“Hidup dalam Air Mata” Chapter 1
Holaa semuaa, saya kembali bertugas lagi disini, sehabis menikmati liburan yang amazing, apa kalian kangenn dengan sayaa?? *GR mode on wkkwkwkwkw.. tak usah berlama2 lagi, saya mempersembahkan fic ini untuk kalian, fic dari member, member tercinta di FP dan grup KFNI kwkwkwkwkwwkk
(Post by Dennis)
“Hidup dalam Air Mata”
Chapter 1
Author : masih dirahsiakan ?
Disclaimer : Manga dan semua carekter Naruto cuma milik Masashi Kishimoto,
tapi cerita punya Author (ingat selalu Pasal 2 Ayat 1 UUDNH)
Pairing : Naruto & Hinata
Rate : T+ mungkin
Genre : Angst. Action, Romance, Tragedi, (Mungkin?)
Warning: masih irit percakapan, OOC, AU, Typo,Tanda baca salah, No EYD, Agak BAKU, membingungkan, dan masih banyak kekurangan yang lain.
--------------------------
Sumary :
Naruto dan Hinata bertemu secara tidak sengaja, seperti sebuah takdir ingin menyatukan mereka. membuat mereka saling juga Jatuh Cinta pada pandangan yang pertama./ akankah perjalan cinta mereka berlangsung mulus tanpa hambatan. Akankah Hinata masih mencintai Naruto jika dia mengetahui kebenaran tentang apa pekerjaan Naruto./ Akankah Naruto membiarkan Hinata masuk kedalam kehidupannya saat ia sadar, bahwa kehidupan yang dijalani Naruto berbahaya bagi Hinata......... dan Akankah masa lalu mereka terbongkar......???????
--------------------------
#Kuil Sanin, Desa Konoha#
Sebuah kuil terisolasi ini sebenarnya sebuah panti asuhan yang merawat anak-anak yang kehilangan orang tua atau ditelantarkan. Anak-anak di sini terlihat tidak ramah dan naif dari luar, tapi mereka adalah anak-anak yang penuh dengan kesedihan dan kesepian di dalam hati mereka.
Tidak banyak yang tahu tentang panti asuhan ini maka tidak banyak orang datang ke sini untuk mengadopsi anak-anak, tetapi ketika kesempatan itu datang anak-anak disini akan melakukan apa saja untuk diadopsi.
Di panti asuhan ini juga memiliki berandalan cilik, benama Pain Yakuzaku karena ukuran tubuh dan tinggi badannya yang lebih besar dari pada yang lainnya, ia sering mengganggu anak-anak yang lebih kecil untuk menghibur kehidupan membosankan nya.
Hina-chan gadis kecil dengan rambut pendek berwarna violet dan berponi, dengan bola mata unik miliknya yang berwarna putih keunguan menjadi penghuni baru dipanti asuhan ini, dia baru saja menyesuaikan dirinya dengan kehidupan yatim piatunya.
Dia mulai membuka dirinya untuk teman barunya Maki anak laki-laki yang memiliki rambut jabrik pirang dengan mata sedikit berwarna biru dan Ino-chan gadis kecil satu ini memiliki rambut panjang yang selalu di ikat ekor kuda dengan warna cream. Mereka selalu tetap bersama dan melakukan hal-hal bersama-sama.
--------------------------
Hari ini, seperti hari biasanya waktu menunjukan saatnya makan siang. Semua anak-anak mengantri dalam satu barisan untuk mendapatkan makan siang mereka.
Hari ini Maki merasa sangat lapar, dia tidak bisa menunggu lama untuk segera mendapatkan makanannya. Hina-chan, Maki dan Ino-chan mengantri bersama-sama dan dengan sabar menunggu sampai giliran.
Setelah masing –masing dari mereka mendapat satu piring penuh dengan makanan akhirnya mereka pergi untuk menemukan tempat duduk untuk makan. Mereka duduk di sudut ruangan, mereka gembira memakan makanan mereka sampai Pain datang kepada mereka.
"Jadi kamu sudah putuskan untuk bergaul dengan Maki sekarang?" Pain bertanya saat ia menatap Hina-chan dari atas.
Hina-chan terlalu takut untuk berbicara sehingga dia hanya menganggukan kepalanya. Pain menyeringai pada mereka, kemudian ia menyambar piring Hina-chan yang masih penuh.
"Baiklah aku merasa sangat lapar hari ini." Pain menyambar piring dan pergi ke tempatnya. Maki segera bangkit, mengepalkan tinjunya, ia ingin mengambil makan siang Hina-chan kembali tetapi dihentikan oleh Ino-chan.
