutin yang kami miliki.
"Hidan, Aku dengar gadis di bawah umur milik tertangkap kemarin."Aku bertanya untuk memasatika apakah berita yang ku dengar benar.
"Bos jangan khawatir semua aman terkendali ditanganku. Polisi tidak akan mampu berbuat banyak. dan anak-anak itu akan datang kembali, mereka tidak punya tempat lain untuk melarikan diri” Hidan berkata dengan seringai di wajahnya. Ya Hidan bertanggung jawab untuk para pelacur dan bisnis gigolos, bahkan ada rumor yang mengatakan dia mengetes para pekerjanya sebelum mempekerjakan mereka. Orang ini tidak peduli tentang apa pun kecuali bisnis dan uang.Meski begitu dia memiliki kepribadian bijaksana, dia suka bercanda dan suka sekali mengacaukan kehidupan seksual.
"Boss senjata kita yang kita sepakati dari kelompok Hatake telah mereka kirim. Kemungkinan tiba besok malam "Shikamaru melaporkan tentang kesepakatan baru-baru ini dengan Hatake. Dia yang bertanggung jawab untuk semua penawaran yang berhubungan dengan senjata. Tugasnya adalah untuk mengimpor mereka ke negara lain dan menghubungi si pembeli.
Untuk sisanya. Ada Gaara, ia bertanggung jawab untuk semua bisnis perjudian. Kankuro bertanggung jawab untuk semua usaha panti pijat dan klub sauna, Kiba bertanggung jawab untuk mengurus semua klub malam kecuali Seiryu karena Aku menyerahkan tanggung jawab klub itu untuk Naruto. dan Itachi bertanggung jawab atas semua transaksi obat bius dan sejenisnya.
Namun kesepakatan dengan Akatsuki , tentang obat-obatan yang Maito Guy curi tidak ada hubungannya dengan Itachi, karena dia tengah mengambil cuti dan tidak bertanggung jawab atas kesepakatan tersebut.
"Baiklah, jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi atau dilaporkan maka rapat telah selesai."Aku berkata karena mereka terlihat tenang dan tidak ada yang berbicara lagi untuk melaporkan.
Itachi menjadi yang pertama meninggalkan ruangan disusul Kiba yang mengikuti di belakangnya. Itu cukup jelas bahwa Kiba lebih mematuhi perintah Itachi dari pada pemimpin Kitsune, mungkin juga karena Itachi memberikan Kiba kekuasaan.
Shikamaru cukup dekat denganku karena dia juga mengenal Naruto. Sementara Gaara, Kankuro, dan Hidan mereka memilih untuk netral, mereka hanya menuruti siapa yang memimpin.
Karena kekuasaan Itachi telah berkembang selamaini, membuatku takut bahwa dia akan mengambil alih Kitsune segera dan membuat semua kerja keras yang Sasuke lakukan akan berada di tangan orang lain. Itu membuatku benar-benar khawatir.
.
.
~ H D A M ~
.
.
*Hinata P.O.V*
Aku mendesah sembari berjalan melewati lorong gedung kampusku membawa setumpuk buku. Pikiranku hanya dipenuhi bayangan Naruto dan kami bahkan belum menghubungi satu sama lain sejak makan malam terakhir bersamanya.
"Aku benar-benar berpikir bahwa kita dapat bertemu lagi ..."Aku bergumam lirih.
"Sepertinya seseorang sedang tertekan, karena i tidak melihat seseorang."Ino tiba-tiba muncul entah dari mana disebelah ku yang membuatku sedikit terkejut. Tapi aku hanya memebalasnya dengan senyuman sedikit dipaksakan.
"Hina-Chan ceritakan padaku segala sesuatu yang terjadi selama kencan makan malammu, Aku tidak bisa jika tidak bertanya, karena akan membuatku penasaran dan Aku tidak akan bisa berkonsentrasi untuk mengikuti kuis."Ino berkata kepadaku dengan senyuman diwajahnya.
"Itu benar-benar canggung ..."Aku mengatakan secara singkat apa yang terjadi selama kencan makan malam, karena aku ingin menyimpan rinciannya hanya untuk diriku sendiri.
"Gomennasai Hina-Chan, Aku sama sekali tidak berniat membuatnya canggung untukmu."Ino meminta maaf, mungkin dia merasa bersalah karena menyebabkan kecanggungan antara kami.
“Tidak perlu minta maaf Ino, itu bukan kesalahanmu, beruntung bahwa Naruto mampu menyingkirkan kecanggungan malam itu dan pada akhirnya kami memiliki makan malam yang menyenangkan.”Aku benar-benar tidak menyalahkannya. Aku memberikan senyum terbaikku.
“Arigatou Hina-Chan, sebenarnya Aku masih ingin mendengar banyak cerita untuk malam itu. Tetapi itu saja sudah cukup untukku, Aku ada kuis saat ini. Aku harus pergi, jaanee Hina-chan !”Ino melambaikan tangannya menuju lorong yang berbeda. Aku membalasal lambaian tangannya.