"Kenapa kamu menghentikanku ?"Maki bertanya kepada gadis kecil yang duduk di sampingnya.
"Apa Maki-Nii tidak ingat? Tsunade Baa-sama mengatakan tidak boleh ada perkelahian. jika tidak, Nii-chan akan dihukum "Ino-chan mengingatkan Maki bahwa mereka sedang diawasi oleh para Miko disana jika ketahuan menimbulkan masalah maka dia akan dihukum.
Maki hanya bisa menelan kemarahannya turun saat ia duduk kembali. Melihat wajah sedih Hina-chan, kemudian ia beralih menatap makan siang yang sedang ia makan.
"Jika Kamu tidak keberatan, Kamu dapat memiliki sisa milikku." Maki mendorong piring yang setengah kosong ke depan Hina-Chan.
Hina-Chan tidak bisa mengatakan apa-apa dan hanya menatap Maki dengan puppy eyesnya.
"Ayo makan jangan hanya melihatku seperti itu." Maki berkata kepada Hina-chan sedikit tersipu, karena ekspresi lucu dari Hina-Chan.
Sebuah senyum lebar terbentuk di wajah Hina-Chan dan dia dengan senang hati menelan makanan tersebut ke tenggorokannya.
Setelah kejadian itu, mereka bertambah dekat satu-sama lain, Maki akan selalu melindungi keduanya, karena Maki merasa lebih tua dari Hina-chan dan Ino-chan. Hina-chan merasa dilindung, merasa memiliki sosok saudara begitu pula dengan Ino-chan.
Pada malam hari Hina-Chan akan sering menyelinap ke tempat tidur Maki di tengah malam. Dia akan memeluk Maki untuk mendapatkan kehangatan dan Maki akan menyambutnya sepanjang waktu.
Suatu malam Hina-Chan tidak bisa tidur karena dia sudah terlalu banyak berpikir dengan kepala kecilnya.
"Nii-chan ." Hina-Chan berbisik saat ia berbalik untuk menghadapi Maki.
"Umm ...?" Maki menanggapi dengan masih setengah tertidur.
"Aku merindukan Kaa-chan dan Tou-chan." Hina-Chan berkata lirih sedikit terisak.
Maki memeluk Hina-Chan erat untuk menghiburnya "Jangan khawatir aku di sini untukmu. Kamu masih memilikiku "Maki kemudian mencium kening Hina-Chan " Jangan berpikir terlalu banyak, tidurlah "Setelah mengatakan hal tersebut mereka berdua jatuh tertidur saat mereka berpelukan erat satu sama lain.
Setiap hari sama untuk mereka, mereka akan bangun, mencuci piring, makan sarapan, belajar, makan siang, kemudian bermain, belajar lagi, makan malam, mandi kemudian tidur. Siklusnya akan terus sperti itu.
Mereka dapat pergi dari panti asuhan jika mereka akhirnya bisa diadopsi atau cukup umur untuk pergi.
--------------------------
"Big news!" Gin berteriak sambil berlari ke ruang makan. Saat itu adalah saat sarapan dan semua anak-anak sedang menikmati sarapan mereka. Dia membungkuk dengan tangan di atas lutut sambil mengatur napas "Pff ... Ada sepasang suami isti datang ke sini pff ... untuk mengadopsi! " dia mengatakan sambil tersengal-sengal.
Semua anak-anak dengan cepat menelan sisa makanan mereka dan beberapa dari mereka langsung pergi untuk melihat pengadopsi baru tanpa menyelesaikan sarapan mereka.
Setelah Hina-Chan, Maki dan Ino-chan selesai dengan sarapan mereka, mereka juga ingin tahu seperti apa adopter baru itu. Mereka berlari ke kantor Tsunade-sama . Pintu ruang itu penuh dan sesak dengan anak-anak panti asuhan yang mereka mengintip melalui jendela kaca dari pintu.
"Nii-chan Aku tidak bisa melihat." Ino-chan berkata sambil cemberut saat ia memegang kemeja Maki .
Maki kemudian jongkong di lantai dan Ino-chan naik ke punggung Maki dengan dukungan Hina-Chan. Ino-chan berhasil mengintip melalui jendela dan melihat keramahan pasangan tersebut sedang berbicara dengan Tsunade-Sama.
Semua anak-anak kembali ke kelas. Setelah Tsunade-sama menyuruh mereka pergi. Di panti asuhan ini hanya ada dua kelas, satu kelas untuk anak-anak antara 5-8 tahun dan kelas lainnya untuk anak-anak antara 8 tahun keatas.Ini adalah satu-satunya waktu di mana Hina-Chan dan Ino-chan dipisahkan dari Maki.
Pasangan adopter kemudian mengamati anak-anak di kelas masing-masing, mencoba untuk memilih yang mereka sukai. Mereka memiliki pengamatan selama 10 menit kemudian meninggalkan panti asuhan,,, tetapi hari-hari berikutnya mereka akan terus datang untuk observasi lebih lanjut.
"Nii-chan, Menurut Maki- Nii apakah aku bisa menjadi orang yang akan diadopsi mereka?" Ino-chan bersemangat mempertanyakan ketika mereka tengah asyik duduk halaman panti asuhan.
"Aku tidak tahu, tapi Aku harap kamu bisa terpilih." Jawab Maki kepada Ino-chan, masih mengelus kepala Hina-Chan yang tengah berbaring di pangkuannya.
Hina-Chan yang tenang akhirnya menyuarakan pikirannya "Tapi jika itu terjadi maka kita tidak akan pernah bertemu lagi." Sebuah ekspresi sedih diungkapkan oleh kedua gadis muda.
"Ayolah, itu lebih baik daripada tinggal di sini. Semua anak di sini ingin diadopsi oleh sebuah keluarga bahagia. "Kata Maki saat dia mencoba untuk meringankan suasana hati.
--------------------------
Sudah 4 hari sejak pengamatan yang dilakukan oleh pasangan suami istri, pasangan itu datang kembali dengan keputusan akhir mereka. Setelah berpikir keras mereka akhirnya memutuskan untuk mengadopsi Ino-chan karena ia cocok untuk menjadi putri mereka.
Ketika berita itu diumumkan Ino-chan melompat dalam sukacita sementara anak-anak yang lain terlihat kecewa. Maki merasa senang untuk apa yang Ino-chan dapat dan Hina-Chan sedih karena itu berarti mereka tidak akan dapat melihat satu sama lain lagi.
Setelah pengumuman itu Ino-chan perlu berkemas dan pergi dengan keluarga barunya segera. Meskipun Ino-chan senang tapi sekarang dia menangis, karena dia berpikir akan berpisah dengan teman-temannya.
Dia memeluk Maki dan Hina-Chan erat ketika mereka mengucapkan salam perpisahan.
"Jangan menangis Ino-chan, Hina-chan , Kalian bisa selalu mengirimkan surat jika kalian saling merindukan dan aku yakin kita pasti bisa melihat satu sama lain lagi." Maki mencoba menghibur kedua adik kecilnya yang tengah menangis ,dengan lembut Maki menepuk punggung mereka.
Mereka memiliki saat mereka bersama-sama sebelum Ino-chan harus meninggalkan panti asuhan. Maki dan Hina-Chan melambaikan tangan, setelah Ino-chan masuk ke dalam mobil hitam Mercedes Benz.
"Sepertinya hanya kamu dan aku sekarang.”Maki meremas lembut tangan kecil Hina-Chan.
--------------------------
Butuh waktu yang lama untuk keduanya menyesuaikan diri dengan kehidupan tanpa Ino-chan. dan kehidupan tampak jauh lebih tenang, karena Ino-chan adalah anak ceria, dan cerewet di antara mereka.
Hina-Chan dan Maki jauh lebih dekat dari sebelumnya karena mereka hanya memiliki satu sama lain untuk saling bergantung, mereka akan melakukan segala sesuatu bersama-sama dan Hina-Chan dengan karakter pemalu tidak ingin jauh dari Maki bahkan untuk satu detik saja.
--------------------------
Hingga kesempatan langka lain datang, sepasang suami-istri lain datang ke panti asuhan untuk mengadopsi. Seperti biasa semua anak-anak akan bersemangat. Prosesnya akan sama seperti tahun lalu.
Maki tahu bahwa kemungkinan untuknya diadopsi sebuah keluarga jarang, karena biasanya keluarga tersebut hanya akan mengadopsi anak-anak yang lebih muda. Jadi dia berdoa agar Hina-Chan bisa menjadi orang yang akan dipilih.
Biasanya hanya akan membutuhkan waktu yang sebentar, untuk Pasangan memilih yang akan diadopsi, ternyata kali ini dibutuhkan waktu seminggu bagi pasangan tersebut untuk memutuskan siapa yang akan diadopsi.