Setelah Ino pergi, itu membuatku kembali melamun. Tanpa sadar aku menabrak sesuatu seperti tubuh manusia, dan tumpukan buku yang Aku pegang jatuh ke tanah.
“Gomennasai...” Aku membungkung meminta maaf tanpa melihat siapa orang yang ku tabrak dan segera mengambil buku yang jatuh.
Orang yang ku tabrak ternyata membantuku mengambil buku-buku yang berserakan. Saat aku melihat ke atas, Aku seperti mengenali wajah orang tersebut.
"Arigatou gozaimasu ... dan Kamu ... "Aku benar-benar tidak bisa mengingat di mana Aku melihat orang ini, tapi Aku yakun pernah bertemu dengannya sebelumnya.
"Tidak perlu bertrimakasih. Aku dengan senang hati membantu seorang gadis cantik "Orang tersebut menjawab sambil menyerahkan kembali buku-buku yang dia pungut.
Dia tersenyum dan segera pergi, Aku membeku di tempat masih mencoba mengingat di mana Aku pernah melihatnya. Dan butuh sekitar 10 detik untuk mengingat, ketika Aku mengingatnya Aku segera berbalik dan mengejar orang itu.
"Permisi, apakah kamu teman Naruto ?"Aku bertanya kepadanya.
Dia diam selama sekitar 10 detik kemudian menjawab, "Hyuuga Hinata, benar ?"
“Bagai mana kamu bisa tahu nama ku?” Aku benar-benar heran, sekaligus sadar bahwa mungkin Aku tidak salah orang.
“Bagai mana jika kita teruskan mengobrolnya di kafe saja ? tidak sopan membiarkan seorang nona cantik berdiri”Dia justru mengajakkua ke sebuah kafe untuk mengobrol.
“Tentu, dengan senang hati”Mana mungkin aku menolak, jika Aku ingin tahu lebih banyak tentang Naruto, maka satu-satunya pilihan adalah mencari tahu dari seseorang yang dekat dengannya.
Dia tersenyum, dan segera bejalan kearah kafe. Kami duduk di sebuah meja kosong dan orang tersebut memesan minuman untuk Kami.
"Oh hampir lupa, Aku belum memperkenalkan diriku, Aku Lee, teman terbaik Naruto "Lee berkata dengan antusias.
"Senang bertemu denganmu, Aku Hinata."Aku menjawab memperkenalkan kembali diriku, meski dia sudah tahu namaku.
"Aku tahu." Lee teersenyum sembari mengambil minumannya.
"Apakah kamu juga mahasiswa di sini?"Aku bertanya penasaran kepadanya.
"Tidak, Aku hanya datang ke sini untuk mencari Naruto dan untuk bertemu orang-orang baru." Jawab Lee dengan senang hati.
"Ah, ya Aku mengerti ..." kemudian Aku mulai mengutak-atik cangkir, Aku benar-benar bingung bagaimana memulai pertanyaan tentang Naruto, mungkin Lee tahu segalanya.
Tiba-tiba Lee tertawa dengan keras. Membuatku menatapnya dengan tatapan kosong.
“Gomen ... hanya saja ekspresimu saat itu benar-benar lucu "Lee mencoba menahan tawanya namun gagal.
"Gomennasaia ... Kamu tahu Naruto sering bercerita tentangmu. Oh bukan , Lebih tepatnya Aku yang selalu memintanya untuk memberitahukan tentang hal itu. "Lee akhirnya berhenti tertawa.
"Dia bercerita tentangku? Apa yang dia katakan tentang aku? "Aku bertanya ingin tahu.
"Banyak ... Tapi aku tidak bisa memberitahumu, jika kamu ingin tahu kamu harus bertanya padanya sendiri "Lee berkata, dan membuatku sedikit kecewa, namun Lee melanjutkan," Tapi Aku akan membantumu.. "Lee tersenyum kepadaku, entah apa yang dia maksud. Kemudian Lee mengambil telponnya dan menelpon seseorang
"Yah! Aku tahu kamu di universitas sekarang, segera datang ke kafe Ryu kalau tidak aku akan mengganggumu malam ini “ Kemudia dia segera menutup telepon.
Aku sedikit terkejut, siapa yang dia telpon apa mungkin Naruto.
“Baiklah, kita hanya tinggal menunggunya untuk kesini, sehingga kamu bisa bertanya langsung pada orangnya”Lee memberikan jawaban atas pertanyaan di pikiranku. Aku hanya mengangguk dan memberikan senyum terima kasihku.
Untuk mengisi kekosongan menunggu Naruto kami berbicara tentang hal-hal acak tetapi masih berkisar Naruto.
*Hinata P.O.V end*
.
.
~ H D A M ~
.
.
*Author P.O.V*
“Kenapa ancamannya harus selalu menggangguku. Sebenarnya apa yang dia inginkan sih... Aish,.. dia benar-benar merepotkan, Awas kamu Lee”Naruto menggerutu dalam hati, dengan langkah secepat mungkin dia berjalan menuju kafe Ryu.
Saetelah dia sampai di dalam kafe, dia melihat Lee dan Hinata.
Itu membuatnya syok, terkejut, dan dapat dipastikan bahwa hatinya berdetak kencang. Dia belum siap untuk menghadapi Hinata, karena dia masih bingung dengan perasaan yang dia punya untuk Hinata.
Meskipun demikian Naruto memutuskan untuk tetap berjalan kearah mereka berdua yang telah melihatnya sejak ia melangkah memasuki kafe.
"Astaga! Apa yang membuatmu begitu lama "Lee adalah orang pertama yang berbicara. Ia bangun dari kursinya dan menarik Naruto ke kursi di samping Hinata.
"Karena kamu sudah ada di sini, maka Aku bisa pergi sekarang, Senang bertemu dengan mu Hinata, dan untuk mu Naruto..."Lee membungkuk kepada Hinata. Kemudian mendekat kearah Naruto dan berbicara dalam bahasa Cina, sehingga Hinata tidak akan mengerti.
"Berjuang dan dapatkan kebahagiaanmu "Kata-kata Lee benar-benar masuk kedalam hai Naruto dan kata-kata itu entah bagaimana telah mendorong Naruto untuk mengungkapkan isi hatinya pada Hinata.
"Eh ... Aku bertemu Lee Nii-san di lorong kampus hari ini dan entah kenapa aku ingat bahwa dia teman mu dan dia ... "Hinata mulai menjelaskan bagaimana dia bertemu dengan Lee tapi Naruto tidak berniat untuk mengetahuinya, bahkan ia memotong kalimatnya.
"Hinata ada sesuatu yang Aku ingin memberitahukan kepadamu"Naruto menghadapi Hinata dan akhirnya mendapat keberanian untuk berbicara.
Jantung Hinata mulai berdetak lebih cepat, dia senang dan mengantisipasi pada apa yang akan dikatakan oleh Naruto . Mudah-mudahan itu sesuatu seperti "I love you", "aku suka kamu" atau "Jadilah pacarku" Hinata berharap dalam hati.
Karena kafe sedikit bising Naruto membawa Hinata pergi ke tempat yang lebih tenang, tempat di mana tidak ada seorang pun kecuali mereka berdua, mereka berhenti di taman.
"Hinata, Aku tidak tahu bagaimana untuk menggambarkan apa yang Aku rasakan terhadap kamu, tapi aku merasa kehangat dan merasa menjadi orang yang lebih baik setiap kali aku bersamamu." Naruto akhirnya mengakui perasaan yang sebenarnya.
Jantung Hinata kembali berdebar lebih cepat, tidak ada kata-kata seperti "cinta" atau "pacar", tetapi itu sudah cukup membuatnya merasakan ada kupu-kupu didalam perutnya. Keduanya hanya saling menatap satu sama lain dengan Naruto sabar menunggu jawaban.
Tapi ketika Naruto tidak menerima jawaban apapun, dia merasa begitu kecewa "Gah! Kamu mungkin merasa Aku ini orang aneh dan tidak pantas untuk kamu percayai, karena memiliki perasaan tersebut. Kita hanya bertemu dan berbicara secara langsung bisa dihitung dengan ... "
Sebelum Naruto bisa menyelesaikan kalimat nya Hinata mengambil inisiatif memeluk naruto dengan erat. Membenamkan kepalanya kedada bidang milik naruto, membiarkan Naruto tahu melalui pelukannya bahwa Hinata tidak ingin Naruto pergi jauh darinya, Hinata ingin Naruto tahu bahwa dia juga mencintainya dengan sepenuh hati, bukan dengan nafsu atau apapun.
Pelukan tiba-tiba tersebut membuat naruto terkejut dan berhenti berbicara. Naruto membalas pelukan Hinata mengecup lemut pucuk kepala Hinata, menyalurkan kehangatan dari tubuhnya untuk mengatakan kepada Hinata bahwa Naruto akan selalu melindungi Hinata.
"Aku mencintaimu Naruto-kun" Hinata mengakui perasaannya dan masih memeluk erat Naruto.
"Hinata ..." Naruto memegang bahu Hinata, melepas pelukan dan menatap matanya mencoba berbicara.
"Please.. Jangan katakan apapun, Aku tahu Kamu tidak yakin dengan apa yang Kamu rasakan saat ini tapi Aku bisa menunggu dan ketika Kamu telah yakin Aku ingin mendengar 3 kata yang ingin kamu ucapkan kembali." Hinata tersenyum dengan senyum paling manis miliknya dan Naruto kembali memeluknya menyandarkan dagunya dekepala Hinata, merasakan kenyamanan memeluk Hinata.
.
.
~ H D A M ~
.
.
To Be Continue...
Comments
Post a Comment