Untuk Maki, dia merasa bahwa Kami-sama mendengar do’anya, pada akhirnya Hina-Chan lah yang dipilih oleh pasangan tersebut. Setelah mendengar pengumuman itu Maki menangis terharu saat ia memeluk erat Hina-Chan.
Hina-Chan justru masih tenggelam dalam dunianya sendiri, dia masih syok tentang apa yang sebenarnya terjadi. Maki membantu Hina-Chan untuk mengemasi barang-barangnya dan Hina-Chan hanya berdiri diam di belakang Maki sambil menangis.
"Nii-chan Aku tidak ingin pergi aku tidak ingin meninggalkan Maki-Nii sendirian." Hina-Chan bergumam dengan air mata di seluruh wajahnya yang cantik.
Maki berbalik dan memeluk lembut Hina-chan "Ssst! Kamu harus pergi, itu yang terbaik bagi Hina-chan dan Aku "Maki mengelus punggung Hina-chan dan mengencangkan pelukannya. Maki melepas pelukan mereka saling menatap kedua mata mereka merah dengan air mata masih menetes.
Maki menyeka air mata Hina-Chan dengan kedua ibu jarinya, menepuk kepala Hina-chan dengan sayang dan kemudian melanjutkan mengepak barang-barang Hina-Chan.
Pengepakan selesai dilakukan oleh Maki untuk Hina-Chan dan Hina-Chan masih menempel pada Maki berusaha untuk menariknya kembali, tapi gagal. Maki menyerahkan bagasi kepada orang tua baru Hina-Chan.
Maki membungkuk untuk menyamakan tingginya dengan Hina-Chan dan menyeka air mata yang menutupi wajahnya.
"Ingatlah untuk menjadi seorang gadis yang baik." Maki mencium dahi Hina-Chan untuk terakhir kalinya sebelum membawa Hina-Chan kepada orangtua barunya.
Mata Hina-Chan masih merah dan air mata masih menetes tapi dia tenang, tidak seperti sebelumnya menangis dengan suara keras karena dia tidak ingin meninggalkan Maki, ia menggigit bibirnya dan menatap Maki, sebelum dia pergi, dia berlari kembali ke Maki untuk memberikan satu pelukan terakhirnya.
Ketika mereka berpisah pelukan, Hina-Chan mengeluarkan kalung dengan tali perak dan cincin sebagai bandulnya, yang ada di lehernya, kalung itu adalah hadiah dari orangtua kandung Hina-Chan dan itu tidak pernah lepas dari dia.
Hina-chan melepaskannya dari lehernya, meletakkannya dileher Maki,kemudian melihat Maki untuk terakhir kalinya , sebelum Hina-Chan berjalan ke BMW mewah dimana orangtua barunya menunggunya. Meskipun Hina-Chan telah berada di dalam mobil, tapi matanya tidak pernah meninggalkan sosok Maki .
Dari jendela belakang ia terus menatap Maki dan Maki hanya melambaikan tangan sampai mobil itu tidak terlihat lagi.
"Sepertinya hanya diriku sendiri sekarang." Maki mendesah sambil berbisik kepada dirinya sendiri dan setetes air mata jatuh.
Tsunade-Sama mendekati Maki dan memeluknya erat. Dia menepuk kepala laki-laki kecil itu dan mendesah. "Kau benar-benar anak bodoh."
--------------------------
Bagaimana kehidupan yang dijalani oleh Maki selepas kepergian Hina-chan, apakah mereka bertiga akan dapat bertemu kembali ? Kita tunggu jawabannya di chapter selanjutnya... khu...khu...khu...khu
Penjelasan :
Maki : Nama kecil untuk Naruto
Hina-chan : Nama kecil untuk Hinata
Ino-chan : Nama kecil untuk Ino
Ceritanya dibagian ini mereka belum memiliki nama marga setelah kematian orang tua kandung mereka. Mereka hanya memakai nama panggilan dari orangtua kandung mereka.
Oke ! Author ingin mengucapkan Gomennasai,,, jika awalnya kurang menarik... yang jelas endingnya akan tetep Happy ever After.
Author pingin main tebak2 sama temen2 yang author sayangin ini,,, Kalo ada yang bisa tebak siapa Author ini,,, maka ceritanya akan segera Author lanjutkan....
Kalo gk ada yang tau... terpaksa author akan menunda kelanjutannya sampai waktu yg pas.
Salam Persahabatan dari
Author
Sudah baca kan apa kata author?? sedikit games untuk kalian , games nya adalah jika kalian ingin melihat kelanjutan fic ini secepat cepatnya, kalian harus menebak siapa author membuat fic ini... siapa hayoo?
Comments
Post a Comment